• Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Ekonomi

Harga Cabai Tertekan Cuaca Jelang Nataru, Strategi Distribusi Jadi Andalan

Laurens Dami Editor Laurens Dami
Selasa, 16 Desember 2025 - 11:58
in Ekonomi
1000467310

Ilustrasi - Pedagang sayur mengambil cabai rawit saat melayani pembeli di Pasar Induk Rau, Serang, Banten. Foto: ANTARA

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Hujan yang kerap turun di penghujung tahun menggoyang stabilitas harga pangan, terutama cabai. Di tengah persiapan masyarakat menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta libur panjang, pemerintah bergerak cepat agar dapur rumah tangga tetap aman dari lonjakan harga.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyadari bahwa akhir tahun selalu membawa tantangan tersendiri bagi sektor hortikultura. Curah hujan yang meningkat membuat produksi sayuran dan cabai menjadi tidak menentu, sehingga berpotensi memicu gejolak harga di pasar.

BacaJuga:

Citilink Pastikan Kesiapan Penerbangan Jelang Lonjakan Penumpang Libur Nataru 2025/2026

Usaha Mikro Makin Berdaya, Kebijakan UMKM Mulai Berbuah Nyata

Menuju Masa Depan Rendah Karbon, Energi Terbarukan Didorong Jadi Andalan

“Hal yang perlu diantisipasi karena akhir tahun biasanya musim hujan, produk hortikultura seperti sayuran dan cabai memang rentan terhadap perubahan cuaca. Khusus cabai, ini agak berbeda. Begitu perubahan cuaca, misalnya hujan, biasanya para petani tidak metik atau petikannya tidak sebanyak kalau kondisi normal,” ungkap Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono di Jakarta, Senin (15/12/2025).

Kondisi tersebut turut dirasakan di wilayah konsumsi besar seperti Jakarta. Ketika panen berkurang di sentra produksi, pasokan ke pasar otomatis menipis dan harga pun ikut terkoreksi.

“Di Jakarta juga seperti itu kondisinya. Pada saat musim hujan di daerah-daerah sentra mungkin pemetikannya kurang, sehingga harga terkoreksi. Nah begitu nanti kondisi normal akan kembali ke normal. Solusinya bagaimana produksi-produksi cabai di daerah-daerah sentra ini bisa dimobilisasi untuk ke daerah-daerah yang kekurangan,” jelasnya.

Sebagai langkah konkret, Bapanas memfasilitasi kerja sama business to business antara pedagang besar di Jakarta dengan petani cabai di Aceh Tengah. Dari wilayah tersebut, rata-rata pasokan sekitar 13 ton cabai per hari dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan pasar induk utama, mulai dari Pasar Induk Senen, Kramat Jati, Tanah Tinggi, Cibitung, hingga Pasar Induk Caringin di Bandung.

Tak hanya Aceh Tengah, Bapanas juga memantau sejumlah daerah sentra lain yang masih memiliki harga relatif terjangkau, seperti Kabupaten Jeneponto, Enrekang, dan Wajo di Sulawesi Selatan. Langkah penjajakan mobilisasi stok dari wilayah tersebut akan ditindaklanjuti bersama Kementerian Pertanian.

“Memang ada tantangan distribusi karena faktor cuaca dan sebagainya, yang kemudian bisa menyebabkan terganggu pasokan dan ujungnya terkoreksi harga tadi. Nah tapi kita terus lihat perkembangannya day per day secara nasional,” sebut Maino.

Upaya stabilisasi ini,lanjut Maino, juga diperkuat melalui kerja sama antar daerah yang telah berjalan dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah daerah didorong berperan aktif, termasuk dalam membantu pembiayaan distribusi dan transportasi.

“Program kerja sama antar daerah, ini sudah berjalan dalam sekian tahun terakhir. Bagaimana daerah-daerah yang bukan sentra, itu melaksanakan kerja sama dengan daerah sentra. Hal yang lainnya ada peranan pemerintah daerah, bagaimana membantu biaya distribusi, biaya transportasi, sehingga membantu masyarakat bisa menikmati harga pangan dengan harga baik tentunya,” tambahnya.

Di tengah derasnya hujan dan padatnya agenda akhir tahun, upaya menjaga ketersediaan cabai menjadi bukti bahwa stabilitas pangan bukan sekadar urusan pasar, melainkan kerja bersama agar masyarakat tetap bisa merayakan momen penting tanpa rasa khawatir. (her)

Tags: Distribusinatarustrategi
Berita Sebelumnya

Sinergi Bea Cukai Atambua, Kanwil DJBC Bali, NTB dan NTT, Imigrasi, Kepolisian Resor Belu dan Kepolisian Resor Timor Tengah Utara Gagalkan Peredaran 11 Juta Batang Rokok Ilegal

Berita Berikutnya

Christina Aryani Ungkap Komitmen Prabowo, Janji Kunjungan Rutin ke Lokasi Bencana

Berita Terkait.

citylink
Ekonomi

Citilink Pastikan Kesiapan Penerbangan Jelang Lonjakan Penumpang Libur Nataru 2025/2026

Rabu, 17 Desember 2025 - 13:41
umkm
Ekonomi

Usaha Mikro Makin Berdaya, Kebijakan UMKM Mulai Berbuah Nyata

Rabu, 17 Desember 2025 - 13:03
Panel Surya
Ekonomi

Menuju Masa Depan Rendah Karbon, Energi Terbarukan Didorong Jadi Andalan

Rabu, 17 Desember 2025 - 12:22
Pembangkit Listrik
Ekonomi

Gas Alam dan Dilema Transisi Energi Indonesia

Rabu, 17 Desember 2025 - 10:50
Anjungan Migas
Ekonomi

Investasi Migas Digenjot, Indonesia Siapkan Tameng Hadapi Tekanan Global

Rabu, 17 Desember 2025 - 07:31
kemenkue
Ekonomi

Kemenkeu Turun Langsung Kawal Aduan Program Strategis, dari Pajak hingga Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 - 03:14
Berita Berikutnya
1000467424

Christina Aryani Ungkap Komitmen Prabowo, Janji Kunjungan Rutin ke Lokasi Bencana

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.