Efisiensi Biaya, Pertamina EP dan PHSS Bersinergi di Pengeboran Sumur Borderless

INDOPOSCO.ID – PT Pertamina EP (PEP) dan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) menjalin sinergi dalam upaya peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional melalui Program Borderless.
Sinergi dua Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) ini mencakup pada aktivitas pengeboran, well intervention, fasilitas produksi, operasional produksi, pengadaan barang dan jasa, perizinan, finance dan komersialitas, serta kegiatan pascaoperasi.
Senior Manager PEP Sanga Sanga Field, Sigid Setiawan mengatakan, sinergi ini didukung dan disetujui oleh Kepala SKK Migas melalui Joint Operation Agreement (JOA) pada 2023 lalu.
“Ini dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan wilayah kerja yang saling tumpang tindih (borderless depth right) antara WK PHSS dan WK PEP di Kalimantan Timur,” kata Sigid saat menerima kunjungan media SKK Migas, di area Sumur NKL-1170 B (LMP-8050) di Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (5/11/2024).
Sigid mengatakan, saat ini telah dilakukan 8 pengeboran sumur pengembangan termasuk yang saat ini dikunjungi. Selain itu, juga terdapat 1 sumur pengembangan sekaligus eksplorasi yang telah dikerjakan.
Pada 2024, sudah dilakukan 3 pengeboran pada sumur borderless dan ditambah 1 sumur yang saat ini dalam proses, yaitu sumur NKL-1170 direncanakan akan selesai dibor pada 12 November 2024.
Sumur NKL-1170 merupakan nama yang diberikan untuk sumur PEP Sanga Sanga. Di sumur yang sama, PHSS memberikan nama sumur LMP-8050. Di sumur tersebut ada overlapping dari lapisan.
Berdasarkan perhitungan, hingga kedalaman 2 ribu meter merupakan lapisan PEP Sanga Sanga dan 2 ribu ke bawah merupakan lapisan PHSS.
“Dulu sebelum ada holding, subholding itu mungkin entitas masih sendiri-sendiri. Kita kalau mengebor biaya sendiri-sendiri dari masing-masing entitas,” ujar Sigid.
Menurutnya, pemboran borderless menciptakan sinergi, sehingga menghasilkan efisiensi biaya. Jika dianalogikan, sebelumnya PEP Sanga Sanga mengeluarkan biaya USD4 juta dan PHSSE USD3 juta. Setelah borderless biayanya menjadi USD5 juta untuk satu sumur.
“Jadi ada efisiensi biaya USD2 juta. Ini tentu menjadi harapan, karena banyak daerah yang overlapping, ada 3 district, yakni utara (Sembera), tengah (NKL) dan selatan (Samboja),” beber Sigid.
Asisten Manager Drilling Zona 9, Regional 3 PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Hendry Nasution mengungkapkan, sebelum ada Program Borderless, masing-masing entitas, baik PEP Sanga Sanga maupun PHSS melakukan kegiatan pengeborannya masing-masing.
“Banyak peluang yang bisa kita optimasi, mulai dari pembebasan lahan, optimasi biaya produksi, pemanfaatan fasilitas bersama, termasuk pengadaan barang dan materialnya,” jelasnya. (rmn)