Lansia Jadi Prioritas untuk Vaksinasi, ini Alasannya

INDOPOSCO.ID – Angka kematian akibat Covid-19 pada umumnya terjadi pada kelompok usia lanjut (lansia). Mengacu pada situasi itu, maka kelompok populasi ini turut menjadi prioritas untuk dilakukan vaksinasi. Namun, pada pelaksanaannya tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
“Dalam penerapan vaksinasi, perlu dilakukan beberapa tahap pemeriksaan dan riwayat penyakit sebelumnya. Untuk individu dengan penyakit kronis diperlukan evaluasi lanjutan apakah kondisi tersebut sudah terkontrol atau tidak. Bila sudah terkontrol, dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu screening kuesioner RAPUH,” tutur dr Sherrvy Eva Wijayaningrum M. Biomed, Sp.PD., dari Siloam Hospitals Jember melalui aplikasi Instagram Live di Kota Jember, Jawa Timur, Senin (21/02/2021)
Disebutkannya, kuesioner RAPUH meliputi lima hal, yakni resistensi, aktivitas, penyakit, usaha berjalan dan hilang berat badan.
Dibeberkannya, resistensi dilakukan untuk melihat apakah Anda mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga dan tanpa istirahat di antaranya. Untuk aktivitas untuk melihat seberapa sering Anda mengalami kelelahan dalam 4 minggu terakhir.
Kemudian, apakah Anda menderita lebih dari 4 penyakit dengan jenis hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke dan penyakit ginjal. Lalu apakah Anda mengalami kesulitan berjalan kira-kira sejauh 100-200 meter. Dan terakhir, apakah berat badan Anda turun dibandingkan dengan berat badan 1 tahun lalu.
“Namun setelah pemberian vaksin dilakukan, maka lansia masih tetap harus dikontrol oleh dokter dengan tetap menjalani aturan protokol kesehatan,” katanya.
Menurutnya, batasan pemberian vaksinasi pada lansia mulai dari usia 60 – 89 tahun. Jika sudah berumur di atas 90 tahun, maka sudah masuk kategori tereliminasi. Pemberian vaksin sinovac ini adalah jenis vaksin in-aktif (mati), yaitu virus/bakteri yang dimatikan dengan suhu panas atau bahan kimia (radiasi) dan perlu dilakukan pengulangan seperti halnya vaksin flu.
Vaksin membentuk antibodi sekaligus merupakan suatu zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh pada suatu penyakit. Zat atau senyawa ini merupakan suatu penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Dengan harapan virus yang sudah dimatikan itu akan membentuk kekebalan dalam tubuh.
“Namun perlu diingat bahwa vaksinasi tidak menjadikan tubuh kebal terhadap suatu penyakit, tapi membantu kekuatan pertahanan pada tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak divaksin saat terpapar virus,” pungkasnya. (arm)