Ekonomi

Komitmen ESG Harita Nickel lewat Audit IRMA dan RMAP

INDOPOSCO.ID – Di tengah sorotan dunia terhadap praktik industri pertambangan yang kerap diwarnai isu lingkungan dan sosial, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel memilih jalur berbeda.

Bukan sekadar mengejar capaian produksi, perusahaan tambang dan pengolahan bijih nikel terintegrasi ini juga meneguhkan diri sebagai pionir transparansi dan keberlanjutan dengan merangkul standar internasional paling ketat.

Semester I tahun 2025 menjadi penanda penting. Harita Nickel menjalani proses audit independen berbasis standar The Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA), tolok ukur global yang disebut-sebut sebagai standar paling komprehensif dalam industri tambang.

Proses ini bukan sekadar formalitas, melainkan perjalanan panjang yang dimulai sejak Oktober 2024. Audit memasuki tahap kedua berupa pemeriksaan lapangan pada April 2025. Targetnya ini bisa rampung pada paruh kedua tahun 2025.

“Audit IRMA merupakan bagian dari upaya Harita Nickel untuk menghadirkan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proses operasional. Kami ingin memastikan bahwa praktik kami tidak hanya unggul secara teknis, tapi juga bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan,” ujar Head of Investor Relations Harita Nickel, Lukito Gozali, Minggu (3/8/2025).

Selain audit operasional, Harita Nickel juga memperkuat sisi lain melalui Responsible Minerals Assurance Process (RMAP) yang digagas Responsible Minerals Initiative (RMI), yang mana perusahaan memastikan pengadaan mineral berlangsung secara bertanggung jawab.

Hal ini penting, terutama untuk menghindari penggunaan mineral dari daerah konflik dan area berisiko tinggi.

“Dengan mengikuti proses sertifikasi ini, kami memastikan seluruh rantai pasok memenuhi standar internasional yang mendukung pengadaan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” kata Lukito.

Sejak 2024, fasilitas refinery Harita Nickel, PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) telah mengantongi sertifikasi RMI, sedangkan PT Obi Nickel Cobalt (PT ONC) diperkirakan menyusul pada tahun 2025, disusul dengan fasilitas smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) pada tahun 2026.

Pengakuan atas pencapaian ESG juga ditunjukkan dengan masuknya Harita Nickel ke dalam FTSE4Good Index Series sejak Juli 2025 untuk dua kategori sekaligus: Emerging Markets Index dan ASEAN 5 Index.

FTSE4Good merupakan indeks yang disusun oleh FTSE Russell untuk mengidentifikasi perusahaan dengan kinerja ESG yang unggul dan diakui secara internasional.

Melalui langkah-langkah konkret ini, Harita Nickel menegaskan posisinya sebagai perusahaan yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tapi juga keberlanjutan jangka panjang.(rmn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button