Sandiaga Sambangi Desa Wisata, Pakuwojo: Harus Keluar Zona Merah Endemi Malaria

INDOPOSCO.ID – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, mengunjungi Desa Wisata Pandanrejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, menurut Sandiaga, Desa Pandanrejo memiliki potensi yang tinggi. Sehingga harus dapat dimaksimalkan dengan memperkuat konten promosi desa.
“Akan lebih banyak wisatawan yang datang dan berkunjung dan menggerakkan ekonomi serta membuka lapangan kerja,” kata Sandiaga dalam keterangan, Rabu (13/10/2021).
Salah satu potensi yang dapat dipromosikan Desa Pandanrejo adalah pengembangan kambing etawa khas Kaligesing yang sudah terkenal sejak masa kolonial Belanda tahun 1920. Selain itu kesenian tari Incling Wedus yang menjadi daya tarik desa Pandanrejo sejak tahun 1930-an.
Desa wisata Pandanrejo juga memiliki deretan potensi wisata lainnya. Daya tarik alam misalnya, terdapat Gunung Gajah dimana wisatawan dapat menikmati keindahan lima gunung di Pulau Jawa yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Slamet melalui gardu pandang.
Bupati Purworejo Agus Bastian mengatakan, terpilihnya Desa Wisata Pandanrejo dalam jajaran 50 besar desa wisata terbaik ADWI 2021 bisa menginspirasi desa-desa lain untuk juga menghadirkan desa wisata terbaik kepada para wisatawan.
“Kehadiran Pak Menteri Sandiaga memberikan semangat kepada masyarakat, bahwa kita ingin meningkatkan destinasi-destinasi wisata dan produk unggulan kreatif,” ujarnya.
Di tempat yang sama. Ketua Umum Perkumpulan Keluarga Besar Purworejo (Pakuwojo) Zainal Arifin didampingi Kepala Desa Pandanrejo Supandi yang juga mantan Ketua DPD Pakuwojo Purworejo mengaku mendukung program desa wisata. Sebab, program tersebut sangat positif untuk memperkenalkan potensi pariwisata yang belum digali.
“Ini sangat baik untuk membuka lapangan kerja di perdesaan dan perputaran perekonomian di desa wisata,” ungkapnya.
Untuk mendukung hal itu, pemerintah daerah harus mendukung program desa wisata. Pasalnya, Dalam catatan badan kesehatan dunia WHO kawasan Desa Wisata Pandanrejo terutama Bukit Sebutrong, bukit Menoreh masuk zona merah endemi malaria.
“Harus ada upaya represif dari Pemkab Purworejo mengatasi malaria. Sebab, para wisatawan asing (Wisman) cenderung menghindar atau tidak berkunjung ke tempat wisata zona merah endemi malaria,” terangnya.
“Dikembangkan sedemikian rupa kalau belum zona hijau endemi malaria, maka tempat pariwisata itu akan sepi pengunjung terutama Wisman. Meskipun belakangan kasus malaria sangat berkurang,” imbuhnya.
Ia menuturkan, harus ada upaya menjaga sanitasasi atau kebersihan lingkungan. Kemudian perlu dilakukan tindakan represif dengan larvasida dan pengasapan (fogging). Ini bisa dilakukan di genangan air dan pohon yang bisa menjadi tempat nyamuk untuk bertelur.
“Upaya ini harus melibatkan para profesional di bidangnya. Penggunaan kelambu itu cara kuno, sudah ditinggalkan masyarakat,” ucapnya.
Setelah dilakukan upaya represif, dikatakan Zainal, maka perlu dilakukan survei lingkungan. Didukung langkah penelitian di laboratorium. Hal ini untuk mengetahui tingkat penurunan endemi malaria.
“Apabila sudah di tingkat nol, maka hasil ini bisa menjadi rujukan ke tingkat provinsi hingga tingkat dunia,” ujarnya.
Ia berharap, pemerintah daerah juga memperhatikan akses jalan menuju desa wisata. Sebab, jalan menuju gunung Gajah masih sangat terjal dan banyak kelokan berpotensi menimbulkan kecelakaan.
“Jangka panjang, harus ada pelebaran jalan. Dan untuk mendukung desa wisata harus perlu pengembangan desa cantik dengan beragam tanaman buah. Sehingga wisatawan bisa memetik sendiri buah yang mereka inginkan,” katanya. (nas)