INDOPOSCO.ID – Pendidikan tinggi dan sains memiliki peran sebagai fondasi menuju negara maju berbasis inovasi dan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Pernyataan tersebut diungkapkan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI, Brian Yuliarto dalam keterangannya, Minggu (9/11/2025).
Ia menuturkan, kampus harus dapat melahirkan terobosan berbasis sains dan teknologi.
“Negara kita memiliki potensi besar untuk tumbuh menjadi negara maju. Kuncinya ada pada Sumber Daya Manusia (SDM, red) unggul dan kemampuan kampus melahirkan terobosan berbasis sains dan teknologi,” kata Brian.
Dia menjelaskan, untuk mencapai status negara berpendapatan tinggi, Indonesia perlu meningkatkan pendapatan per kapita hingga 15.000 USD per tahun, atau setara dengan sekitar Rp18 juta per bulan. Saat ini, pendapatan per kapita Indonesia masih di kisaran USD5.400 per tahun.
“Dari data ini menunjukkan bahwa Indonesia perlu membangkitkan industri yang tidak lagi ekstraktif, tetapi dengan hilirisasi riset, dan inovasi yang berdampak langsung pada masyarakat,” ucapnya.
Brian menambahkan, Diktisaintek Berdampak menjadi arah kebijakan Kemendiktisaintek dalam memperkuat relevansi, dan kontribusi pendidikan tinggi terhadap masyarakat. Kebijakan ini menekankan pentingnya transformasi kampus dari sekadar tempat belajar menjadi pusat solusi sosial dan ekonomi.
“Pendekatan ini juga membuka ruang kolaborasi antara akademisi, industri, pemerintah daerah, dan komunitas lokal, agar hasil riset dapat langsung dirasakan manfaatnya,” ujarnya.
Brian juga menyoroti tantangan global yang semakin kompleks, mulai dari perubahan iklim dan krisis pangan hingga disrupsi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI).
Menurutnya, dunia membutuhkan manusia yang berpikir lintas disiplin.
“Kita perlu generasi yang mampu menghubungkan sains dengan kemanusiaan, teknologi dengan etika, serta kebijakan dengan realitas masyarakat,” imbuhnya.
Hal ini, lanjutnya, juga dapat diwujudkan dengan mengembangkan creative class di kalangan masyarakat Indonesia. Para ilmuwan, dosen, guru, hingga seniman menjadi SDM unggul yang kreatif dan inovatif, sebuah kunci perekonomian yang baru.
“Nilai ekonomi terbesar hari ini adalah kemampuan manusia menciptakan ide dan solusi. Untuk menjadi negara maju, setidaknya 20 persen penduduk kita harus masuk ke dalam creative class,” jelas Brian.
“Saat ini baru sekitar 8 persen. Kampus adalah garda terdepan untuk meningkatkan angka tersebut,” tambahnya. (nas)








