Dewa Ngluyur

INDOPOSCO.ID – “Untuk apa Anda begitu ingin jadi ketua kelenteng Tuban (Kwan Sing Bio)?” tanya saya kepada Tjong Ping kemarin.
“Saya ingin agar dewa kelenteng Tuban cepat pulang. Sekarang ini kelenteng dalam keadaan kosong. Dewanya ngeluyur terus. Berkelana. Tidak pulang-pulang,” ujar Tjong Ping.
Dalam pembicaraan kemarin itu Tjong Ping bisa menerima apabila bentuk kepengurusan kelenteng nanti yayasan. Seperti yang digagas Soedomo Mergonoto, pemilik kerajaan bisnis Kapal Api. Tjong Ping tidak ngotot lagi bentuknya harus perkumpulan.
Ia juga sudah menyadari, baik yayasan maupun perkumpulan dua-duanya sudah lama mati. Maka untuk menghidupkannya tidak ada jalan lain kecuali rukun kembali. Sama-sama sepakat menghidupkan kembali yayasan.
Sebenarnya Alim Sugiantoro, lawan Tjong Ping, tidak ingin jadi ketua. Keinginannya hanya satu: jadi penilik keuangan kelenteng.
Istilah ”penilik” sebenarnya tidak ada. Itu istilah peninggalan zaman Belanda: penilik sekolah. Artinya pengawas.
Maka kalau itu keinginan Alim seharusnya bisa langsung dikabulkan. Saya mengusulkan namanya jangan lagi ”penilik” tapi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Alim yang menjabat Badan Pemeriksa Keuangan di yayasan.
Alim adalah orang Tuban yang sukses sebagai pengusaha konstruksi. Ia seorang kontraktor. Proyeknya banyak di Jawa Tengah.
Tjong Ping ternyata setuju dengan gagasan saya itu. Alim jadi ketua BPK kelenteng. Bahkan Tjong Ping juga setuju kalau ia cukup menjabat satu periode saja: tiga tahun.
“Toh mungkin dua tahun lagi saya meninggal dunia,” katanya. “Jantung saya bermasalah. Sudah operasi bypass,” tambahnya. Usianya kini 71 tahun.
Tentu saya juga usul agar untuk sementara Soedomo, Alim Markus, dan Wei Fan jadi dewan pembina di yayasan. Mereka adalah tokoh-tokoh utama Tionghoa Jatim. Tjong Ping pun sependapat.
Dalam hal keuangan rasanya Tjong Ping bisa dipercaya. Apalagi Alim yang jadi ketua BPK-nya.
Tjong Ping sudah teruji waktu jadi anggota DPRD Provinsi Jatim. Tiga periode –bukan dua periode seperti yang saya tulis di Disway kemarin.
Tidak ada berita buruk selama ia di DPRD. Padahal teman-temannya sesama anggota DPRD banyak yang masuk penjara karena korupsi.
Ketika Soedomo, ketua pengurus sementara, minta agar beberapa tanah yang masih atas nama Tjong Ping segera dibalik nama menjadi atas nama kelenteng, ia pun langsung tanda tangan. Tidak sedikit pun ada gejala ia ingin mempertahankannya.
“Coba saja saya terpilih kembali jadi anggota DPRD, saya tidak ingin jadi ketua kelenteng,” katanya.
“Kenapa tidak terpilih lagi?”
“Saya kalah uang. Semua main uang,” katanya.
“Kenapa tidak ikut main uang?”
“Saya tidak punya uang. Mobil saya saja hanya Innova tahun 2009,” katanya.
Tjong Ping merasa politik telah menyakitkan hidupnya. Ia pun berhenti dari partai PDI-Perjuangan. Besarnya cintanya kepada partai tidak sebanding dengan besarnya cinta partai kepadanya. Itu menurutnya.
Sebelum masuk politik, Tjong Ping seorang pengusaha sukses. Ia berhasil di bisnis hasil bumi. Armada truknya 50 buah. Ia masuk politik karena ”jatuh cinta” kepada Megawati Soekarnoputri. Tidak ada orang yang seberani Mega melawan Orde Baru, Soeharto, dan Golkar. Itu anggapannya.
Di era 1998-an, Tjong Ping membuat patung banteng terbesar di Indonesia. Bisa diarak ke mana-mana. Ia kerahkan tujuh orang untuk membuat kerangka banteng. Mereka kerja siang-malam. Seminggu penuh.
Kerangka banteng itu terbuat dari bambu. Tingginya sembilan meter. Kulitnya terbuat dari kertas bekas kantong semen. Kertas itu direndam di cairan semen. Lalu dibalutkan ke kerangka bambu. Setelah kering dicat warna hitam.
Sejak menjadi anggota DPRD Jatim, usahanya tidak terurus. Lalu mati. Kini ia tidak punya kesibukan politik. Maka ia ingin mengurus kelenteng.
“Apa yang pertama akan Anda lakukan di kelenteng?”
“Saya akan lakukan upacara khusus untuk bermohon agar dewa kami kembali ke kelenteng Tuban,” katanya.
“Bagaimana kalau tidak mau kembali?”
“Pasti mau. Kami memohonnya dengan sungguh-sungguh,” katanya.
Kelenteng Tuban menghadap ke laut Jawa. Di depan kelenteng melintas jalan pantura –peninggalan Gubernur Jenderal Daendels. Itulah jalan jurusan Semarang-Surabaya yang menempel ke laut Jawa.
“Apa yang membuat kelenteng Tuban begitu dipercaya banyak orang?”
“Banyak orang kaya merasa berhasil setelah sembahyang di Tuban,” ujarnya.
Rasanya, dari tempat keluyurannya, dewa Kelenteng Tuban kini sedang mengamati orang-orang di sana. Kalau dilihatnya pertengkaran masih akan lama bisa-bisa sang dewa memilih ”kabur aja dulu”. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 15 Juni 2025: Dewa Umat
djokoLodang
-o– … “Kebanyakan tamu yang bermalam adalah orang-orang tua. Kalau tidur di lantai mereka sulit ketika ingin berdiri. Maka kami belikan 1.500 tempat tidur,” ujar Soedomo lewat sambungan telepon internasional. … *) Pagi-pagi di kamar. Nenek mulai mengomel. + Semalam kamu mendengkur keras sekali. Membuatku terjaga hampir sepanjang malam, – Oh? Mungkin sudah waktunya kita punya tempat tidur terpisah + Tidak mungkin. Aku gak mau! + Hmm, hmmm, … kau tidak ingin berpisah dengan lelaki tua ini, ya? + Bukan, bukan itu!! – Lalu? + Aku tidak bisa membayangkan harus merapikan dua tempat tidur setiap pagi. –koJo.-
Nusantara Hijau
Kwan Sing Bio. Diapit Kuda Putih dan Kuda Hitam. Dengan Mahkota Kepiting. Menunggu Oom Wilwa menafsirkan nya. ⭐ ✨✨ ⚡
djokoLodang
-o– … Si Polandia pernah ke Bali. Ia kagum berat dengan Bali. Maka begitu pulang ke Polandia ia bikin tempat wisata. Persis seperti di Bali. Patung-patungnya pun didatangkan dari Bali. … *) Barangkali si Polandia pernah bertanya kepada Soedomo: “Patung dari Bali ini, sesampai di Polandia, bagaimana menaruhnya?’ “Maksudnya?” “Haruskah dibalik juga? Kaki di atas, kepala di bawah” “Mengapa?” “Di Bali kan benderanya Merah Putih. … Sedangkan di sini, Putih Merah. …” –koJo.-
didik mangkubata
Di Tuban selain Ranggalawe yg kondang juga kuda Ranggalawe. Kuda ini pernah digunakan perang bersama R.Wijaya melawan Prabu Jayakatwang di Kediri. Juga digunakan melawan pasukan Nambi di sungai Tambakberas. Kuda hitam ini menjadi lambang kabupaten Tuban. Dan patungnya ada di alon2 Tuban.
Lagarenze 1301
Para jenderal Iran sedang rapat di pusat komando bawah tanah ketika rudal Israel menerjang pada Jumat lalu. Setidaknya empat jenderal tewas. Mereka memiliki peran kunci di militer. Satu, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri. Dua, Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC) Mayor Jenderal Hossein Salami. Tiga, Kepala Operasi Kantor Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Gholam Ali Rashid. Empat, Kepala Angkatan Udara IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh. Serangan Israel yang diberi nama Operasi Rising Lion itu tepat sasaran: di lokasi yang tepat, pada waktu yang tepat, dan target yang tepat. Mengapa Iran begitu mudah ditembus? Tentu karena tidak memiliki sistem pertahanan sekelas Iron Dome. Selain itu, tentu berkat operasi intelijen. Iran sudah menjadi “halaman bermain” bagi agen-agen Mossad. Bukan hanya agen yang diselundupkan dari luar, tapi juga agen yang direkrut Mossad dari warga Iran sendiri. Dalam beberapa kali serangan, Israel menargetkan orang. Dan, berhasil. Peran agen sangat besar dalam keberhasilan serangan itu. Merekalah yang memastikan keberadaan para jenderal di lokasi dan waktu yang terkonfirmasi. Iran berjuang sendiri melawan Israel. Bagaimana dengan dukungan dari negara-negara Islam? Hanya retorika. Tak ada yang berani melawan Amerika.
Suharno Maridi
Siapakah dewa? Selama ini dewa dianggap bukan manusia. Tempat tinggalnya pun tidak dibumi sebagaimana manusia melainkan di kayangan. Melalui CHDI yg sering mengulas tentang kelenteng, tentu lengkap dengan dewa nya, kita menjadi tahu dewa itu adalah manusia biasa yg punya kelebihan tertentu. Dewa-dewa yg di kelenteng itu masih mudah ditelusuri riwayat dan refrensi nya sebagai manusia yg memang punya kelebihan bagi komunitas atau bidang nya. Dalam bidang sepakbola, Diego Maradona adalah dewa. Lionel Messi bahkan acap kali namanya menjadi Messi-as. Dalam bidang tinju Mike Tyson masih dianggap dewa oleh penggemarnya walaupun ekspose sisi kelamnya luar biasa. Dalam bidang politik apalagi, dewa nya sangat banyak. Praktis semua ketua partai besar adalah dewa bagi pengikutnya. Ketua parpol adalah dewa, anak-anak nya adalah keturunan dewa. Maka langgenglah itu kuasa.
Sadewa 19
Masak Gurame jangan lupa diberi garam Agar gurihnya terasa sekali Siapapun yang menjawab salam Kami doakan bisa menikah lagi.. Selamat pagi pak Thamrin….
Wilwa
@NH. Guan Sheng Miao 關聖廟 (baca: Kuan Sheung Miao). Kwan Sing Bio 關聖廟 nampaknya logat/dialek Hokkian / Fujian. Kwan 關merujuk pada Guan Gong 關公 (baca: Kuan Kong). Jendral terkenal karena kesetiaannya dalam kisah Tiga Negara / San Guo 三國. Yang setelah wafat dipuja-puji karena sifat setianya sampai-sampai dijadikan Dewa yang melambangkan kesetiaan (loyalty) terutama kesetiaan pada bangsa dan negara. Sheng/Sing 聖 artinya suci (sacred, holy) atau orang suci (sage, saint, holy man). Sedangkan Miao/Bio 廟 artinya tempat sembahyang/ibadah, kuil (praying site, temple). Kwan Sing Bio maknanya lebih kurang adalah tempat ibadah yang memuja Dewa Kwan Kong yang Suci). Mengenai kuda dan capit kepiting. Kwan Kong terkenal punya kuda putih yang lincah dan cepat larinya. Kuda merah dan putih mungkin merujuk pada bendera RI. Dan capit kepiting mungkin merujuk pada kuliner setempat. Demikian tafsir saya. Mungkin benar mungkin salah.
Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
DAMAI YANG LEBIH BESAR DARI GEMBOK.. Keributan di kelenteng Tuban bukan semata soal siapa yang memegang kunci, tapi tentang siapa yang cukup bijak untuk melepaskannya — demi umat, demi sembahyang yang tenang. Kisah ini seolah menjadi cermin: bahwa rumah ibadah, apa pun bentuknya, pada akhirnya bukan milik siapa pun secara pribadi. Ia milik batin yang rindu hening, bukan suara yang ingin menang. Adalah keberanian yang sejuk ketika para tokoh mampu mengalah demi ketenangan bersama. Bahwa kekuasaan itu fana, tapi pelayanan itu abadi. Bahwa peran bukan untuk diperebutkan, melainkan untuk dijalankan, dengan hati, dengan rendah. Mungkin ini saatnya semua pihak mundur satu langkah — agar bisa melihat lebih luas. Menengok sejenak: dewa-dewa pun bisa “kalah” bukan karena kekuatannya kurang, tapi karena umatnya lupa bahwa rumah suci tidak dibangun dari bata dan semen, melainkan dari cinta dan pengertian. Mari tutup pertikaian. Dan buka pintu. Bukan hanya pintu kelenteng, tapi pintu hati kita.
Gianto Kwee
Masuklah dari “Pintu” Mereka dan ajak mereka keluar dari “Pintu” Anda sendiri ! Demikian kata Pastor / Romo saat bertugas di pedalaman Kalimantan Barat, Pepeng yang Katolik sudah melakukan “Pelayanan” Yang baik dan tidak mengajak mereka keluar lewat “Pintu” Pepeng ! Salam Damai
Juve Zhang
Iran menyerang balik dengan Drone….200 an Drone terbang 1700 km….tentu ini Drone bagus bisa terbang 1700 km….cuma kurang banyak ….kalau lihat Rusia sekali serang bisa 400 Drone…..dan peluncurannya terbaik itu dari Irak mendekat ke sasaran…kalau beberapa ada dari laut ini paling bagus sebenarnya…. Kombinasi laut dan darat akan membuat serangan kena sasaran…. Tiongkok sudah buat kapal laut khusus untuk Drone Sepenuhnya…….Iran pertahanan udara nya tak sebagus Pakistan…. mungkin tak punya satelit seperti Tiongkok yg bisa mantau ketika pesawat militer Israel mulai bergerak…..Iran nampaknya tidak ada kerjasama dengan Tiongkok makanya 200 pesawat militer Israel bisa masuk ke wilayah udara Iran …..
Eka Handoko
Sekarang di kelenteng tuban sudah ada yang Non Vegetarian, Pak Juve Zhang. Di kelenteng memang tak wajib vegetarian, tapi Wajib Non Miras.
Juve Zhang
Mungkin kelenteng Tuban satu satu nya yg selalu sedia makanan vegetarian gratis bagi siapa saja yg mampir kesana….rasanya tidak ada tempat ibadah agama apapun yg selalu “sediakan makanan gratis”….tentu ini karena dedikasi juru masak….juru belanja dll …yg mungkin tidak digaji …..dan anda jangan heran makanannya berlimpah banyak semua vegetarian…..silakan mampir Cicipi makanan kami kata mereka ramah sekali…..sangat berkesan ke kelenteng Tuban….mampir makan gratis…..wkwkq
Arief gianto
Setelah sekian lama baca Disway, kenapa hari ini tiba tiba saya kangen komentar2nya Pal mirza ya.. biasanya scroll2 kebawah nyari komentarnya pak mirza, skrg sudah tidak pernah muncul.. Semoga sehat selalu pak mirza
Runner
Dilihat, diamati pada banyak kejadian. Orang bertengkar apa yang dicari ?. Pihak pihak bertengkar, hartanya banyak, hidup berkecukupan dan terkesan bahagia. Masyarakat sekitar juga banyak yang hormat. Minimal menunjukkan sikap hormat. Kalau seperti ini situasi, cari cari hal bertengkar buang buang energi, atau mungkin bertengkar adalah kemauan yang tersisa, kemauan atau ide lainnya sudah mentok, gak tahu lagi kemana energinya disalurkan. Setiap pertengkaran memang butuh penengah, seperti pertandingan ada wasit. Bisa tambah kacau jika penengahnya ikut main. Rebutan apapun sepanjang itu ada disuatu tempat yang ada penguasanya harusnya gampang diselesaikan, kecuali penengahnya ikut ambil kesempatan. Jangankan rebutan mengurus rumah ibadah, rebutan mengurus pulau saja kayaknya segera selesai, kata berita hari ini. Yang repot itu kalau rebutan pengaruh, rebutan area yang melibatkan antar negara. Yang ini akan minta korban nyawa, dan kebanyakan rakyat tak berdosa. Eh, kanak kanak ketika rebutan sesuatu antar mereka, lebih cepat tercapai kompromi. Setelah itu mereka main bersama lagi. Orang orang tua bukan kanak kanak, kadang egonya banyak yang membatu menggantikan hatinya.
didik mangkubata
Beberapa tahun yll kalo ke Tuban selain di madjid agung alon2. Juga mampir di pantai depan klenteng KSB. Setelah anak2 puas main di pantai. Kemudian saya ajak masuk ke klenteng.Klenteng ini sangat luas. Perkiraan sekitar 4 atau 5 ha. Di belakang sebelah barat berdiri megah patung Dewa Kwan Kong sekitar 30 m. Patung ini sempat menjadi kontroversi. Tapi akhirnya patung ini roboh sendiri di terjang angin.
Komentator Spesialis
Kalau cara berpikirnya begitu, ngapain jaid teroris. Mending jadi koruptor saja. Korupsi Rp 38 Milyar cuman dihukum 3 tahun. 1.5 tahun menjalani hukuman penjara (gratis makan dan minum), bebas bisa kipas kipas duit Rp 38 M.
Suro Boyo
Coment telat. Dengan biaya hidup yg makin berat, maka orang2 susah yang berpikiran pendek atau nekat ada kecenderungan berbuat kriminal bisa2 menjadi teroris setelah membaca tulisan Ramu Pathek. Pokoknya setelah ketangkap, insyaf pasti ditolong secara finansial dan masuk chdi
Udin Salemo
kalau gak ada uang 10 ember, emas dan tanah orang akan berebut jadi pengurusnya? tobat lahum, tak akan ada perebutan itu. seperti juga perebutan tempat ibadah di Surabaya antara bapak dan anak. duite tempat ibadah itu akeh turah turah bro… hahaha… pengurus masjid yang saya kagumi adalah pengurus Masjid Jogokaryan, yang mengharuskan kas masjid dari bulan ke bulan harus nol. bahkan sering minus. ternyata masjid itu didirikan oleh pengurus Muhammadiyah Ranting Karangkajen. bravo, cabang Ranting Muhammadiyah itu hebat.
Mbah Mars
Pasangan suami istri yg mau cerai dan berebut anak semata wayang mereka, oleh mediator pengadilan agama disarankan punya anak satu lagi (baca komentar pilihan). Dengan begitu mereka mendapatkan masing2 satu anak. Mereka sepakat dan setahun berikutnya lahirlah anak kedua. Tapi, waini, ternyata mereka tidak jadi cerai. Mereka tetap tidak saling menyinta namun tidak sampai hati untuk berpisah. Mereka mempertimbangkan perkembangan psikologis dua anak mereka. Tahun berganti tahun. Pasangan tersebut sudah berusia sekitar 90an tahun. Mereka terlihat di pengadilan agama lagi. “Kami sepakat ingin melanjutkan niat lama kamiuntuk bercerai. Tak ada cinta di antara kami”, kata kakek. “Kami dulu menikah karena dijodohkan ?”, sahut si nenek. “Tapi sudah puluhan tahun kan, kalian serumah ?”, tanya hakim. “Ya, itu karena demi anak Pak hakim”, jawab si kakek. “Terus, mengapa sekarang kalian mau cerai ?” “Anak kami dua-duanya sudah meninggal, Pak Hakim’, sahut si kakek dan si nenek serempak.
Sadewa 19
Saya dipanggil Dewa, tetapi tidak didewakan, apalagi disembah, cuma dituakan saja, karena orang lebih tua pun manggilnya Pak De….wkwkw
Lagarenze 1301
Santai sejenak. Empat pengusaha yang sedang dalam perjalanan bisnis menginap di sebuah hotel di Moskow. Mereka mengambil kamar suite dengan empat bed, jadi tidak perlu pisah kamar. Tiga orang di antaranya mengeluarkan vodka, makanan, dan rokok, lalu mulai membuat lelucon tentang pemerintah. Suara mereka benar-benar berisik. Orang keempat yang ingin tidur sangat terganggu. Tapi, ia tahu bahwa tidak ada gunanya meminta mereka berhenti. Setelah berpikir sejenak, orang keempat itu keluar kamar dan turun menuju resepsionis. Ia meminta secangkir kopi untuk diantar ke kamar. “Pastikan Anda mengantarkannya tepat 10 menit kemudian, mulai dari sekarang,” ia mewanti-wanti. Kembali ke kamar, ia bergabung dengan rekan-rekannya di tengah lelucon tentang Putin. Sesaat kemudian, orang keempat itu berseru: “Kawan-kawan! Kalian tidak boleh mengatakan hal-hal seperti ini! Tidakkah kalian tahu? Mereka sedang mendengarkan pembicaraan kita sekarang!” Para rekan mengejek dan menertawakan. Mereka mengatakan bahwa itu tidak mungkin. “Benarkah? Lalu bagaimana kalian menjelaskan ini?” kata orang keempat itu yang segera bangkit dan berbicara ke kap lampu di samping tempat tidur. Ya, ia berbicara ke kap lampu: “Saya ingin kopi hitam diantar ke kamar saya, tolong.” Dan, benar saja, dalam waktu singkat, seorang pelayan masuk membawa secangkir kopi. Tiga rekannya langsung menjadi pucat pasi dan segera tidur. Rekan keempat meminum kopinya dan tidur dengan tenang.
Wilwa
OOT. Out Of Topic. Daya Beli Melemah: Saatnya Pajak Pro-Kelas Menengah. Kompas dot com. Hmmm. Saya pribadi suka dengan gagasan Kompas untuk menaikkan PTKP sehingga kelas menengah bebas pajak penghasilan (apalagi kelas bawah/miskin!!) dan pajak kekayaan (pajak penghasilan progresif??) bagi orang super kaya. Gagasan bagus. Tapi pertanyaannya sama seperti perampasan aset koruptor. Apakah eksekutif dan legislatif mau mewujudkannya? Rasanya tidak selama pejabat (dengan gaji super) tinggi kong kali kong dengan pengusaha kelas konglomerat yang pastinya mereka semua lebih suka mengalihkan beban pajak ke kelas menengah dan bawah seperti menaikkan Pajak Pertambahan Nilai yang menyasar langsung ke konsumsi masyarakat kebanyakan. Mereka lebih suka membebankan apa yang seharusnya mereka tanggung ke rakyat kebanyakan. Membuat UU yang memajaki orang super kaya ibarat mencekik leher mereka sendiri. Hal yang sama menimpa USA. Trump dan Republikan lebih suka Tax Cut yang menguntungkan pengusaha besar dan mengenakan Tarif ngawur yang menyasar langsung ke konsumsi kelas menengah dan bawah yang menjadi mayoritas dari populasi USA (80%). Persentase kelas menengah dan miskin makin membesar baik di USA maupun di Indonesia selama eksekutif dan legislatif lebih memihak kelas super kaya.
Wilwa
@Juve. Jet tempur Rusia kini nampaknya kalah dari jet tempur Tiongkok. Konon FSB (alias KGB) kini menganggap Tiongkok sebagai “musuh” potensial karena bisa menggoyahkan industri militer Rusia yang konon kedua terbesar setelah USA. Jadi konon walau Putin nampak bersahabat dengan Xi Jinping namun Putin waspada pada potensi Tiongkok dalam teknologi jet tempur. Begitulah dunia. Tak ada kawan atau lawan abadi. Yang abadi adalah “kepentingan”. ☕️
Juve Zhang
Mungkin Tiongkok sulit jual pesawat militer ke Iran takut sangsi ekonomi….kalau Rusia terkenal sudah banyak kena sangsi ekonomi jadi santai saja….. wkqkq
Wilwa
@Liam. Serakah itu sudah menjadi sifat buruk mayoritas homo sapiens. Dulu mungkin serakah dengan emas. Sekarang serakah terhadap duit. Baik yang kertas diberi angka atau hanya angka digital di kartu ATM atau di tabungan digital. :):):) Semua manusia pada dasarnya “baik” (sebelum kenal “duit”). :):):)
Johannes Kitono
Dewa Soedomo. Suatu ketika di bandara Ngurah Rai mau kembali Jakarta.Lewati gerai Excelso. Tiba tiba nama beta disapa orang yang sedang ngopi. Ternyata itu Soedomo Kapal Api. Pada awal tahun 1990 an bersama hopengnya Achmad Jap. Pernah ikut rombongan CP grup wisata tambak udang ke Thailand. Dari cara Soedomo menyapa menunjukkan kualitasnya. Tidak melupakan teman biarpun hanya staff CP saja. Untuk kasus kelenteng Tuban.Tidak perlu dicari apakah hong suinya bermasalah. Go Tjong Ping ex DPRD sebaiknya tidak usah jadi Ketua. Begitu juga para pesaingnya. Kelenteng adalah milik umat didirikan donatur dan tempat untuk sembahyang. Dan AD/ ART Yayasan juga tidak mengharuskan Ketua kelenteng harus orang Tuban. Ketua Kelenteng biasanya tokoh masyarakat yang dihormati dan umumnya juga tidak digaji. Selama 2 tahun dipimpin Soedomo justru kelenteng Tuban semakin ramai dikunjungi umatnya. Kasih waktu Soedomo aktifkan kembali Yayasan lama dan revisi AD/ ART nya. Dengan dana cash Rp.10 mily aset emas dan tanah. Kalau dikelola dengan baik pasti cukup bayar gaji karyawan, air dan listrik kelenteng. Zaman Orba ada Pangkokamtib Laksamana Sudomo yang bertangan dingin. ” Sudomo datang, urusan selesai ” kata mass media. Untuk kasus Kelenteng Tuban juga sama. Soedomo Kapal Api datang Kelenteng Tuban otomatis damai kembali. Semoga Rosi Hidup Berbahagia.
Komentator Spesialis
Iran mengklaim berhasil menjatuhkan 10 pesawat Israel. Termasuk 3 pesawat F-35. Kalau klaim ini benar, maka Iran menjadi negara pertama yang berhasil menjatuhkan pesawat F-35. Iran sangat cerdik. Memasang radar umpan dulu untuk mengelabui drone dan F-35. Sekali F-35 masuk jangkauan, radar dihidupkan dan mengunci target. Misil Bavar-373 dilesatkan menembak jatuh F-35. Dan yang lebih canggih lagi, hypersonic missile Iran punya kemampuan decoy yang mampu mengecoh radar musuh sehingga nampak ada 5 atau lebih target. Iron dome Israel pusing mana target yang harus ditembak.
Komentator Spesialis
Yang bikin saya pengen ketawa, Inggris sok membantu Israel dengan mengirimkan kapal perang dan pesawat tempur ke Timur tengah. Kapal perusak Inggris langsung dipepet kapal perang Iran di Samudra Hindia. Dan kalau cuman urusan pesawat, hare gene bukan hal sulit bagi Iran untuk menjatuhkan. Apalagi pesawat Euro Fighter yang dibawa.