Kenali Varian Omicron, Cegah Gelombang Ketiga

INDOPOSCO.ID – Siloam Hospitals Semarang mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap peningkatan penularan Covid-19 varian Omicron melalui bincang kesehatan bertajuk ‘Kenali Varian Omicron, Cegah Gelombang Ketiga’ pada kanal live Instagram, Jumat (7/1/2022).
Dokter Spesialis Patologi Klinik dari Siloam Hospitals Semarang, dr. Nalurita Ng. Sp. PK mengatakan, mengacu pada data WHO, karakteristik varian Omicron yang cepat menular temasuk kemampuan virus guna menyebabkan suatu penyakit.
“Varian Omicron menjadi VOC (Varian of Concern) karena sifatnya yang sangat menular dan ada kemungkinan penurunan efektivitas alat diagnostic dan vaksin yang ada sekarang,” ujarnya.
Baca Juga : Cegah Meluasnya Kasus Omicron, Ini 5 Hal yang Perlu Diperhatikan
dr. Nalurita menjelaskan, varian ini menular dengan cepat dan dapat me Re-infeksi penyintas atau yang sudah mendapatkan dosis vaksin. Meskipun hingga saat ini, risiko rawat inap, gejala berat bahkan kematian akibat varian Omicron tergolong rendah.
“Tapi kita harus tetap waspada karena semakin banyak yang kena, semakin tinggi risiko kelompok rentan (lansia, anak-anak dan komorbid) untuk terkena, meningkatkan angka keterisian RS, RS penuh, lama-lama yang butuh penanganan bisa tidak tertangani,” bebernya.
PCR sebagai Deteksi Akurat
Sejak ditetapkannya status pandemi Covid-19 pada Maret 2019, hingga saat ini Covid-19 telah mengalami mutasi ke beberapa varian, yaitu Alpha, Beta, Delta dan yang terkini saat ini adalah varian Omicron. Pemeriksaan yang paling ideal untuk mendeteksi infeksi Covid-19 sampai saat ini dapat dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction).
Baca Juga : Kasus Omicron Didominasi Pelaku Perjalanan Luar Negeri, Mayoritas dari DKI
“Metode swab test atau usap digunakan untuk mengambil sampel dari hidung dan tenggorokan,” kata dr. Nalurita.
Sementara, penelitian menjelaskan varian Omicron lebih dominan di daerah ‘Bronchus’ tidak seperti varian Delta yang lebih dominan di parenkim paru. Dari hal ini, bisa diindikasikan betapa varian ini akan keluar menyebar apabila si ‘carrier’, hanya dengan batuk saja. Dan masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa VOC ini tidak berbahaya.
Nalurita menjelaskan, masyarakat perlu memperhatikan MIS-C atau Multisystem Inflammatory Syndrome in Children, yaitu kumpulan syndrome akibat Covid-19 pada anak-anak. Angka kejadian memang sedikit, tapi berisiko fatal sampai kematian.
“Ada banyak informasi tentang pengembangan virus yang beredar. Misalnya virus Flurona’ yang bukan varian baru dari Corona dan sebenarnya adalah ‘ko-infeksi’ satu sama lainnya. Sedangkan ‘Delmicron’ sendiri juga belum dapat disebut VOC menurut para ahli WHO,” beber dr. Nalurita.
Oleh karena itu, ia mengingatkan agar masyarakat dapat secara bijak memilih informasi sesuai sumber yang jelas keakuratannya, termasuk secara kontinyu menjalankan protokol kesehatan, seperti 5M + 3T + vaksinasi dan tentunya hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi dan rutin berolahraga. (arm)