AS Resmi Bersekutu dengan Israel Serang Iran, Ekonom: Awas Krisis Global

INDOPOSCO.ID – Amerika Serikat (AS) resmi menyerang Iran dengan menjatuhkan bom di tiga situs nuklir Fordow, Natanz, dan Esfahan.
Ekonom Achmad Nur Hidayat mengatakan, bersekutunya Amerika Serikat dengan Israel di perang timur tengah akan menimbulkan guncangan di pasar minyak, keuangan, hingga stabilitas kawasan.
“Dampak langsung meningkatnya eskalasi di Timur Tengah adalah melonjaknya harga minyak dunia,” ujar Achmad melalui gawai, Minggu (22/6/2025).
Ia mengatakan, Iran adalah produsen minyak terbesar keempat OPEC dan penjaga jalur kritis Selat Hormuz. Sekitar 20 persen suplai minyak global melewati selat ini.
“Satu ledakan saja, satu rudal nyasar, cukup untuk memicu disrupsi yang menelan triliunan dolar kerugian global,” katanya.
“Sejak kabar serangan udara dikonfirmasi, pasar berjangka minyak mentah melonjak tajam,” imbuhnya.
Dalam waktu singkat, menurutnya, harga minyak menyentuh 80 USD per barel dari sebelumnya menyentuh 78 USD/barel. Diprediksi dalam 1 minggu ke depan bila ketegangan berlanjut bisa mencapai 110 USD/barel
“Jika Iran benar-benar memblokir Selat Hormuz, harga bisa menembus $150–170 per barel,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, efek domino dari kenaikan harga minyak dunia sangat luas. Mulai dari inflasi global, biaya logistik yang membengkak, tekanan fiskal bagi negara berkembang, dan tentu saja, ancaman resesi.
“Negara-negara pengimpor energi seperti Indonesia akan sangat terpukul,” ucapnya.
Ia menuturkan, pemerintah akan dihadapkan pada pilihan sulit, menaikkan harga BBM atau menambah subsidi yang akan memperlebar defisit anggaran. “Ini bisa berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat,” ujarnya. (nas)