Ekonomi

IHSG Cepat Pulih Tanda Kepercayaan Masih Tinggi, Ini Penyebabnya

INDOPOSCO.ID – Ekonom dan praktisi pasar modal Hans Kwee menilai pembalikan IHSG yang cepat mencerminkan kepercayaan investor masih kuat terhadap kinerja emiten di bursa saham, di samping sentimen positif dampak perekonomian global yang membaik.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua hari terakhir kembali menguat di angka 7.800-an, setelah sempat anjlok cukup dalam pada Senin (1/9) akibat berbagai demonstrasi yang berujung kericuhan dan perusakan pada akhir pekan lalu.

“Banyak investor percaya bahwa saham-saham emerging market memiliki peluang pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan negara maju. Dampak demo diperkirakan hanya bersifat sementara,” kata Hans seperti dilansir Antara, Rabu (3/9/2025).

Hans menegaskan bahwa investor asing masih melihat potensi besar di pasar saham Indonesia, meski sempat jadi sorotan karena gejolak politik dibandingkan negara ASEAN lain seperti Thailand.

Ia turut menyoroti peran regulator atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menghadapi gejolak pasar. OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengambil langkah antisipasi, seperti mengubah aturan trading halt dan menyediakan mekanisme buyback tanpa RUPS untuk menenangkan pasar.

Hans memuji langkah ini sebagai respons yang tepat untuk menjaga stabilitas pasar modal.

“Fundamental ekonomi kita bagus. Langkah pengawasan dan pengaturan OJK sangat baik, dan kerja sama dengan Kementerian Perekonomian juga membantu menenangkan pelaku pasar,” ujar dia.

Hans juga menyoroti peran pemerintah dan aparat keamanan dalam meredam ketegangan. Setelah pidato Presiden RI Prabowo Subianto yang diikuti langkah TNI dalam meredam aksi, kondisi pasar mulai membaik.

“Begitu situasi mulai kondusif, pasar saham kita langsung membaik,” imbuh dia.

Menurut dia, secara umum ekonomi Indonesia masih dalam kondisi yang baik. Indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang kembali naik di atas angka 50 menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan ekonomi.

Dari sisi global, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh perkembangan di Amerika Serikat (AS), seperti intervensi Presiden AS Donald Trump terhadap The Fed dan keputusan pengadilan terkait tarif impor.

Hans pun memperkirakan pergerakan IHSG berada di kisaran 7.800 hingga 8.100. Ia menilai, potensi penurunan sudah terbatas mengingat valuasi saham Indonesia yang relatif murah dan mulai membaiknya kondisi ekonomi.

Ia berharap bahwa ke depan penyampaian aspirasi masyarakat dilakukan secara kondusif dan damai agar stabilitas perekonomian nasional tetap terjaga.

Sebagai informasi, aksi demonstrasi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat mulanya terjadi pada Senin (25/8) di depan Gedung DPR/MPR Jakarta.

Kemudian, demonstrasi kembali digelar pada Kamis (28/9) dan situasi semakin memanas hingga malam hari.

Usai tewasnya pengemudi ojek online Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan taktis Brimob pada Kamis (28/8) malam, ketegangan pun berlanjut pada hari-hari berikutnya dan merembet ke sejumlah kota lain di Indonesia.

Gelombang demonstrasi pun berubah menjadi kerusuhan, diwarnai kekerasan hingga pembakaran serta perusakan aset dan fasilitas umum oleh massa tak dikenal.

IHSG sempat anjlok 2,27 persen ke level 7.771,28 pada penutupan sesi I perdagangan Jumat (29/8), sebelum sedikit berbalik arah dan ditutup di level 7.830,49 pada akhir perdagangan hari yang sama.

Pada Senin (1/9), IHSG dibuka melemah 2,69 persen ke posisi 7.620.10, masih berada di zona merah. IHSG kemudian berbalik menghijau pada Selasa (2/9) dan Rabu (3/9), seiring mulai kondusifnya situasi sosial-politik domestik. (wib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button