INDOPOSCO.ID – Upaya pemerintah memperkuat pelindungan dan pemberdayaan pekerja migran kembali menjadi sorotan usai Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) bersama Kementerian Sosial (Kemensos) menggagas sinergi baru melalui penyatuan dua program andalan: Kelas Migran dan Sekolah Rakyat.
Di balik semangat kolaborasi tersebut, muncul pertanyaan publik terkait sejauh mana program ini benar-benar mampu meningkatkan kualitas calon pekerja migran dan keluarganya? Sebab, kualitas pendidikan vokasi dan reintegrasi yang telah berjalan selama ini kerap dianggap belum optimal.
Sikapi hal ini, Menteri P2MI Mukhtarudin menegaskan, kerja sama ini bukan sekadar seremoni birokrasi. Ia menyebut penyatuan dua program itu sebagai langkah konkret menuju pendidikan yang lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan lapangan kerja global.
“Tujuannya adalah meningkatkan kolaborasi dan sinergitas antar lembaga atau antar instrumen negara, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan pekerja migran baik sebelum, ketika penempatan, dan sesudah penempatan,” kata Mukhtarudin di Jakarta dikutip Selasa (4/11/2025).
Mukhtarudin menyebut, Kelas Migran akan menjadi bagian dari sistem pembelajaran komunitas di bawah payung Sekolah Rakyat. Program tersebut dirancang agar siswa hendak bekerja di luar negeri memiliki akses melatih keterampilan dan mempelajari bahasa asing.
“Kementerian P2MI akan bersinergi dengan Kementerian Sosial mengoptimalkan Sekolah Rakyat. Materi pembelajarannya juga akan mencakup isu-isu pekerja migran, termasuk bagi mereka yang berminat bekerja di luar negeri,” ucap Mukhtarudin.
Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan dua fokus utama: pelindungan pekerja migran Indonesia dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi.
“Arahan Bapak Presiden kepada kami ada dua hal, yaitu pelindungan pekerja migran Indonesia baik sebelum, ketika, dan sesudah penempatan, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia pekerja migran Indonesia melalui vokasi,” ujarnya.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf juga menegaskan komitmen Kemensos untuk memperkuat sinergi dan memperluas jangkauan pendidikan melalui Sekolah Rakyat, termasuk bagi calon pekerja migran.
Saat ini sudah ada 166 titik Sekolah Rakyat yang beroperasi mulai dari SD, SMP, hingga SMA, dengan lebih dari 6.700 siswa di tingkat SMA.
“Kami berharap Kementerian P2MI dapat memberikan pembelajaran sejak dini kepada anak-anak Sekolah Rakyat lewat informasi, edukasi, dan modul ajar yang relevan bagi mereka yang ingin bekerja di luar negeri,” imbuh Gus Ipul disapanya. (dan)









