Ekonomi

PEP Bunyu Field Menjawab Tantangan Migas dengan Inovasi PRV: Produksi Tetap Mengalir, Efisiensi Tercapai

INDOPOSCO.ID – Pagi di Pulau Bunyu tak pernah benar-benar sunyi. Dari kejauhan, siluet anjungan dan rangkaian pipa berdiri tegas di bawah cahaya matahari Kalimantan Utara. Di balik suara mesin yang terus berdengung, para pekerja berhelm kuning berjalan cepat, mata mereka awas, langkahnya mantap. Mereka bukan sekadar menjaga sumur minyak, mereka menjaga aliran energi untuk negeri.

Di sinilah, di ujung utara Kalimantan, PT Pertamina EP (PEP) Bunyu Field menulis cerita baru dalam sejarah perminyakan Indonesia. Juni 2025 menjadi saksi keberhasilan penerapan Plug Release Valve (PRV)-sebuah teknologi yang memungkinkan penggantian katup pada selubung sumur (casing valve) tanpa menghentikan produksi. Tidak ada shut-in, tidak ada rig besar yang harus dipanggil. Produksi tetap mengalir.

Bukan sembarang uji coba, PRV langsung digunakan pada dua sumur: B-179 yang menghasilkan 152 barel minyak per hari (Barrel of Oil Per Day/BOPD) dan B-176 yang memompa 56 BOPD. Bagi lapangan migas yang sudah mature, setiap barel yang tetap mengalir adalah emas yang tak ternilai.

Senior Manager PEP Bunyu Field, Despredi Akbar, memandang keberhasilan ini sebagai jawaban atas tantangan besar industri migas.

“Kami percaya bahwa penerapan inovasi dan teknologi memainkan peranan penting dalam menjaga keberlanjutan produksi migas Perusahaan dari wilayah Kalimantan sejalan dengan komitmen PHE dan PT Pertamina (Persero) untuk mendukung pencapaian target produksi migas nasional dan ketahanan energi Indonesia,” ungkap Despredi, dalam keterangannya, Kamis (14/8/2025).

Ia menjelaskan, metode konvensional dalam mengganti casing valve biasanya mengharuskan shut-in alias penutupan sumur. Artinya, produksi harus berhenti sementara, rig perlu dikerahkan, dan waktu terbuang. Semua itu berimbas pada efisiensi, produktivitas, hingga keberlanjutan operasi.

“Berdasarkan pendekatan yang konvensional, perbaikan casing valve memerlukan penghentian produksi dan pengerahan rig sehingga berdampak signifikan terhadap efektivitas, efisiensi, dan keberlanjutan operasi dan produksi migas,” katanya.

Dengan PRV, skenario itu berubah total. Teknologi ini memungkinkan proses penggantian berlangsung presisi tanpa menghentikan produksi. Efisiensi waktu tercapai, biaya bisa ditekan, dan yang terpenting, aliran energi untuk negeri tetap terjaga.

Keberhasilan ini, kata Despredi, bukan datang begitu saja. Ia adalah hasil kolaborasi erat Fungsi Well Intervention (WLI) yang mengandalkan kompetensi teknis, kreativitas solusi, serta evaluasi risiko yang cermat.

“Keberhasilan penerapan teknologi PRV bukan hanya tentang efisiensi teknis, tetapi juga bagian dari upaya strategis untuk menjaga keberlanjutan penyediaan energi, berupa migas dari lapangan PEP Bunyu di Kalimantan Utara. Setiap tetes minyak yang berhasil dipertahankan produksinya adalah kontribusi nyata bagi ketahanan energi nasional,” tegasnya.

Assistant Manager WLI, Nendra Mulia Razak, menuturkan kebanggaannya melihat PRV bekerja dengan presisi di tengah tekanan produksi yang terus berjalan.

“Teknologi ini memungkinkan pemasangan pengganti casing valve tanpa menghentikan sumur,” imbuhnya.

Sementara Senior Supervisor WLI, Evan Sapputro, menempatkan PRV dalam kerangka yang lebih besar: keberlanjutan.

“Inovasi ini sejalan dengan implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di lingkungan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), khususnya pada pilar ‘Operational Excellence & Innovation’ yang menekankan pemanfaatan teknologi yang efisien, aman, dan ramah lingkungan dalam kegiatan operasional hulu migas. Kami percaya bahwa inovasi bukan hanya soal teknologi, tapi keberanian untuk berubah dan memperbaiki,” jelasnya.

Bagi para pekerja di lapangan, keberhasilan ini memberi rasa bangga tersendiri. Bukan hanya karena mereka berhasil menjaga produksi tanpa henti, tetapi juga karena inovasi ini menunjukkan bahwa lapangan-lapangan migas yang sudah mature pun masih punya banyak ruang untuk efisiensi dan pembaruan.

PEP Bunyu Field sendiri merupakan bagian dari Zona 10 Subholding Upstream Regional 3 Kalimantan di bawah kendali PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI). Bersama SKK Migas, mereka mengoperasikan lapangan migas di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan dengan prinsip selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan. Semuanya demi satu tujuan besar: menjaga keberlanjutan produksi migas nasional dan mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia.

Dan di Pulau Bunyu, cerita PRV ini akan dikenang sebagai bukti bahwa inovasi tak selalu lahir dari laboratorium mewah di kota besar. Kadang, ia lahir di tengah teriknya matahari tropis, di antara pipa baja yang berembun minyak, dan di hati para pekerja yang tahu bahwa tugas mereka adalah memastikan energi Indonesia tak pernah padam. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button