Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Butuh Kolaborasi Pemerintah dan Dunia Usaha

INDOPOSCO.ID – Di tengah gejolak ekonomi global yang penuh ketidakpastian, Pemerintah memastikan komitmennya menjaga ketahanan ekonomi nasional. Strateginya jelas, yakni berkolaborasi dengan dunia usaha agar perekonomian tetap tumbuh, berdaya saing, sekaligus membuka lebih banyak lapangan kerja.

“Kami terbuka untuk usulan-usulan terhadap kebijakan yang bisa membuat penciptaan lapangan kerja dan membuat masyarakat punya kesempatan,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Sabtu (6/9/2025).

Airlangga mengapresiasi optimisme dunia usaha yang tetap terjaga di tengah dinamika politik dan ekonomi. Ia menegaskan, kolaborasi erat adalah kunci untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Salah satu usulan baru yang dibawa pemerintah adalah program magang industri enam bulan bagi lulusan baru, lengkap dengan honorarium. “Program tersebut bukan sekadar kerja praktik, melainkan kesempatan nyata bagi para lulusan untuk mendapatkan pengalaman kerja dan keterampilan, sekaligus membantu perusahaan dalam menemukan talenta baru yang potensial,” jelasnya.

Tak hanya menyiapkan tenaga kerja, Pemerintah juga fokus mendorong sektor pariwisata. Pembukaan bandara internasional baru diproyeksikan jadi pintu masuk bagi wisatawan, sekaligus peluang bagi dunia usaha memperkuat destinasi unggulan daerah.

Transformasi digital pun dipacu. Airlangga menyebut pemanfaatan kecerdasan buatan bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

“Digitalisasi, termasuk AI (kecerdasan buatan), itu akan memperkerjakan tenaga kerja yang banyak. Nah, oleh karena itu, pengusaha akan mendorong itu. Jadi ini sekarang sebetulnya akselerasinya akan menjadi semakin tinggi. Tadi disampaikan untuk data labeling saja, itu membutuhkan 10 ribu tenaga kerja,” paparnya.

Di sisi lain, Proyek Strategis Nasional terus dipercepat. Salah satunya pembangunan Giant Sea Wall yang digadang jadi tameng masyarakat pesisir dari dampak perubahan iklim. “Proyek tersebut nantinya akan dilaksanakan secara bertahap dan penawaran kerja sama telah dibuka dengan sejumlah negara mitra seperti Tiongkok, Korea, Jepang, hingga negara-negara Eropa,” imbuhnya.

Di kancah global, posisi Indonesia pun kian diperhitungkan. Airlangga memastikan bahwa IEU-CEPA akan ditandatangani pada 23 September 2025 mendatang. Selain itu, Indonesia juga melanjutkan perundingan dagang dengan Amerika Serikat, sekaligus meraih kemenangan penting di WTO terkait sengketa biodiesel dan nikel.

“Seluruh kebijakan tersebut diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, memperluas penciptaan lapangan kerja, dan memperkuat daya saing Indonesia. Dan keberhasilan ini hanya dapat terwujud melalui kerja sama erat antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat,” tegasnya.

Tak lupa, Airlangga juga menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga iklim usaha tetap kondusif di tengah tantangan global. “Kami akan memberikan kepastian hukum, insentif fiskal, serta menjaga stabilitas makro agar iklim usaha semakin kondusif,” tambahnya.

Dengan langkah-langkah strategis tersebut, pemerintah berharap Indonesia tak sekadar bertahan menghadapi ketidakpastian global, melainkan juga mampu berdiri tegak sebagai kekuatan ekonomi yang tangguh dan berdaya saing. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button