“PS. I Love You” di JF3 2025: Panggung Cinta, Lakon Store hingga Susan Budihardjo

INDOPOSCO.ID – Jakarta Fashion & Food Festival (JF3) kembali menjadi etalase inspiratif bagi narasi-narasi kuat dalam dunia mode. Tahun ini, panggung JF3 di Summarecon Mall Serpong dipenuhi oleh semangat cinta, identitas, dan ekspresi kreatif yang tak terbatasi. Di bawah tema besar “PS. I Love You,” Lakon Store menghadirkan pertunjukan emosional melalui kolaborasi lima brand lokal, disusul oleh eksplorasi penuh keberanian dari Susan Budihardjo Fashion Forward Institute lewat koleksi bertajuk “Controversy.”
Susan Budihardjo Fashion Forward Institute: “Controversy” . Saat Perbedaan Menjadi Kekuatan
Mengusung tema “Controversy”, Susan Budihardjo Fashion Forward Institute memamerkan 94 look hasil karya 27 siswa dan siswi dalam sebuah show yang membenturkan elemen-elemen kontras maskulin dan feminin, lembut dan keras, tradisional dan modern. Perbedaan itu tidak dibenturkan untuk menciptakan konflik, melainkan diolah menjadi harmoni desain yang mencolok namun tetap estetis.
“Tema Controversy kami angkat sebagai refleksi dari keberanian para desainer muda dalam mengolah perbedaan menjadi kekuatan desain. Ini adalah panggung mereka untuk bicara melalui karya,” ungkap perwakilan institusi mode tersebut.
Sebagai penutup, ditampilkan koleksi kolaboratif bertema grafiti digital printing yang menonjolkan warna, karakter, dan teknik eksploratif. Sebanyak 32 look menjadi puncak selebrasi atas semangat urban dan kebebasan berekspresi—mewakili generasi muda mode Indonesia yang tidak takut bersuara lewat busana.
Lakon Store dan Kisah Cinta Multidimensi di “PS. I Love You”
Di waktu yang berdekatan, Lakon Store memukau publik lewat pertunjukan penuh rasa dalam “PS. I Love You.” Lebih dari sekadar koleksi busana, ini adalah surat terbuka tentang cinta dalam berbagai bentuk: kerinduan, semangat, kebangkitan, hingga kekuatan dalam diam. Lima subtema: Saudade, Rebirth, Eternal Flame, Shadowed Love, dan Savage Love menjadi benang merah yang menenun cerita dalam detail setiap karya.
Kolaborasi dengan lima brand lokal menghadirkan spektrum ekspresi yang luas:
Saroengan – “Bayang”: Menghidupkan Kembali Sarung Sebagai Simbol Identitas
Membawa sarung keluar dari bayang-bayang masa lalu, Saroengan membuktikan bahwa tradisi bukanlah artefak mati, tapi simbol hidup yang bisa terus bercerita. Koleksi ini menjadi bentuk kebangkitan makna dan ingatan dalam narasi kontemporer.
Lakon x byDree – Denim dan Kerinduan Tanpa Nama
Kolaborasi ini menghadirkan denim sebagai simbol kekuatan perempuan. Melalui desain yang mengedepankan fungsi dan makna, koleksi ini menyerukan pesan bahwa setiap langkah perempuan layak ditemani semangat dan kepercayaan diri.
Senja Sore “BARA”: Cinta yang Tak Tersirat Tapi Selalu Terasa
Lewat permainan warna merah dan hitam serta penggunaan kain dari berbagai daerah Indonesia, Senja Sore menyampaikan bahwa cinta tak selalu harus bising. Kadang, ia hadir dalam diam membakar, menyala, dan menetap.
Kyrra “OASEA”: Menemukan Tenang di Tengah Hiruk Pikuk
Palet biru dan kuning lembut serta siluet urban membentuk suasana oasis di tengah padatnya kehidupan modern. Koleksi ini adalah pengingat bahwa ketenangan adalah kekuatan baru.
Oxford Society – “Undeserved Love”: Elegansi yang Tak Meminta Balasan
Terinspirasi dari busana kantor klasik, koleksi ini menghadirkan sisi lembut dari cinta yang tulus—yang memberi tanpa pamrih. Detail mawar merah menjadi simbol hubungan tak terlihat, namun mengakar kuat.
RAGA dan EMBODIMENT MALFUNCTION: Ketika Mode Menyatu dengan Seni dan Gagasan Radikal
Selain koleksi ready-to-wear, JF3 2025 juga menampilkan dua eksplorasi artistik:
RAGA membawa pengalaman teatrikal yang menggugah. Mode tak lagi hanya dikenakan, tapi dihidupi. Tubuh menjadi arsip emosi, luka, dan transformasi, ditampilkan melalui koreografi yang intens, keheningan yang tajam, dan busana yang berubah bentuk.
EMBODIMENT MALFUNCTION menyuarakan ketidaksempurnaan dan gangguan fungsi sebagai bentuk estetika baru. Siluet yang glitching, material absurd, dan warna bertabrakan menjadi simbol dari dunia yang tidak lagi stabil, namun penuh kemungkinan eksplorasi.
JF3 2025: Sebuah Selebrasi Narasi, Emosi, dan Masa Depan Fashion Indonesia
JF3 2025 bukan sekadar panggung mode. Ini adalah ruang di mana cinta, identitas, dan keberanian diwujudkan dalam benang dan potongan kain. Dari romantisme visual Lakon Store, eksplorasi emosi RAGA, hingga kontroversi penuh energi dari Susan Budihardjo Fashion Forward Institute—JF3 mengukuhkan dirinya sebagai festival yang merayakan keragaman suara dan visi para kreator muda tanah air.
Karena dalam setiap helai kain, ada cerita. Dalam setiap langkah di runway, ada perasaan. Dan dalam setiap karya, ada keberanian untuk menjadi berbeda. (ibs)