Ekonomi

Distribusi Beras SPHP Meluas, Ritel Modern Jadi Fokus

INDOPOSCO.ID – Di saat kebutuhan beras terus meningkat, kehadiran ritel modern menjadi kunci penting untuk memastikan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) semakin dekat dengan konsumen. Jalur distribusi ini dinilai mampu mempercepat akses masyarakat terhadap beras dengan harga terjangkau.

Untuk itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mempercepat langkah percepatan penyaluran beras (SPHP melalui berbagai kanal, terutama ritel modern. Strategi ini diharapkan mampu menjaga stabilitas harga sekaligus memperkuat ketersediaan beras di tengah tingginya permintaan.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa ritel modern menjadi salah satu ujung tombak distribusi beras SPHP karena lokasinya yang dekat dengan konsumen. Selain itu, pemerataan distribusi di berbagai jalur dianggap penting agar manfaat beras SPHP dapat dirasakan secara luas.

Hal tersebut juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar program stabilisasi pasokan benar-benar dirasakan masyarakat di seluruh wilayah, dari kota besar hingga daerah pelosok.

“Selain penyaluran ke pasar tradisional, tentu kita juga terus masifkan penyaluran ke pasar modern, outlet Perum Bulog, outlet binaan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, BUMN pangan, Gerakan Pangan Murah (GPM), serta ke depan juga beras SPHP ini kita optimalkan untuk dipasok ke Koperasi Desa Merah Putih (KDMP),” kata Arief di Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Arief menambahkan, distribusi melalui ritel modern memberikan efek ganda. Selain memperluas jangkauan beras SPHP, kehadiran produk dengan harga terjangkau di rak ritel modern juga menjadi tolok ukur bagi harga pasar secara keseluruhan.

“Semakin dekat titik distribusi dengan masyarakat, semakin cepat pula dampak positifnya terhadap stabilisasi harga. Itu sebabnya kami memastikan semua jalur distribusi bergerak secara paralel,” sambungnya.

Beras SPHP yang dijual melalui ritel modern dipatok dengan harga terjangkau, yakni Rp 12.500 per kilogram untuk zona 1 (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, Sulawesi), Rp 13.100 per kg untuk zona 2 (Sumatera selain Lampung dan Sumsel, Kalimantan, NTT), dan Rp 13.500 per kg untuk zona 3 (Maluku dan Papua).

Kebijakan zonasi harga tersebut diharapkan dapat menjaga efektivitas program stabilisasi, terutama di ritel modern yang setiap hari dikunjungi jutaan konsumen.

Hingga 10 September 2025, realisasi penyaluran beras SPHP telah mencapai 344 ribu ton atau sekitar 22,97 persen dari target tahunan sebesar 1,5 juta ton. Angka ini terus bergerak naik seiring masifnya distribusi, terutama lewat jaringan ritel modern di seluruh Indonesia. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button