Cara ini Pastikan Obat Asli atau Palsu, Simak Penjelasannya

INDOPOSCO.ID – Penggunaan obat antibiotik harus menggunakan resep dokter. Dan penggunaan antibiotik juga harus habis, sesuai anjuran dokter. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Apoteker Guardian Indonesia Sondang Simamora dalam acara daring, Sabtu (13/3/2021).
Ia menegaskan, konsumsi antibiotik tidak sesuai anjuran dokter akan menyebabkan tubuh menjadi kebal atau resistance terhadap antibiotik. Apalagi konsumsi antibiotik dilakukan dalam jangka panjang. “Antibiotik ini serasa obat dewa,” ucapnya.
Menurut Sondang, banyak masyarakat melakukan konsultasi seputar kesehatan. Dan perempuan paling besar melakukan konsultasi. Mereka berasal dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), Jawa Timur, Sumatera dan Bali.
“Perempuan banyak melakukan konsultasi, diangka 70 persen. Dan 60 persen berusia 17-30 tahun,” bebernya.
Sondang mengatakan, program tanya apoteker Guardian merupakan mitra pemerintah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Dengan memberikan pelayanan konsultasi obat secara online.
“Di masa pandemi, kami ingin memastikan penggunaan, efek samping penggunaan obat,” terangnya.
Pada masa pandemi Covid-19, dikatakan Sondang, masyarakat banyak mengkonsumsi vitamin C. Tetapi tidak mengetahui komposisi vitamin C. Komposisi dosis harian resmi vitamin C, menurut Sondang, sebesar 200 mg.
“Dosis harian vitamin C untuk menunjang kesehatan di masa pandemi banyak tidak diketahui oleh masyarakat. Bukan 500 mg, tetapi sesuai kebutuhan tubuh pasien. Karena vitamin C bisa kita peroleh dari makanan dan minuman,” katanya.
Lalu untuk mengetahui obat asli atau palsu, menurut dia, maka pelanggan harus membeli obat dari sarana resmi seperti apotik, pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan sarana resmi lainnya. Kemudian harus melakukan pengecekan kemasan, izin edar dan tanggal kadaluwarsa obat.
“Di setiap obat juga ada formasi produk untuk mengetahui baik atau tidak obat,” ucapnya. (nas)