Ekonomi

JECIM 2025 Kembali Digelar Meriah, JEC Luncurkan “Matapedia”, Ensiklopedia Digital Kesehatan Mata Pertama di Indonesia

INDOPOSCO.ID – Setelah lima tahun vakum akibat pandemi, JEC International Meeting (JECIM) 2025 kembali hadir sebagai forum ilmiah oftalmologi terbesar di Indonesia. Tak hanya menghadirkan pakar mata dari 17 negara dan lebih dari 1.200 peserta, momentum ini juga dimanfaatkan oleh JEC Eye Hospitals and Clinics untuk meluncurkan inovasi terbarunya: Matapedia, platform ensiklopedia digital kesehatan mata pertama di Indonesia.

Peluncuran Matapedia menandai langkah penting JEC dalam mendorong transformasi digital di dunia kesehatan, khususnya edukasi publik terkait kesehatan mata. Hadir dalam format teks, audio, video, hingga fitur interaktif “Tanya AI”, Matapedia dirancang sebagai pusat informasi yang akurat, mudah diakses, dan relevan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Tingginya konsumsi informasi kesehatan melalui internet di Indonesia tidak dibarengi dengan kemampuan masyarakat memilah informasi yang valid.

Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat bahwa 27,79% masyarakat mengakses informasi kesehatan secara online. Namun, data Kementerian Komunikasi dan Digitalisasi (KOMDIGI) menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024, terdapat 1.923 konten hoaks yang teridentifikasi—dan 163 di antaranya terkait kesehatan.

“Matapedia hadir sebagai solusi konkret di tengah banjirnya informasi medis yang belum tentu benar. Platform ini kami rancang untuk menjadi referensi tepercaya, bukan hanya bagi masyarakat awam tetapi juga bagi tenaga kesehatan di wilayah terpencil,” ungkap Presiden Direktur JEC Korporat, DR. Dr. Johan Hutauruk, Sp.M(K).

Dengan indeks literasi digital Indonesia yang hanya berada di angka 43,34 (KOMDIGI 2024), kehadiran platform edukatif yang berbasis ilmiah seperti Matapedia menjadi semakin mendesak.

Matapedia menawarkan ratusan artikel mengenai penyakit mata, prosedur medis, teknologi oftalmologi terkini, serta tips merawat kesehatan mata. Semua materi disusun oleh dokter dan kontributor profesional di bidang kesehatan mata, dan disajikan dalam bahasa Indonesia yang mudah dipahami.

Menariknya, Matapedia juga dilengkapi dengan fitur interaktif “Tanya AI” yang memungkinkan pengguna mengajukan pertanyaan medis secara langsung dan mendapatkan jawaban instan berdasarkan basis data ilmiah.

“Target kami adalah menghadirkan lebih dari 1.000 artikel dalam tahun pertama,” lanjut Dr. Johan. “Ke depan, Matapedia juga akan hadir dalam versi aplikasi mobile yang ramah tunanetra, dengan fitur pembaca layar dan panduan audio.”

Platform ini dapat diakses secara gratis melalui situs resmi www.matapedia.id.

Menurut data RAAB, saat ini sekitar 8 juta masyarakat Indonesia mengalami gangguan penglihatan, dengan 1,6 juta di antaranya mengalami kebutaan. Namun, jumlah dokter spesialis mata di Indonesia hanya sekitar 3.000 orang, artinya satu dokter harus melayani lebih dari 2.000 pasien—rasio yang sangat jauh dari ideal.

Hal inilah yang menjadi latar belakang peluncuran Matapedia. “Kami ingin agar setiap orang tua, guru, atau individu di mana pun berada bisa mengakses informasi yang benar dan bisa dipahami. Tidak ada lagi pasien glaukoma yang terlambat berobat hanya karena percaya pada mitos di internet,” tegas Direktur Utama RS Mata JEC @ Menteng sekaligus Ketua JECIM 2025, Dr. Referano Agustiawan, SpM(K).

Diselenggarakan selama dua hari (25–26 April), JECIM 2025 menjadi wadah kolaboratif untuk berbagi ilmu, inovasi, dan teknologi terkini dalam bidang kesehatan mata. Forum ini diikuti lebih dari 1.200 peserta dari kalangan dokter mata, perawat, optometrist, refraksionis optisien, hingga industri kesehatan mata dari 17 negara.

Mengusung tema “Shaping the Future of Vision”, forum ini menampilkan sesi ilmiah, workshop teknis, hingga simulasi bedah inovatif.

Salah satu sorotan utama adalah pengalaman “Surgery in 3D”—pertama kalinya di Indonesia—yang memungkinkan peserta menyaksikan prosedur bedah mata secara imersif melalui kacamata khusus.

Teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk diagnosis retina, teknik bedah semi-robotik yang menjanjikan presisi tinggi, serta pembahasan manajemen rumah sakit mata berbasis global juga menjadi bagian dari agenda utama.

Melalui peluncuran Matapedia dan penyelenggaraan JECIM 2025, JEC mempertegas posisinya sebagai pelopor layanan kesehatan mata yang tidak hanya unggul secara klinis, tetapi juga adaptif terhadap tantangan zaman.

“Kami percaya masa depan oftalmologi harus dibangun lewat inovasi, kolaborasi lintas negara, dan literasi publik yang kuat. Dengan Matapedia, kami berharap bisa memperluas akses terhadap informasi yang akurat dan mendorong masyarakat lebih sadar akan pentingnya kesehatan mata,” tutup Dr. Referano. (srv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button