Ekonomi

Realisasi Belanja Negara Capai Rp620,3 Triliun per Maret 2025, Dorong Percepatan Ekonomi Kuartal I

INDOPOSCO.ID – Hingga akhir Maret 2025, realisasi belanja negara tercatat mencapai Rp620,3 triliun, setara dengan 17,1 persen dari total pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang sebesar Rp3.621,3 triliun. Capaian ini mencerminkan pola belanja yang mulai menunjukkan akselerasi, terutama pada bulan Maret.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa belanja pemerintah pusat mendominasi realisasi tersebut, yakni sebesar Rp413,2 triliun atau 15,3 persen dari total APBN. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2022 dan 2023.

Dari total belanja pemerintah pusat, belanja yang dilakukan melalui Kementerian dan Lembaga (K/L) mencapai Rp196,1 triliun, sementara belanja non-K/L sebesar Rp217,1 triliun.

“Total belanja pemerintah pusat sampai dengan 31 Maret adalah Rp413,2 triliun. Ini adalah 15,3 persen dari total APBN, lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 dan 2023,” ujar Suahasil dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Lebih lanjut, Suahasil menjelaskan belanja K/L sebesar Rp196,1 triliun tersebut dialokasikan untuk belanja pegawai sebesar Rp79,5 triliun atau 26 persen APBN, belanja bantuan sosial sebesar Rp38,9 triliun atau 28,8 persen APBN, belanja modal sebesar Rp25,9 triliun atau 11,1 persen APBN, dan belanja barang sebesar Rp51,8 triliun atau 10,7 persen APBN.

Secara lebih rinci, belanja pegawai di antaranya digunakan untuk belanja pegawai, termasuk gaji, tunjangan profesi guru, tunjangan kinerja, dan vakasi. Sementara itu, belanja bantuan sosial disalurkan untuk Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp7,3 triliun, kartu sembako Rp11 triliun, dan iuran peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN Rp11,6 triliun. Program Indonesia Pintar (PIP) dan KIP Kuliah masing-masing mendapat Rp1,5 triliun dan Rp6,7 triliun.

Pemerintah juga menyalurkan Rp800 miliar untuk pelaksanaan asistensi dan rehabilitasi sosial, serta bantuan permakanan bagi lansia, anak, penyandang disabilitas, dan korban bencana.

Di sisi lain, belanja modal meningkat dari hanya Rp3,1 triliun hingga Februari 2025 menjadi Rp25,9 triliun per akhir Maret 2025 yang dimanfaatkan antara lain untuk peralatan dan mesin Rp22,3 triliun, pembangunan dan perbaikan jalan, irigasi, dan jaringan Rp2,5 triliun, serta perbaikan gedung dan bangunan Rp900 miliar. Sementara, belanja barang hingga akhir Maret mencapai Rp51,8 triliun, melonjak tajam dibanding capaian di dua bulan pertama di 2025 yang mencapai Rp18,3 triliun.

Adapun belanja non-K/L mencapai Rp217,1 triliun. Dana tersebut digunakan untuk pembayaran pensiun sebesar Rp58,9 triliun serta subsidi energi dan pupuk sebesar Rp32,4 triliun. Subsidi tersebut mencakup BBM sebanyak 2.906,7 kiloliter, LPG 3 kg sebanyak 1,368 juta kilogram, listrik untuk 41,9 juta pelanggan, serta pupuk sebesar 1,7 juta ton.

“Kita harapkan ini kemudian menciptakan multiplier efect. Dengan belanja yang sudah cukup besar di bulan Maret, ini memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi kita di triwulan I/2025 yang angkanya akan kita dapatkan dari BPS dalam sekitar beberapa hari ke depan,” tambah Suahasil. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button