Ekonomi

Pembentukan Food Bank Lewat Koperasi Mampu Entaskan Kemiskinan dan Kuatkan Ekonomi

INDOPOSCO.ID – Miris, itu kata yang tepat dalam menggambarkan penanganan sampah makanan yang masih belum ada solusinya di Indonesia. Tercatat setiap tahunnya ada 19-29 ton sampah makanan terbuang percuma.

Sehingga pemerintah diminta melakukan food bank atau bank makanan. Selain tepat sasaran, solusi tersebut mampu menghadapi food loss and waste (FLW) atau kehilangan dan pemborosan makanan.

Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kementerian Koordinator Perekonomian Ferry Irawan menyatakan, food bank atau bank makanan dapat menjadi solusi dalam menyelamatkan FLW maupun surplus pangan dan mendistribuskan ke masyarakat yang membutuhkan.

“Ini yang bisa kita dorong, terutama adalah FLW di mana, berapa jumlahnya, apakah dari industri makanan, dari industri publik, atau individu,” kata Ferry dalam diskusi publik tentang “Pontensi Penguatan Food Bank Melalui Koperasi di Indonesia” di Jakarta dikutip, Selasa (30/7/2024).

Maka muncul inisiasi pembentukan food bank melalui koperasi dapat menjadi solusi efektif, karena koperasi dengan jaringan kuat dan struktur teroganisir dapat mengumpulkan, menyimpan dan mendistribusikan surplus makanan secara efisien.

“Bayangan kami, bisa meminamlisir FLW kemudian bisa mengatasi inflasi, kemudian bisa mengangkat kelompok masyarakat dari kemiskinan. Baik pengurangan beban maupun peningkatan pendapatan. Itu yang bisa kita capai,” ucap Ferry.

Bahkan dapat memperbadayakan masyarakat melalui partisipasi dalam pengelolaan dan distribusi makanan. Ini juga dapat berpotensi meningkatkan pendapatan mereka. “Maka, next stepnya menyalurkan ke masyarakat yang membutuhkan,” jelas Ferry.

Ketua Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI) Ir. Sharmila menyebut, food bank mampu menjaga stabilitas harga atau inflasi dengan menyeimbangkan pasokan dan permintaan pangan, pengentasan kemiskinan.

“Dengan demikian inisiatif Food Bank ini tidak hanya dapat mengatasi food waste, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi di Indonesia,” ujar Sharmila dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, food bank dapat membuat suatu ekosistem. Di mana ekosistem itu bergerak dari dua hal berbeda, retail dan keuangan. Paling penting upaya tersebut dapat memberikan hal positif kepada masyarakat.

“Jadi sehingga ada suatu kekuatan artinya bisa dirasakan manfaatnya, baik secara sosial, ekonomi dan juga politik. karena Indonesia suksesnya bisnis, suksesnya program-program harus ada kekuatan politik dari pemerintah,” tutur Sharmila.

Secara singkat food bank itu adalah tempat menyerupai resi gudang, serupa tapi tidak sama. Karena berdampaknya sosial, ekonomi dan politis.

“Jadi ada tiga hal di situ yang kita dapat. tugasnya food bank mengumpulkan, kemudian menyimpan dan mendistribusikan,” jelas Sharmila.

Harapannya gerakkan penguatan food bank karena di koperasi itu memiliki, bisnis sosial tapi berwatak sosial. mudah-mudahan kita akan mengkaji food bank manfaatnya seperti apa. “Semoga food bank bisa teralisasi,” imbuhnya.

Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Asosiasi dan Himpunan, Wisnu W. Pettalolo menuturkan lebih dari 80 persen food waste berasal dari sampah rumah tangga, sementara sisanya dari sampah non rumah tangga.

Di sisi lain, pemborosan pangan juga menyebabkan fluktuasi harga pangan, yang pada akhirnya mempengaruhi daya beli masyarakat terutama bagi masyarakat dalam kategori rentan.

“Dengan memanfaatkan inisiatif Food Bank, ada peluang mengurangi tekanan ekonomi pada keluarga kurang mampu dan membantu mereka mengakses makanan bergizi,” ucap Wisnu.

“Food Bank juga dapat memainkan, peran kunci dalam mengurangi ketidakpastian pangan dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat yang berjuang melawan kemiskinan,” sambung Wisnu.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, koperasi jadi aspek penting dalam insiatif Food Bank. Sebab, koperasi dapat mengorganisir dan mengoptimalkan distribusi surplus pangan secara efisien, serta bisa melibatkan masyarakat langsung dalam pengelolaan Food Bank.

“Koperasi tidak hanya mendukung ketahanan pangan tetapi juga memberdayakan anggotanya, menciptakan peluang ekonomi baru dan memperkuat solidaritas sosial,” timpal Arief.

Ia meyakini, potensi pengembangan Food Bank di Indonesia masih sangat besar, mengingat luasnya wilayah dan besarnya jumlah penduduk. Juga dapat mengatasi kemiskinan dengan meningkatkan akses pangan bagi keluarga berpenghasilan rendah dan menciptakan peluang ekonomi baru.

Melalui pemberdayaan koperasi, diharapkan akan ada peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan pangan, yang pada gilirannya akan memperkuat solidaritas sosial dan memberikan kontribusi positif terhadap stabilitas harga pangan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button