Gaya Hidup

Dari Ujung Pensil Tercipta Karya Seni Tinggi

INDOPOSCO.ID – Hanya dengan media pensil bisa dihasilkan karya seni yang tinggi. Setidaknya ini yang dilakukan Li Mingjun, seorang penata rias dari wilayah Laishui, Provinsi Hebei, Tiongkok utara. Hobi pria berusia 23 tahun itu adalah mengukir patung miniatur pada ujung pensil.

Li membagikan kreasi-kreasinya seperti ukiran binatang, karakter Bahasa Mandarin, alat musik, dan patung figur, di internet. Li pun menarik banyak pengikut dan suka –like– di dunia maya.

“Luar biasa! Inilah semangat pengrajin yang sesungguhnya,” tulis seorang pengguna di Sina Weibo, platform media sosial asal China yang mirip Twitter.

Sebelum mulai membuat sebuah karya, Li terlebih dahulu akan menggambar bentuk objek yang hendak diukir, membayangkan efek tiga dimensinya, dan bahkan membuat cetakan dengan plastisin atau tanah liat. Li butuh sekitar 10 hari hingga satu bulan untuk menyelesaikan satu karya seni.

Li mahir memilih ukuran pensil dan tingkat kekerasan yang tepat untuk membuat ukirannya. Li menggunakan beberapa jenis pensil seperti HB, 4B, dan 2B untuk membuat karya seninya.

“Pensil di atas grade (tingkat, red) 4B lebih tebal namun lebih lembut, dan butuh kekuatan yang lembut saat mengukir agar ujung pensil tidak patah. Sebaliknya, pensil di bawah grade4B lebih tipis namun lebih menuntut (teknik, red) pengukiran yang halus,” katanya kepada Xinhua dikutip dari Antara.

Untuk membuat karya seninya, dia menggunakan beberapa alat seperti tang, gunting kuku, pisau ukir, dan pisau seukuran ibu jari yang dibuatnya sendiri. Patung figur merupakan bentuk yang paling sulit diselesaikan. “Ukuran jari-jari pada sebuah patung sangatlah kecil, kurang dari 1 mm, dan saya harus mulai dari awal jika ujung pensilnya patah,” ujar Li.

Li, seorang mantan murid seni rupa murni, mulai tertarik dengan seni ukir pensil saat duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) ketika dia mengasah pensil setiap hari untuk membuat sketsa.

“Saya pernah mengukir ujung pensil menjadi bentuk hati, yang kemudian dipinjam oleh seorang teman sekelas saya untuk mengungkapkan isi hatinya kepada seorang gadis,” ungkap Li mengenang hari-hari sekolahnya sembari tersenyum.

Guru Li menyadari bakatnya dalam seni rupa sejak awal. “Dulu guru saya memanggil semua teman sekelas saya untuk berdiri di belakang saya dan belajar cara menggambar garis dari saya,” tandasnya.

Namun, mimpinya menekuni seni pupus karena ibunya berpikir seni terlalu mahal. Meskipun guru seni Li mencoba segala cara untuk membujuknya terus belajar, dia akhirnya putus sekolah.

Dengan bantuan saudara perempuannya, Li kemudian mendapatkan pekerjaan sebagai penata rias untuk drama TV atau pemeran film, yang menurutnya selaras dengan seni rupa murni.

Dia terus mengukir pensil di waktu senggangnya, meski keluarganya menganggap hobi itu hanya buang-buang waktu. Mereka menganggap bentuk seni tersebut tidak relevan dengan pekerjaannya.

Zhen Yalei, wakil presiden eksekutif institut penelitian teknologi dan industri patung Hebei, mengungkapkan bahwa meskipun Li tidak mengambil pendidikan jurusan seni pahat, dia berhasil mengembangkan bakat seninya dan karyanya sangat berkualitas. “Menggunakan pensil sebagai media, dia mencurahkan perasaan batinnya,” ujar Zhen.

Setelah karya-karyanya terkenal di dunia maya, Li mendapat banyak pesanan khusus. Li mematok harga antara 700 hingga 1.000 yuan –1 yuan = Rp2.167– untuk setiap karya seni. Saat berselancar di dunia maya, Li menemukan karya-karya buatan Cindy Chinn, seorang pegiat seni ukir pensil asal Amerika Serikat, dan terinspirasi untuk mengukir bentuk gajah.

“Saya berharap lebih banyak orang dengan hobi yang sama akan bergabung dengan saya untuk saling berbagi pengalaman satu sama lain,” ujarnya. (aro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button