Jaga Reputasi Diri, Akademisi: Rekam Jejak Digital Itu Abadi dan Susah Dihapus

INDOPOSCO.ID – Pentingnya berlaku positif di dunia digital untuk menjaga rekam jejak digital tetap baik. Salah satunya dengan selalu menyebar berita positif di media sosial (Medsos).
Pernyataan tersebut diungkapkan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Eko Pamuji dalam acara daring, Selasa (27/8/2024).
Ia menuturkan, untuk menjaga reputasi diri di media sosial dengan tidak menyebar hoaks (berita bohong). “Menyebar hoaks sama saja dengan meruntuhkan reputasi diri,” ucapnya.
Ia menegaskan, aktivitas digital di media digital atau media sosial akan meninggalkan rekam jejak digital abadi dan susah dihapus.
”Jejak digital merupakan kumpulan semua jejak data digital, baik positif maupun negatif. Itu berupa dokumen atau akun, dan tertinggal atau tersedia di alat-alat digital (offline) maupun yang disimpan secara online (terhubung ke internet/dunia maya),” jelasnya.
Menurut Eko, menabur informasi positif akan menjadi kebaikan di kemudian hari. Sebab, hal itu akan menjadi jejak digital yang kemudian dibaca semua orang, termasuk yang punya kepentingan.
“Ingat, kini sebagian besar perusahaan meneliti aktivitas online dari para pelamar di perusahaannya (cyber-vetting atau vetting online),” imbuhnya.
Menyebarkan berita hoaks, lanjut Eko, akan memberikan rekam jejak dan reputasi buruk penggunanya. Untuk pengguna, perlu memilih dan memilah informasi dengan mempertimbangkan dampaknya sebelum menyebarkan.
”Pertimbangkan baik atau buruk. Jangan mudah percaya pada berita yang tidak masuk akal,” katanya.
“Buatlah jejak digital yang positif, jangan mudah terpancing berita negatif dan ikut menyebarkannya,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Sekolah UPTD SMPN 1 Sekampung Udik, Fajar Mundoko menambahkan, perkembangan kemajuan teknologi digital telah dan akan sangat disruptif bagi siapa saja yang tidak siap, termasuk para guru dan siswa.
”Literasi digital adalah jawaban atas disruptif teknologi. Manfaat literasi digital, belajar lebih cepat dan efisien,” katanya.
Diketahui, program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) menjadi salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan. Kegiatan ini menargetkan kenaikan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat di akhir 2024. (nas)