INDOPOSCO.ID – Pemerintah terus memperkuat ekosistem pendidikan vokasi sebagai strategi kunci peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia saat bonus demografi.
Data nasional menunjukkan masih lebarnya kesenjangan antara suplai lulusan dan permintaan tenaga terampil. Berdasarkan pemetaan peluang kerja global dari Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), masih terdapat hampir 300 ribu lowongan di sektor prioritas.
Seperti lowongan di sektor kesehatan, hospitality, manufaktur, hingga teknisi industri yang belum bisa terpenuhi. Hal ini disebabkan keterampilan dan sertifikasi belum setara dengan standar internasional.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI Brian Yuliarto mengatakan, di dalam negeri, kebutuhan tenaga kerja terampil juga terus meningkat seiring perpindahan industri ke wilayah-wilayah baru.
“Politeknik dan perguruan tinggi vokasi harus semakin strategis sebagai pusat pembentukan kompetensi teknis berbasis kebutuhan industri,” kata Brian dalam keterangannya, Minggu (16/11/2025).
Ia meminta agar perguruan tinggi vokasi dapat terlibat langsung di industri sekitarnya. Dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dari lulusan perguruan tinggi.
Menurutnya, Pemerintah melihat pada periode 2025 – 2030 merupakan masa kritis bagi Indonesia untuk memaksimalkan bonus demografi. Pemerintah juga mencatat lebih dari 37 ribu lembaga vokasi nasional perlu diselaraskan kualitasnya, agar memenuhi standar industri domestik maupun global.
Brian berharap, penempatan pendidikan tinggi vokasi bisa menjadi salah satu penggerak utama peningkatan daya saing nasional.
“Penyempurnaan kurikulum, dan penguatan platform data nasional harus ditingkatkan, agar ekosistem vokasi dapat berkembang lebih cepat, adaptif, dan berdampak langsung pada peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia,” ujarnya. (nas)









