Jangan Sepelekan Mata Merah, JEC Ingatkan Risiko Uveitis dan Gangguan Retina yang Bisa Picu Kebutaan

INDOPOSCO.ID – Mata merah sering dianggap masalah sepele akibat kelelahan atau iritasi ringan. Padahal, gejala ini bisa menjadi tanda penyakit serius seperti uveitis (peradangan mata) maupun gangguan retina. Jika terlambat ditangani, kondisi tersebut berpotensi berujung pada kebutaan permanen.
Peringatan ini disampaikan oleh JEC Eye Hospitals and Clinics bertepatan dengan peringatan World Retina Day 2025 dan menjelang Inflammatory Eye Disease Awareness Week yang akan digelar pada Oktober mendatang.
🔎 Uveitis: Penyakit Tersembunyi yang Berbahaya
Uveitis adalah peradangan pada lapisan tengah mata (uvea) yang dapat menyerang siapa saja, terutama usia produktif (20–60 tahun). Menurut data, uveitis menyumbang hingga 25 persen angka kebutaan di negara berkembang.
Di Indonesia, penyebab utamanya berasal dari penyakit infeksi sistemik (seperti tuberkulosis dan toksoplasma) serta autoimun. Namun, yang lebih mengkhawatirkan, studi menunjukkan 48–70 persen kasus uveitis tergolong idiopatik, alias tanpa penyebab pasti.
Menurut Dr. Eka Octaviani Budiningtyas, SpM, Dokter Subspesialis Ocular Infection and Immunology JEC, banyak pasien datang dalam kondisi terlambat karena minim pengetahuan mengenai gejalanya.
“Uveitis bukan peradangan mata biasa. Gejalanya sering samar, dan jika tidak segera ditangani, bisa berkembang menjadi katarak, glaukoma, hingga kebutaan permanen,” jelasnya.
Adapun gejala uveitis yang harus diwaspadai, antara lain:
• Mata merah yang bisa disertai nyeri
• Penglihatan kabur atau berbayang
• Muncul floaters (bintik melayang di pandangan)
• Sensitif terhadap cahaya (photophobia)
Karena mirip dengan konjungtivitis (mata merah karena infeksi ringan), banyak orang cenderung mengabaikan tanda-tanda ini.
⚠️ Gangguan Retina, Penyebab Utama Kebutaan di Dunia
Selain uveitis, gangguan retina juga menjadi ancaman besar bagi kesehatan mata. Data WHO menunjukkan:
• 196 juta orang menderita degenerasi makula
• 146 juta orang mengalami retinopati diabetik
• Di Indonesia, prevalensi retinopati diabetik mencapai 43,1%
Retina berperan penting sebagai penghubung cahaya ke otak. Gangguan sekecil apa pun dapat mengganggu fungsi penglihatan total.
🏥 JEC Retina Center: Layanan Siaga 24 Jam
Sebagai pelopor layanan kesehatan mata, RS Mata JEC @ Menteng menghadirkan JEC Retina Center yang beroperasi 24 jam untuk menangani kedaruratan retina.
Didukung 15 teknologi diagnostik canggih seperti Optical Coherence Tomography (OCT), Fundus Fluorescein Angiography (FFA), Indocyanine Green (ICG), Microperimetri, hingga USG mata, JEC Retina Center telah menangani lebih dari 12 ribu pasien retina dan infeksi mata dalam tiga tahun terakhir.
“Sebagai pusat rujukan retina nasional, JEC @ Menteng berkomitmen memberikan layanan retina dengan standar internasional. Kami menggabungkan keahlian dokter subspesialis dengan teknologi mutakhir demi menyelamatkan penglihatan pasien,” tegas Dr. Referano Agustiawan, SpM(K), Direktur Utama RS Mata JEC @ Menteng.
👁️ Edukasi untuk Masyarakat
Melalui momentum World Retina Day, JEC mengajak masyarakat untuk tidak mengabaikan gejala awal mata merah, pandangan kabur, atau gangguan penglihatan lain. Pemeriksaan rutin, terutama bagi penderita diabetes dan autoimun, menjadi langkah penting untuk mencegah kebutaan.
“Semakin cepat gangguan mata ditangani, semakin besar peluang penglihatan bisa diselamatkan. Jangan tunggu sampai terlambat,” tutup Dr. Referano. (srv)