Busuk Mulia

INDOPOSCO.ID – Kian banyak aktivis yang terjun ke proyek PSN PIK2. Juga kian dalam. Melebar pula. Kian demonstratif.
Said Didu mengemudikan alat berat untuk mengangkut tali. Dengan tali itu bambu-bambu pagar laut akan dicabut –sebagai bentuk dukungan kepada pasukan TNI-AL yang sudah lebih dulu mulai membongkarnya.
Boyamin Saiman, pengacara terkenal itu, bergerak di darat: mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia ke KPK bukan sebagai orang MAKI –lembaga anti korupsi yang ia dirikan di Jakarta. Boyamin ke KPK sebagai detektif partikelir.
“Sejak kapan berubah menjadi detektif partikelir?”
“Sejak 28 Agustus 2024,” jawab Boyamin. Yakni sejak ia memutuskan menyelidiki kasus Kaesang dan istri yang nebeng pesawat pribadi pergi ke Amerika sampai pulangnya.
Boyamin menyelidiki kejadian itu. Mengumpulkan banyak dokumen.
Menganalisisnya. Kesimpulannya: itu gratifikasi. Ia pun melaporkannya ke penegak hukum.
“Detektif swasta itu landasan hukumnya apa?”
Ia punya jawabnya. ”Sebagai warga negara yang jadi korban korupsi. Berarti korban kejahatan.”
Maka baru Boyaminlah orang yang mendeklarasikan dirinya sebagai detektif partikelir. Khususnya di bidang korupsi.
Detektif partikelir yang lebih dulu ada adalah yang menyelidiki masalah suami-istri. Yakni detektif yang disewa istri agar perselingkuhan suami terungkap. Atau sebaliknya.
Dalam hal PSN PIK2 ini Boyamin fokus pada soal penerbitan sertifikat tanah di dalam laut yang sudah dipagari.
Pagar itu sendiri Anda sudah tahu: terbuat dari bambu yang ditancapkan dalam sekali. Ada deretan bambu luar dan ada deretan bambu dalam.
Tengahnya diisi pasir yang sudah dimasukkan ke dalam karung.
Jarak antara bambu luar dan dalam itu rata-rata satu atau satu setengah meter. Berarti perlu dua karung pasir dijejer dan ditumpuk. Mahal sekali.
Boyamin berkesimpulan: penerbitan sertifikat HGB dan SHM di situ disertai korupsi.
“Saya akan praperadilankan KPK kalau KPK tidak menangani korupsi terkait HGB dan SHM ini,” katanya.
Kian lama soal ini kian heboh.
Saya belum bisa mengambil kesimpulan ke mana arah pengakhiran soal PSN PIK2 ini. Dilihat dari seriusnya TNI-AL membongkar pagar laut sepertinya sangat memuaskan para aktivis.
Tapi ini bukan hanya pagar laut. Juga ada 263 sertifikat baru. Yang 200-an terbit tahun 2023. Selebihnya terbit di paruh akhir 2024.
Lalu ada masalah tanah-tanah yang dikuasai rakyat yang dibebaskan investor. Atau suruhan investor. Yang caranya banyak diributkan itu. Baik sejak sebelum ada penetapan sebagai PSN (proyek strategis nasional) maupun sesudahnya.
Terakhir soal PSN itu sendiri: taktik busuk atau bertujuan mulia. Atau mulia yang praktiknya busuk. Bisa juga busuk yang dibungkus mulia.
PSN ditetapkan agar proyek berjalan cepat. Tidak akan dicampuri Pemda.
Selama ini Pemda dinilai hanya jadi penghambat –lewat Perda mereka. PSN di atas Perda.
Anda pun tahu: membenahi beberapa wilayah pantai itu sulit. Ada kampung nelayan yang miskin. Padat. Kumuh. Tidak sehat. Ada hutan mangrove yang telantar. Ada tanah negara. Tanah oloran. Tanah tenggelam. Tanah sisa abrasi laut.
Menghentikan laju abrasi dan tidak membiarkan tanah tenggelam pasti mulia. Termasuk usaha merehabilitasinya.
Melebatkan hutan mangrove juga mulia. Membenahi kampung nelayan yang miskin dan kumuh sangat mulia.
Kita sendiri juga lebih senang melihat kawasan pantai yang tertata rapi dari pada melihat kekumuhan.
Sebenarnya tidak diperlukan investor kalau pemerintah punya uang.
Setidaknya punya keinginan yang sangat kuat untuk memperbaiki kampung nelayan. Tapi kita semua tahu: dua-duanya tidak ada.
Maka menarik untuk dibayangkan: misalkan pagar laut sudah hilang, semua sertifikat sudah dibatalkan, PSN diurungkan; akan diapakan kawasan itu?
Dibiarkan begitu saja –sehingga kembali ke keadaan lama?
Dulu pernah ada konsep “membangun tanpa menggusur.” Tapi konsep itu sudah sangat lama tidak terdengar. Juga ada konsep “bedol RT kumuh.”
Belakangan ada “OK Oce” dengan 0 persennya.
Tentu juga harus diingat: investor sudah dijanjikan semacam kompensasi atas “kerugian” mereka membangun proyek di IKN. Janji seorang presiden adalah janji seorang mandataris rakyat.
Rasanya perlu ada perumusan yang lebih berorientasi masa depan.
Pembangunan PSN PIK2, kalau lanjut, haruslah juga mengakomodasikan konsep membangun tanpa menggusur. Bahkan harus juga bisa dipaketkan dengan program rehabilitasi kampung padat di sebelah timurnya: Muara Baru. Rasanya tidak akan ada Gubernur Jakarta mampu membenahi kampung seperti Muara Baru.
Momemtum PSN PIK2 sangat baik untuk merumuskan konsep pembangunan baru.
Saya ingat pembenahan kawasan kumuh di dalam kota Mumbai juga ditangani investor. Juga bertele-tele. Tapi akhirnya sukses: rakyat, pemerintah, dan investor senang.
Sesekali kita perlu menengok ke India –tidak hanya melihat filmnya. (Dahlan Iskan)
Komentar Dahlan Iskan di Disway Edisi 23 Januari 2025: Pagar Laut
M.Zainal Arifin
Dara jadi laut. Laut jadi darat. Lupa daratan. Nenek moyang ku orang pelaut. Gemar mengarung luas samudra. Menerjang ombak, tiada takut. Menempuh badai, sudah biasa. Kiayi Shoolich Darat ada di Semarang. Guru nya RA Kartini. Dari gelap terbitlah terang. Mina dzdzulumsati, ila nnuuri. Pak Kiayi, gimana kami bisa hargai Qur’aan, bila tak ada terjemahan nya? Glodak, Kartini diberi terjemahan nya.
Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
@my Ando.. Anda “bukan” keluar 2 kali. Tetapi “masuk” 2 kali.. ### He he.. Soal “cara pandang”..
Tivibox
Tulisan CHDI hari ini, — menurut saya — belum menggali lebih dalam. Yaitu : siapa yang membangun pagar laut itu ? Siapa yang mendanai. Dan apa sebenarnya fungsi pagar itu. Selama ini kan simpang siur, ada yang bilang untuk ini, untuk itu atau untuk ini itu. Yang mebangun si ini, si itu. Tapi tidak pernah jelas dan tegas tunjuk hidung. Si A lho yang memerintahkan membangun, untuk tujuan B, begitu misalnya. Seakan semua ditutupi. Bikin penasaran saja. Atau tulisan ini besok ada lanjutannya, tanpa puja puji kepada tokoh siapapun ?
Pry
Sudah berteman sejak jadi sesuatu. “Teman” Itu “aset”.
Jokosp Sp
Ayo bikin tebakan hari ini. Kenapa Pak Boss nulisnya hanya fokus ke tanggapan penggugat Ahmad Khosinudin, bukan dari sisi pelanggaran yang sudah mulai jelas dari terbitnya sertifikat di atas laut itu. Para pembuat sertifikat itu kan jelas ada yang buat, instansi yang buat jelas, siapa yang tanda tangan di sertifikat itu jelas, kapan sertifikat itu diterbitkan kan jelas tahunnya, siapa pemilik sertifikat yang atas nama PT dan pribadi itu kan jelas. Kalau mau benar-benar diinvestigasi dan dibuka siapa pemilik PT dan pribadi itu kan gampang. Data pendirian PT pasti ada di Kantor Hukum dan Hak Asasi Manuasia (HAM). Bukannya yang berwenang mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pengesahan badan hukum Perseroan Terbatas (PT) itu Kantor Hukum dan Hak Asasi Manuasia?. Dan proses pengesahan PT dilakukan setelah Notaris mengajukan pengesahan badan hukum PT kepada Menteri Hukum dan HAM. Artinya di Kantor Notaris juga ada. Penelusuran data bisa dari Kelurahan, ke Camat, ke Bupatinya siapa saja yang terlibat pasti ketemu semua. Ini jelas banyak yang berusaha menutupi, apalagi sertifikat atas nama perorangan yang muncul begitu banyaknya. Ayo taruhan lagi siapa saja yang akan jadi kambing hitamnya dan masuk penjara, dan siapa saja yang akan tetap aman?. Aturan dibuat dengan banyak nego dan kepentingan akhirnya cuma menyenangkan sepihak yang mengusai kekuasaan dan yang punya duwid. Apakah Abah di bagian yang ikut melindungi Aguan karena China dan sekaligus teman?. Ancur ….ancur…….ancur…..
Lukman Nugroho
Siapa yang pekan lalu menulis judul PIK2 Brigit. Masih lekat dalam ingatan, proyek itu sudah IPO. Saham dibuka dan ditutup dengan kenaikan harga yang cukup tinggi. Jebulnya masih banyak masalah disana – sini. Saya masih ingat falsafah, Anda sudah tau siapa yang mengajari. Mereka boleh pintar. Tapi kita tidak boleh bodoh. Kemarin di stasiun televisi nasional, kita melihat pak Kholid. Berbicara dengan sangat bagus, seorang nelayan dengan narasi dan argumentasi yang kuat. Rasanya dia tidak bodoh. Hanya saja tidak ada pejabat dan backing kuat dibelakangnya. Pembagunan ini untuk siapa? Tetaplah jadi pejabat. Meski tidak berguna.
Mirza Mirwan
Situasi di Gaza relatif tenang sejak dimulainya gencatan senjata tahap 1, Minggu 19/1. Serangan udara IDF terakhir berlangsung Sabtu malam menjelang gencatan senjata yang menewaskan 8 orang. Tiap hari ratusan truk pengangkut bantuan — bahan makanan, obat-obatan, pakaian, bahan bakar dan air bersih — bebas beroperasi. Kemarin, menurut UN-OCHA, lebih dari 800 truk. Para pengungsi kembali ke kota masing-masing. Tapi rumah mereka tinggal onggoka puing. Alih-alih untuk ditinggali, bahkan sekadar mendirikan tenda pun tak bisa. Mana tak ada listrik dan air pula. Akhirnya mereka kembali ke tempat pengungsian. Pemandangan yang mecolok, selain iring-iringan truk pengangkut bantuan adalah kegiatan mencari korban yang tertimbun di reruntuhan bangunan. Di seluruh Gaza diperkirakan ada 10.000-an korban yang tertimbun. Dalam dua hari sudah ditemukan 120 jasad korban. Tetapi, waini, situasi di Tepi Barat justru kian mencekam, utamanya di Jenin. Tiap hari terjadi baku tembak antara pasukan IDF dan milisi. Untung bukan serangan udara dengan bom. Toh setiap hari selalu jatuh korban. Sampai sebelum Subuh tadi korban tewas di Gaza sudah 47.107 jiwa, sedang yang terluka 111.147 orang.
Joko Riyanto
-o– Istri: Apakah aku terlihat gemuk? Suami: Ya … Istri: Diamlah. Jangan pernah berani bicara padaku!! Istri: Apakah aku terlihat gemuk? Suami: Tidak … Istri: Pembohong! Istri: Apakah aku terlihat gemuk? Suami: Mungkin … Istri: Apakah kamu bisa bersikap tegas? Istri: Apakah aku terlihat gemuk? Suami: Aku tidak tahu … Istri: Apakah kamu buta? Istri: Apakah aku terlihat gemuk? Suami: Tergantung … Istri: Oh, kamu membandingkanku dengan orang lain.. Istri: Apakah aku terlihat gemuk? Suami: Diam Istri: Apakah kamu tuli? *) Ada beberapa pertanyaan yang tidak ada jawaban yang benar. -o– Istri: Apakah aku terlihat gemuk? Suami: Ya … Istri: Diamlah. Jangan pernah berani bicara padaku!! Istri: Apakah aku terlihat gemuk? Suami: Tidak … Istri: Pembohong! Istri: Apakah aku terlihat gemuk? Suami: Mungkin … Istri: Apakah kamu bisa bersikap tegas? Istri: Apakah aku terlihat gemuk? Suami: Aku tidak tahu … Istri: Apakah kamu buta? Istri: Apakah aku terlihat gemuk? Suami: Tergantung … Istri: Oh, kamu membandingkanku dengan orang lain.. Istri: Apakah aku terlihat gemuk? Suami: Diam Istri: Apakah kamu tuli? *) Ada pertanyaan yang tidak ada jawabannya yang benar. —> Siapa yang membangun Pagar Laut? Untuk pertanyaan2 lainnya, ada Google … –koJo.-
Lagarenze 1301
Sekedar menambahkan, Ahmad Khozinuddin dulunya adalah aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Di organisasi itu, Ahmad Khozinuddin menjabat Direktur Pusat Kajian dan Bantuan Hukum HTI. O, iya, pemerintah pada 19 Juli 2017 mencabut status badan hukum ormas HTI.
thamrindahlan
Pagar Laut Misterius. Sejagat ramai pun Kabinet seutuhnya. Seorang teman pensiunan meng analog kan peristiwa ini sebagai salah satu fenomena SMP. Pembaca sudah paham setelah pesta besar bubar maka berlakulah guyonan Sudah Makan Pulang. Kini siapa bertanggung jawab untuk mencuci piring kotor. Bapak Presiden Prabowo Subianto tampaknya mulai merasakan proses cuci piring. Satu demi satu kerjaan nakal pemilik kekuasaan terdahulu terbongkar. Salut atas ketegasan Presiden RI ke 8. Bongkar Pagar di Pantai Tanggerang dekat Pik 2. Ternyata banyak oknum diduga terlibat apatah pengusaha dan penguasa panas dingin. Merekalah yang tadinya berpesta namun lupa cuci piring. Cuci piring itu benar benar membersihkan sisa kotoran termasuk perintah Presiden meng evaluasi Proyek Strategis Nasional. (PSN) . Dikutip dari Antara : Menko Bidang Infra Struktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan “Presiden meminta kita benar benar me review PSN dengan baik. Beliau juga ingin terlibat secara langsung karena ya seharusnya seperti itu” Yes 100 hari kerja masih urusan cuci piring ya Pak. Lambat laun semua kejanggalan kebijakan aneh aneh era sebelumnya akan terkuak. Bukankah ada pepatah + sepintar pintarnysa bangkai ditutupi, baunya tercium juga + Salamsalaman
Fiona Handoko
Selamat pagi bp thamrin, bung mirza, bp udin, bp jokosp dan teman2 rusuhwan. Pemerintah. Atau seperti istilah abah, “menjadi sesuatu”. Memang powernya war biyasah. Bisa bikin aturan yang membuat penghasilan masyarakat berkurang. Seperti pajak, pwncabutan subsidi. Bisa merugikan keuangan negara demi kepentingan politiknya. Seperti membiarkan pejabat pendukungnya melakukan kong kali kong. Bisa memperkaya keluarga dan kroninya dengan konsesi, perijinan. Bisa menjinakkan dpr, polis, tentara, ormas, universitas. Dengan membagi2 jabatan, membagi2 tambang. Bisa membayar influencer, buzzer, pers untuk menjilatnya. Dengan biaya negara tentunya. Bisa juga pemerintah mempermudah kehidupan masyarakat. Sesuai jargon2 masa kampanyenya. Sementara masyarakat. Paling jauh cuma ngomel. Paling jauh ya memaki maki. Dan apesnya bagi masyarakat. kekuasaan pemerintah tidak akan jatuh karena dimaki maki. Yaah. Mudah2 an pemerintah “macan asia” Ini. Tidak merampas “kemewahan” Masyarakat, untuk memprotes, mengkritik, memaki2. Kan ini juga sarana hiburan bagi masyarakat. Pelepas stress. Biarkanlah mereka berasa punya privilege. Menyaksikan pemerintah yang begitu berkuasa bisa dimaki2 dan diolok2.
Jokosp Sp
Ketika borok dan bau busuknya sudah kelihatan dan tercium publik, sekarang para bedebah negara pada cari alibi untuk mengelak. Kita acungkan 2 jempol untuk Pak Said Didu yang konsisten bela rakyat yang tersolimi, dan Alm Alfin Lim dengan “No Viral No Justice” nya. Ayo Pak Prabowo bersihkan para penjahat kerah putih ini.
Jimmy Marta
Kasus pagar laut ini terasa lucu dan menggelikan. Semula ada kelompok nelayan (JRP) yg mengaku sbg pihak pemilik yg memasang. Pagar bambu panjangnya 30,6 Km. Biayanya diperkirakan 9M. Klaim ini sepertinya tidak masuk akal. Setelah heboh, keluar perintah presiden untuk pembongkaran. Perintah ini sepertinya menimbulkan ‘gaduh’ di bbrp pejabat. TNI AL segera gercep. Bongkar. Namun Kemen KKP bersikap ‘lain’. Pemagaran ini harus diinvestigasi. Pagar ini harus jadi barang bukti. Jangan dulu dibongkar. Tapi belakangan sang mentri sudah berubah. Ikut bongkar. Di kemen ATR/BPN cerita lain lagi. Sertifikat terbit tahun 2022/2023. Namun komandan kala itu, HT bilang tak tahu. Sedangkan AHY, menko yg skrg menyebut tdk terima laporan. Dan NH, sang menteri ATR, mengawali dg minta maaf atas kehebohan yg terjadi.
Tivibox
Cuci tangan Cuci tangan sangat baik dilakukan sebelum makan, atau melakukan kegiatan lain yang memerlukan tangan yang bersih dan steril. Itu agar kuman yang ada di tangan tidak ikut tertelan bersama makanan atau tidak mengkontaminasi sesuatu yang disentuh dengan tangan. Cuci tangan wajib hukumnya untuk hidup sehat. “Cuci tangan” juga bisa berarti melepaskan diri dari tanggung jawab akibat perbuatan yang sudah dilakukan. Biasanya dilakukan untuk menghindari masalah hukum, kalau akibat perbuatan itu mempunyai konsekuensi hukum. Ini jamak dilakukan bila ada suatu perbuatan yang tidak sesuai ketentuan hukum yang berlaku dan berjalan seakan itu sesuatu yang normal tetapi kemudian terbongkar dan diketahui publik. Beberapa hari kedepan “cuci tangan” akan menjadi trend baru yang akan dilakukan banyak pihak. Mari kita menonton episode selanjutnya.
Liáng – βιολί ζήτα
Konon, Laut Jawa itu merupakan Laut Transgresi. Secara singkat, Laut Transgresi adalah laut yang mengalami kenaikan permukaan airnya atau penurunan daratan di pesisirnya secara perlahan, sehingga laut bertambah luas. Dengan kata lain, dulunya – ada daratan di pesisir – yang kini menjadi bagian dari Laut Jawa. Sedangkan Laut Regresi adalah kebalikan dari Laut Transgresi, yakni laut yang mengalami penyempitan, sehingga permukaan airnya menurun. Dari proses alami tersebut, ada kemungkinan munculnya daratan di bagian laut yang dangkal terutama di pesisir. Baik itu Laut Transgesi maupun Laut Regresi terbentuknya secara alami dalam rentang waktu yang sangat panjang. [1/2]
Liam Then
Dulu saya sering wara-wiri dikawasan PIK dan sekitarannya karena kerja di situ. Kesannya “sore to the eyes” Mungkin akibat makan mata pelajaran PMP selama 12 tahun di sekolah waktu era Orde baru. Mungkin karena itu, saya ada sedikit perasaan antipati kepada status kemapanan dimasyarakat yang tidak setimbang. Jakarta sebenarnya bukan kota yang sehat bagi psikis manusia. Kontras kualitas hidup manusia disana sangat jomplang. Padahal kota metropolis yang ideal, seharusnya minimal bisa punya standar umum yang bisa rata diakses oleh seluruh lapisan golongan masyarakat.Saya kesulitan dalam hal pemilihan kata untuk deskripsikan. Saya pakai contoh saja. Misalnya di Shanghai, disana ada kawasan Shanghai Riverside Promenade- kawasan tepi sungai yang ditata cantik, kaya miskin bebas kesana menikmati standar fasum yang sama. Di Jakarta, tepian pesisir, jadi kompleks elit mewah, jadi enclave pemukiman etnis tertentu. Ada lagi yang dipalangi masuk harus bayar seperti di Ancol dan sialnya padanan pantai publik setara Ancol yang bebas diakses oleh semua orang apapun status ekonominya. Kawasan kompleks pemukiman pesisir mewah dikelilingi kampung kumuh disekelilingnya, bukanlah jadi berkesan “sore to the eyes” ? Jakarta sepertinya salah arah dalam hal tata wilayah dan pembangunan.
daeng romli
“Rakyat Senang, Investor Senang, Negara Senang” ini memang idealnya pak DI. Tapi proses ke arah itu yg tdk bikin “Senang”. Bagaimana tidak, setelah ketahuan dan dikeluhkan oleh orang2 sekitar baru ada tanggapan. Dan yg lebih parah tanggapan ini beda2 dr orang (baca : aparat) yg berbeda. Ada yg bilang utk mengurasi abrasi air laut, ada yg bilang utk membuat ceruk demi kesejahteraan nelayan…dsb. Ternyata semua itu tipu2 saja. Buktinya begitu pagar itu dihancurkan oleh TNI mereka yg terlibat nggak ada yg protes . Ini jelas bahwa apa yg dilakukan dgn “Slinthutan” (curang) itu hanya akan memberikan kesenangan pada orang/lembaga tertentu. Jadi slogannya harus dirubah Bah ” Investor Senang, Negara (aparat) agak senang, Rakyat modar” #wesngonoae
Pry
BACA: “Pakar Buka Suara: Jokowi Tidak Terlibat Polemik Pagar Laut Tangerang.” YANG BUKAN PAKAR CANGKEME MINGKEM SIK, OJOK NYOCOT BIKIN FITNAH AE…
Muh Nursalim
Ini alur drama kapling laut itu 1. Omnibus law disahkan. Pasal 17 A menyebut bahwa Proyek PSN yang nagsih ijin pemerintah pusat 2. Dikeluarkan PP Nomor 18 tahun 2021, pasal 65 perairan termasuk lau boleh disertfikakan, HGU, HGB atau hak pakai 3.Diterbitkan PP Nomor 42 tahun 2021 tentang kemudahan PSN 4. PIK2 ditunjuk sebagai PSN 5. Sertifikat HGB dikeluarkan 6. Dipatoki dan dikapling2 Jadi itu sangat beda dengan yang tanah hilang di Demak. HGB nya legal di atas perairan. bukan darat yang berubah jadi laut. Sejak awal memang laut, lalu aturan dibuat agar bisa di kapling-kapling. Underane memang di Omnibus Law
Lagarenze 1301
Nama Megawati semakin harum. Di Korea. Siapapun warga Indonesia yang menyaksikan duel Red Spaks vs Hillstate, Rabu, pasti akan bangga. Bukannya overproud, Mega adalah kunci kemenangan Red Sparks dalam laga dramatis yang berakhir 3-2 itu. Bayangkan, dalam posisi 2-2, memasuki set kelima yang menjadi penentuan, spike Mega mengunci skor 15-13. Hebatnya lagi, di set terakhir itu, Mega mencetak 10 dari 15 poin. Red Sparks sukses mencatat rekor dalam sejarah klub dengan 12 kemenangan beruntun. Dan, semua mengakui, Mega adalah variabelnya. Menonton aksi Mega melompat tinggi lalu tubuhnya membentuk busur, kemudian melepaskan smash keras yang gagal diblok pemain tinggi besar dari Hillstate, Momo Sissoko, mampu memompa produksi dopamin di kepala. Mega lebih layak ditonton ketimbang galau di tengah hiruk-pikuk kasus Hasto yang berlanjut dengan penggeledahan rumah Djan Faridz, dan proyek pagar bambu di bibir laut Tangerang yang entah dibangum siluman dari mana.
Johannes Kitono
PBB – Laut. Untuk mendapatkan tambahan PNBP. Ternyata dinas KKP didaerah sangat kreatip. Dan ini pernah dpermasalahkan Gappindo. Pengusaha Perikanan di kenakan PBB Laut sesuai dengan area penangkapan ikannya. Silahkan hitung berapa luas dan jumlah pajak yang harus dibayar. Alasan dari Pemda. Entah benar atau konyol bahwa di dasar laut pasti ada tanah. Ini dasar hukum dari PBB Laut kendati tidak ada bangunan. Kalau lokasi Pagar Laut ada HGB. Silahkan dicek kapan dan berapa jumlah PBB yang pernah disetor ke negara. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.