Ekonomi

Ini Dalih Pemerintah Soal Harga Cabai Rawit Tembus Rp100 Ribu Per KG

INDOPOSCO.ID – Fluktuasi harga cabai di tingkat produsen maupun konsumen pada awal tahun dianggap tren berulang, setelah beberapa waktu sebelumnya harga cabai mengalami depresiasi. Itu dapat dijelaskan berdasarkan data panel harga pangan yang dikelola Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa mengatakan tren harga cabai di awal 2025 persis seperti yang terjadi di awal 2024. Klaimnya bulan depan dan beberapa waktu mendatang harganya bakal melandai.

“Memang di Januari tahun ini sama dengan periode sebelumnya. Rerata harganya di atas harga acuan kita. Nanti Februari mulai akan turun dan Maret akan masuk lagi ke range batas bawah dan batas atas,” kata I Gusti Ketut Astawa dalam keterangannya saat rapat koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) cabai di Jakarta dikutip, Jumat (10/1/2025).

Ia mengemukakan, harga cabai merah keriting di tingkat produsen pada tahun 2024 mulai menurun sejak September. Bahkan Oktober cenderung di bawah. “November harganya Rp 14.000 per kilo di petani. Ini sebenarnya para sedulur petani cabai kita sedih,” tutur I Gusti.

“Di sisi konsumen juga sama. Sebenarnya Januari sampai Desember 2024, kalau kita rata-ratakan, harga yang diperoleh konsumen masih masuk di range harga acuan, baik batas bawah maupun batas atas,” tambahnya.

Ia menekankan, pihaknya perlu memetakan daerah mana saja yang mengalami kenaikan harga dan akan didorong suplai cabai dari daerah surplus. Program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) diyakininya dapat mendorong kestabilan harga cabai, utamanya menjelang bulan Ramadhan pada Maret mendatang.

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo mengatakan, penyebab terjadinya fluktuasi harga cabai saat ini karena banjir. “Kalau bahasa kami, tergenang air tanaman kami. Itu kalau cabai, tergenang air dalam kurun waktu 1 bulan, tidak akan pernah ada yang kuat,” ungkap Tunov Mondro.

“Kalau di wilayah Jawa tengah itu bisa sampai 70 persen, kegagalan karena hujan,” tambahnya.

Selain itu, produktivitas turun karena rontok bunga akibat hujan, angin. Itu bunga banyak yang rontok akhirnya probabilitas per pohon itu berkurang drastis bisa sampai di 50 persen “(Lalu) petani banyak yang mengganti (tanam cabai dengan) komoditas tanaman lain,” imbuh Tunov. Belum lagi transisi sentra panen cabai juga turut mempengaruhi pasokan.

Berdasarkan data dari laman infopangan.jakarta.go.id yang diakses kemarin pukul 13.00 WIB, harga rata-rata cabai rawit merah mencapai Rp 118.350 per kilogram. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp 4.512 dibandingkan dengan hari sebelumnya. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button