Ekonomi

Kondisi Pereberasan Indonesia Melimpah, Tak Ada Kekurangan Apalagi Kelangkaan

Oleh: Ardiansyah

INDOPOSCO.ID – Tak ada kekurangan apalagi kelangkaan. Yang ada, beras Indonesia tumpah ruah alias dalam kondisi melimpah. Mungkin itu yang bisa kita gambarkan pada saat ini, dimana petani tengah panen raya di sejumlah sentra. Petani tengah menuai hasil atas kerja keras mereka melakukan penanaman selama 151 hari setelah sebar (HSS) atau kurang lebih enam bulan.

Seperti yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, ketersediaan dan pasokan beras dalam kondisi aman. Bahkan mampu mencukupi hingga bulan puasa dan lebaran tiba. Bulan puasa sendiri diperkirakan terjadi pada Bulan Maret mendatang. Sedangkan hari raya Idulfitri terjadi pada bulan setelahnya, yaitu bulan April.

Menurut SYL, persiapan dan ketersediaan pangan di bulan tersebut terus dilakukan dengan memantau jalannya panen raya. Berdasarkan hitungan KSA, kemudian hitungan standing crop, laporan daerah dan pemantauan di lapangan beras Indonesia ada di mana-mana. Hanya saja, kata SYL, distribusi penggilingan dari satu tempat ke tempat lainya harus ditingkatkan.

Sejauh ini, pemerintah baik Kementan, Kemendag, Bulog dan juga pemerintah daerah di seluruh Indonesia terus memperkuat kolaborasi dan sinergitas menyiapkan berbagai kebutuhan masyarakat Indonesia. Nani Suwarni, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Nani Suwarni mengatakan bahwa persiapan tersebut di antaranya menjaga produktivitas dan ketersediaan pangan agar terpenuhi secara baik.

Saat ini, kata Nani, luas baku lahan yang di Kabupaten Bekasi mencapai 47.000 hektare, sedangkan lahan di Kecamatan Sukakarya mencapai 3.420 hektare. Dari luasan tersebut, lahan yang dipanen mencapai 423 hektare dengan rata-rata produktivitas mencapai 6,5 ton per ha.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS Kabupaten Bekasi), Nevi Hendri menyebut luas panen di Desa tersebut mengalami peningkatan sebanyak 3 persen dari luas lahan sebelumnya. Peningkatan ini terjadi sejak 2021 yang dihitung berdasarkan metode Krangka Sempel Area (KSA).

Secara Teknis, kata Nevi, produksi padi diperoleh dari hasil perkalian luas panen bersih dengan produktivitas. Luas panen tanaman padi di lahan sawah dikoreksi dengan besaran konversi galengan. Sementara produksi beras didapatkan dari hasil perkalian produksi padi atau gabah dengan angka konversi gabah ke beras.

Dengan demikian, produksi yang ada saat ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Bekasi atau dalam kategori cukup. Bahkan selain itu, Nevi mengatakan produksi padi di Kabupaten Bekasi masuk pada posisi 5 besar di Jawa Barat. Hal ini menunjukkan bahwa potensi padi atau gabah di Kabupaten Bekasi sangat luar biasa karena menjadi penyangga pangan di Jawa Barat dan Jakarta.

Di Karawang, Bupati Cellica Nurrachadiana mengatakan bahwa panen raya di sana sudah terjadi sejak Januari lalu. Hasilnya, produktivitas beras tumbuh luar biasa. Sejauh ini, kata dia, Kabupaten Karawang memiliki luasan panen 16.034 ha yang tersebar di Kecamatan Karawang Timur 1.391 ha dan lokasi panen saat ini Desa Plawad 40 ha. Adapun varietas tanaman yang digunakan adalah Inpari 32 dengan rata-rata produktivitas mencapai 7 ton pe ha.

Cellica mengatakan peningkatan produksi ini tak lepas dari berbagai dukungan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian sehingga Kabupaten Karawang mampu menjaga 10 wilayah lumbung pangan lokal yang tersebar di 15 kecamatan. Lumbung pangan ini sangat penting karena selama ini mampu mendukung ketersediaan pangan nasional.

Dari Kabupaten Pandeglang, Bupati Irna Narulita mengaku bersyukur produktivitas padi di wilayahnya meningkat alias naik kelas. Hal ini seperti yang terlihat dalam panen raya perdana 2023 yang digelar di Desa Margagiri, Kabupaten Pandeglang, dimana Rata-rata produktivitasnya mencapai 6-8 ton per hektare.

Menurut Irna, peningkatan ini tak lepas dari perhatian besar Kementan yang mensupport benih, pupuk hingga pendampingan petani dalam mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR). Irma mengatakan, bantuan dan pendampingan Kementan selama ini mampu memotivasi petani dalam meningkatkan produksi. Karena itu dia yakin kabupaten pandeglang mampu menjadi salah satu penyangga lumbung pangan nasional.

Sebagaimana informasi, panen raya di Banten pada Januari 2023 dilakukan serentak di beberapa lokasi aentra seperti di Keltan Berdikari 27 ha, Desa Margagiri 220 ha dan Kecamatan Pagelaran 1.718 ha dengan penggunaan varietas inpari 32 dan Rata-rata produksi mencapai 6 ton per ha.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan selama ini Mentan SYL telah memberikan arahan untuk melakukan monitoring dan pengawalan kegiatan panen raya padi di awal tahun 2023 di seluruh Indonesia. Dia menyebut luas panen padi nasional di awal tahun 2023 mencapai 1,4 juta hektare.

Apabila kita lihat dari sisi lainya, ternyata bukan hanya produktivitas yang naik kelas. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani atau barometer kesejahteraan petani pada bulan Januari 2023 mencapai 109,84 atau mengalami kenaikan sebesar 0,77 persen.

Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani (it) naik 1,40 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,63 persen.

Kepala BPS, Margo Yuwono mengungkapkan bahwa komoditas penyumbang utama dari kenaikan ini di antaranya berasal dari harga komoditas cabai, bawang merah, cabai rawit dan jagung. Peningkatan NTP tertinggi di bulan Januari terjadi pada subsektor tanaman pangan, dimana NTP tersebut naik sebesar 2,07 persen.

Menurut Margo, komunitas yang dominan dan mempengaruhi kenaikan indeks yang diterima petani masih berasal dari komoditas padi dan palawija khususnya komunitas jagung dan ketela pohon. Sedangkan subsektor lain seperti pembudidaya iman mengalami penurunan.

Sama halnya dengan NTP, BPS mencatat adanya kebaikan Nilai Tukar Usaha Petani alias NTP yang mencapai 109,95 atau naik 0,92 persen apabila dibandingkan dengan NTP Desember Tahun 2022. Peningkatan NTUP terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,40 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang hanya naik sebesar 0,48 persen.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Prof. Edi Santosa mengapresiasi capaian sektor pertanian Indonesia selama empat tahun terakhir. Terbaru, kata Edi, laporan BPS menyebut Nilai Tukar Petani (NTP) pada Januari 2023 mencapai 109,84 atau naik 0,77 persen. Sebagaimana diketahui, NTP adalah barometer dari kesejahteraan petani.

Menurutnya, apa yang dilakukan pemerintah sudah sangat tepat terutama dalam menyediakan bibit unggul, membuka akses kredit KUR, menambah kekuatan teknologi mekanisasi serta melakukan pendampingan petani secara konsisten.

Terpisah, Anggota Komisi IV DPR RI, Bambang Purwanto juga mengapresiasi kenaikan NTP pada Januari awal tahun ini. Dia menyebut, kesejahteraan petani merupakan cita-cita bersama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Bambang menambahkan, kinerja pertanian dibawah Syahrul Yasin Limpo sudah sesuai dengan program jangka panjang pertanian Indoensia yaitu meningkatnya kesejahteraan petani dan produktivitas serta terbangunnya kolaborasi antar semua pihak.

Jika melihat semua data di atas, rasanya kita sudah tak perlu khawatir lagi akan kondisi perbatasan Indonesia. Toh fakta itu bisa dilihat langsung melalui panen raya di sejumlah sentra. Nyatanya kondisi beras melimpah. Tak ada kekurangan apalagi kelangkaan.()

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button