Ekonomi

Dari Patner Bisnis Kuliner, Jadi Pasangan Hidup Hingga Raup Rp600 Juta Per Bulan

INDOPOSCO.ID – 2010 silam, Dewi Fatimah bertemu dengan sosok pria dalam membangun sebuah bisnis kuliner. Produk unggulan yang menjadi primadona adalah rajungan.

Selama beberapa waktu, bisnisnya berjalan membaik. Hingga akhirnya tepat tahun 2013, keduanya berjanji bersama untuk sehidup semati.

Usaha yang digeluti semakin berkembang, nama Dewi Home Crab menjadi brand bisnis yang semakin melesat.

“Dari awal patner kerja, sampai patner hidup. Tahun 2010 ketemu suami. Menikah 2013. Punya dua anak. Anak kesatu umur enam tahun, dan anak kedua baru lima bulan,” katanya, Rabu (13/10/2021).

Namun seiring digempur pandemi, usahanya sempat mengalami kendala pemasaran. Tapi berkat atensi program dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Banten, usahanya kembali bangkit hingga ke manca negara.

Bahkan dalam kegiatan Fasyar Jawa tahun 2021, Dewi Home Crab menyabet juara dua atas kreasi usaha yang terbaik.

“Karena unik produknya, ada empek rajungan, seblak rajungan, produk ekspor rajungan,” ungkapnya.

Dewi mengaku sempat bingung dengan kondisi pandemi yang serba membatasi kegiatan masyarakat. Tetapi berkat inovasi binaan BI, produknya dapat tembus ke negara ASEAN dan Eropa.

“Awalnya kita sempat bingung, tapi ASEAN bisa minta produk kami. Bandara China ditutup, tapi ASEAN tidak. Tahun 2020 gabung dengan BI, manfaatnya alhamdulilah dari mengenal brand kami, produk ada inovasi baru benar-benar dibina,” ujarnya.

Sejak saat itu, pesanannya meningkat drastis. Dalam waktu sehari, pihaknya dapat menghabiskan produksi sebanyak 800 kilogram sampai satu ton. Dari penjualan itu, dapat meraup keuntungan Rp 300 juta hingga Rp 600 juta.

“Ekspor sudah ke ASEAN dan Eropa melalui agregator. Sehari 800 kilogram sampai satu ton. Jadi rutin. Keuntungan Rp 300 juta sampai Rp 600 juta. Padahal pandemi, tapi kebutuhan primer orang luar, alhamdulilah nggak ada kendala,” terang.

Berkat bisnisnya yang lancar, pihaknya dapat memperkerjakan 30 karyawan tetap dan 140 suplayer. Dengan begitu, pihaknya berharap BI dapat menggaet lebih banyak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sehingga dapat menjadi kekuatan ekonomi daerah.

“Harapannya ke depan mudah-mudahan semua UMKM bukan hanya di Tangerang, semua bisa dirangkul. Bi luar biasa sangat memperhatikan UMKM. Aku dapat bantuan alat pengeringan kerupuk, daging rajungan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala BI Perwakilan Banten, R. Erwin Soeriadimadja menyebutkan, minat UMKM yang bergabung bertambah besar. Setelah kurasi yang ketat, jumlah partisipan UMKM di platform e-commerce pada Karya Kreatif Banten (KKB) menjadi 117 UMKM.

“Ini membuktikan minat dan daya saing UMKM Banten yang semakin kuat. Transaksi dalam KKB ini pun dipermudah didukung dengan sarana pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard),” paparnya.

Erwin menyampaikan, data merchants QRI di Banten telah mencapai 747 ribu mechants pengguna QRIS, dan sebesar 62 persen adalah merupakan UMKM Mikro.

“Ini mencatatkan Banten sebagai provinsi terbesar kelima di Indonesia. Kedua, dukungan platform e- commerce pada tahun ini sangat luar biasa, yaitu didukung lima platform e-commerce sementara tahun IaIu hanya satu platform saja,” pungkasnya. (son)

Back to top button