Kembangkan Ikan Nila, Target Revitalisasi Pantura Jawa 78 Hektare Tambak hingga 2027

INDOPOSCO.ID – Direktur Ikan Air Tawar, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ujang Komarudin Asdani Kartamiharja mengatakan, konsumen ikan tilapia atau ikan nila sangat luar biasa. Demikian pula pasar ikan nila ini dari masyarakat bawah hingga hotel berbintang.
“Ikan Nila menjadi satu dari lima komoditas unggulan, selain udang, rumput laut, lobster, kepiting,” kata Ujang, dalam forum diskusi Indonesia Tilapia Blue Food dengan tema “Tilapia: Sumber Protein untuk Ketahanan Pangan dan Pasar Global” di Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Untuk mengembangkan ikan Nila, menurut dia, KKP melakukan modeling di Pantai Utara (Pantura), Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Dengan pemanfaatan teknologi, program tersebut diimplementasikan pada lahan seluas 80 hektare (ha).
“Dengan teknologi, bisa rekontruksi lahan tidak produktif menjadi produktif,” ungkap Ujang.
“Semula per hektare hanya menghasilkan 0,6 ton, dengan teknologi kini bisa mencapai 60 ton hingga 80 ton per hektare,” tambahnya.
Upaya pemerintah lainnya, tutur Ujang, melakukan revitalisasi pantai Utara Pulau Jawa. Lebih dari 80 ribu hektare tambak ikan nila kurang optimal di sana.
“Tahun 2025 target kami melakukan revitalisasi 13 ribu hektare. Tahun 2026 target 45 ribu hektare dan 2027 target 78 ribu hektare,” bebernya.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga tengah melakukan pemetaan 27 kabupaten/kota untuk dilakukan revitalisasi terkait budidaya ikan nila. Sejak 2021 lalu, pemerintah juga telah mengalakkan kampung perikanan budidaya.
“Salah satunya budidaya Ikan Nila, sudah ditetapkan 210 kampung perikanan budidaya dan 43 kampung atau 20 persen merupakan kampung budidaya ikan nila,” jelas Ujang.(nas)