Gaya Hidup

Kendaraan Listrik Jadi Eco-Lifestyle Trendi Masa Kini

INDOPOSCO.ID – Kendaraan listrik semakin menjadi bagian dari gaya hidup ramah lingkungan masyarakat urban Indonesia. Tak hanya menawarkan efisiensi biaya dan teknologi yang kian mumpuni, kendaraan listrik kini dianggap sebagai simbol pergeseran gaya hidup menuju kesadaran ekologis yang lebih tinggi eco-lifestyle.

National Project Manager ENTREV Boyke Lakaseru menilai bahwa adopsi kendaraan listrik tidak lagi hanya digerakkan oleh insentif atau tren teknologi, melainkan juga oleh kesadaran masyarakat untuk hidup lebih berkelanjutan.

“Banyak masyarakat, terutama generasi muda dan kelas menengah urban, mulai melihat kendaraan listrik sebagai bagian dari identitas mereka yang peduli lingkungan,” ujar Boyke.

Menurut Boyke, eco-lifestyle bukan lagi istilah eksklusif yang hanya relevan di komunitas lingkungan. Dalam praktiknya, konsep ini kini merambah pilihan sehari-hari: dari membawa tumbler, mengurangi plastik sekali pakai, memilih produk lokal, hingga beralih ke transportasi rendah emisi.

“Dengan kendaraan listrik, kita tidak hanya mengurangi polusi udara. Tapi juga memutus ketergantungan pada bahan bakar fosil, sekaligus berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca,” jelasnya.

Boyke menyebut, dalam konteks kendaraan roda dua, biaya operasional motor listrik kini terbukti jauh lebih hemat dibandingkan motor konvensional. Untuk menempuh jarak 40–60 kilometer, kendaraan listrik hanya memerlukan biaya sekitar Rp3.000 jika diisi daya di rumah. Sementara itu, sepeda motor berbahan bakar minyak membutuhkan biaya sekitar Rp10.000 dengan pertalite atau Rp12.500 dengan pertamax untuk jarak yang sama. Dengan demikian, kendaraan listrik menawarkan penghematan biaya lebih dari sepertiga dibandingkan motor konvensional.

“Kalau seseorang punya rutinitas harian seperti ngantor, kuliah, atau antar-jemput anak sekolah, motor listrik sangat cocok dan praktis. Ini membuatnya ideal untuk masyarakat kota besar,” ujar Boyke.

Sebagai proyek kerja sama UNDP dan Kementerian ESDM, ENTREV mendorong ekosistem kendaraan listrik dengan pendekatan partisipatif. Salah satunya adalah menyasar komunitas pecinta lingkungan, komunitas ibu rumah tangga, hingga pelaku UMKM yang ingin menekan ongkos logistik.

“Jadi, kendaraan listrik bukan barang mewah. Ini alat sehari-hari yang seharusnya makin mudah diakses siapa pun yang ingin hidup lebih sehat dan ramah lingkungan,” tambah Boyke.

Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dari aktivitas manusia, Boyke optimistis kendaraan listrik akan menjadi salah satu elemen penting dalam gaya hidup masa kini yang tidak hanya mengikuti tren, tapi juga membawa dampak positif bagi bumi.

“Menjaga lingkungan kini bisa dimulai dari perjalanan pagi ke kantor. Itu bentuk nyata eco-lifestyle yang sederhana, tapi berdampak besar,” tutupnya. (ibs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button