INDOPOSCO.ID – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mendorong langkah cepat berbagai kampus di wilayah terdampak dan di luar daerah terdampak untuk memberikan bantuan kesehatan, logistik, layanan darurat, hingga dukungan psikososial.
“Kontribusi aktif perguruan tinggi menjadi fondasi penting dalam mempercepat pemulihan masyarakat terdampak bencana. Ini wujud nyata arah kebijakan Diktisaintek Berdampak di seluruh Indonesia,” ujar Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dalam keterangan, Kamis (4/12/2025).
Ia menuturkan, berbagai kampus telah mengerahkan relawan dan sumber dayanya. Seperti Universitas Syiah Kuala (USK) membuka dapur umum sejak 30 November 2025 bagi mahasiswa yang terdampak bencana serta membuka donasi untuk mendukung keberlanjutan dapur umum ini hingga keadaan pulih sepenuhnya.
“Universitas Malikussaleh (Unimal) di Aceh Utara juga membuka dapur umum, sekaligus mengalihfungsikan auditoriumnya sebagai tempat mengungsi para mahasiswa yang terdampak bencana. Disediakan juga posko kesehatan bagi para pengungsi,” terangnya.
Selain itu, menurut Brian, tim relawan dari Universitas Teuku Umar (UTU) menembus lokasi terdampak paling parah banjir di Beutong Ateuh Banggala pada Selasa silam. Di sana, tim mendirikan dapur umum dan menyalurkan bantuan berdasarkan kebutuhan paling mendesak warga.
“Tim ini termasuk mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penanggulangan Bencana serta Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI),” katanya.
Di Langsa, masih ujar dia, Universitas Samudra (Unsam) menjadi salah satu titik dengan dampak paling berat. Per 2 Desember 2025, sebanyak 315 orang (285 mahasiswa dan 30 warga) mengungsi ke Gedung Multiguna Unsam selama masa puncak banjir.
“Unsam segera mendirikan Posko Bantuan Sivitas Akademika Terdampak Banjir Kota Langsa dan menyalurkan bantuan logistik seperti beras, mi instan, air mineral, minyak goreng, dan telur,” ungkapnya.
Sementara, dikatakan dia, Universitas Abulyatama Aceh (Unaya) mengirim tim kesehatan ke wilayah Pidie Jaya untuk membantu evakuasi dan layanan kesehatan pengungsi. Sejumlah posko kampus juga menggalang donasi bagi warga yang terdampak di Kabupaten Bireuen, Aceh Utara, Langsa, dan Aceh Tamiang.
“Inisiatif ini menunjukkan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) juga aktif berkontribusi dan proaktif dalam mendukung penanganan bencana serta membantu pemulihan masyarakat di wilayah terdampak,” terangnya.
Di Sumatera Utara, masih ujar dia, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) membuka pendaftaran beasiswa darurat bagi mahasiswa yang menjadi korban bencana di tiga provinsi. Program ini dibuka hingga 13 Desember dan dijadwalkan diumumkan pada 17 Desember 2025.
“Mahasiswa dan dosen Universitas Putra Indonesia Yayasan Perguruan Tinggi Komputer (UPI “YPTK”) Padang turut berkontribusi dalam memberikan dukungan psikososial di wilayah terdampak bencana. Tim relawan juga menyalurkan air bersih, sembako, hingga membantu membersihkan rumah,” bebernya.
“Upaya lintas daerah juga dilakukan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengirim tim relawan pendahulu pada Rabu (3/12/2025) kemarin. Tim ini bertugas melakukan asesmen awal kondisi lapangan dan memastikan jalur bantuan selanjutnya dapat berjalan efektif,” imbuhnya.
Brian mengaku mengapresiasi atas inisiatif, empati, dan kecepatan perguruan tinggi dalam merespons krisis ini. Ia meminta koordinasi dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan terkait harus terus dilakukan, untuk memastikan dukungan pendidikan, layanan darurat, serta kebutuhan logistik bagi sivitas akademika dapat terpenuhi selama masa pemulihan.
“Dukungan ini menegaskan komitmen bahwa perguruan tinggi adalah kekuatan publik yang sangat penting dalam menghadapi bencana. Gerak cepat kampus menjadi modal besar untuk memastikan masyarakat dapat pulih dan bangkit kembali,” ujarnya. (nas)









