INDOPOSCO.ID – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) kembali menegaskan posisi Indonesia di panggung global melalui keikutsertaannya pada Kuala Lumpur Islamic Finance Forum (KLIFF) 2025 di Malaysia, 18–20 November 2025. Forum internasional ini menjadi ruang strategis bagi Indonesia untuk memperluas jejaring, mempromosikan kebijakan nasional, dan memperkuat kolaborasi kawasan dalam industri keuangan syariah.
Dalam forum tersebut, Direktur Infrastruktur Ekosistem Ekonomi Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat, tampil sebagai pembicara panel dan memaparkan perkembangan ekosistem syariah Indonesia, green investment, serta transformasi ekonomi berbasis nilai (value-based economy). Ia menekankan bahwa Indonesia dan Malaysia memiliki posisi unik sebagai dua kekuatan besar dalam ekonomi syariah dunia.
“Indonesia memiliki visi besar untuk memperkuat ekosistem keuangan syariah yang inklusif dan berkelanjutan. Forum seperti KLIFF memberi kita ruang untuk menyelaraskan strategi, berbagi praktik terbaik, dan memperluas kerja sama lintas negara, terutama dalam bidang halal value chain, Islamic fintech, dan investasi berdampak,” ujar Emir dalam keterangannya, Selasa (2/12/2025).
Emir turut menyoroti pentingnya penguatan SDM dan capacity building agar industri mampu mengimbangi perkembangan teknologi finansial, integrasi ESG, dan kebutuhan pasar global yang semakin kompleks.
KLIFF 2025 mengusung tema yang sejalan dengan agenda Indonesia, mulai dari Islamic Social Finance, integrasi ESG–Syariah, pembiayaan hijau, hingga peluang perdagangan halal Indonesia–Malaysia. Seluruh topik ini menjadi relevan dengan arah kebijakan nasional dalam Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (MEKSI) 2025–2029, yang menekankan penguatan ekosistem halal, pendalaman pasar keuangan syariah, serta integrasi keuangan sosial syariah dengan program pembangunan nasional.
Emir menjelaskan bahwa sejumlah indikator global menunjukkan konsistensi peningkatan Indonesia.
“Capaian Indonesia dalam SGIE, IFDI, hingga Islamic fintech index menunjukkan bahwa kita berada di jalur yang tepat. Tugas kita berikutnya adalah memastikan inovasi, investasi, dan tata kelola berjalan beriringan. Dengan begitu, Indonesia bukan hanya menjadi pasar besar, tetapi juga pusat referensi global,” tutur Emir.
Kehadiran KNEKS pada forum ini juga diarahkan untuk membuka peluang kolaborasi baru, mulai dari knowledge sharing, riset bersama, talent mobility, kemitraan investasi halal, hingga pengembangan instrumen keuangan syariah berorientasi dampak.
“KNEKS terus mendorong agar Indonesia lebih hadir dan berperan aktif di forum global. Semakin kuat kolaborasi internasional, semakin cepat kita membangun ekosistem ekonomi syariah yang kompetitif dan berkelanjutan,” tambahnya.
Dengan langkah yang semakin terarah dan kolaborasi yang kian luas, Indonesia memperkuat pijakannya untuk menjadi salah satu poros utama keuangan syariah dunia, bukan hanya pengikut, tetapi pelopor. (her)









