• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Ekonomi

Proyek Migas Laut Dalam di Indonesia Bisa Jadi Kunci Kejar Target Produksi

Ali Rachman Editor Ali Rachman
Rabu, 18 Desember 2024 - 11:06
in Ekonomi
Stephen-Salomo

Analyst E&P Research Rystad Energy, Stephen Salomo saat memberikan keterangan kepada wartawan, usai acara media briefing bertema “Mewujudkan Ketahanan Energi Untuk Capai Cita-cita Indonesia Emas” di Jakarta, Selasa (17/12/2024). Foto: Dokumen SKK Migas

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Indonesia diyakini masih memiliki pasar besar sektor energi khususnya di minak dan gas bumi (migas). Ini tidak lepas dari proyeksi makin meningkatnya kebutuhan energi seiring dengan target peningkatan pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah.

Migas kini jadi salah satu sektor yang paling jadi perhatian karena meskipun tetap punya misi transisi energi, Presiden Prabowo Subianto sudah menetapkan target swasembada energi salah satu caranya dengan meningkatkan produksi migas.

BacaJuga:

Indeks Bisnis UMKM BRI Q3-2025: Ekspansi Berlanjut, Optimisme Pelaku Usaha Semakin Meningkat

LPDB Koperasi Luncurkan Aplikasi BEST, Jamin Seleksi Mitra Perbankan Lebih Transparan

Sinergi untuk Negeri: Pegadaian Bersama dengan 3 Institusi Pasar Modal Terkemuka Siapkan ETF Emas Pertama di Indonesia

Analyst E&P Research Rystad Energy, Stephen Salomo mengungkapkan dari analisis yang dilakukan peluang Indonesia di industri hulu migas masih sangat besar. Bahkan Indonesia jadi salah satu negara yang jadi perhatian khusus para pelaku usaha di sektor hulu migas dunia. Ini tidak lepas dari beberapa temuan giant discovery yang terjadi dalam tiga tahun terakhir.

Dalam strategi transisi energi yang diusung pemerintah terdapat beberapa skenario yang dibagi berdasarkan kecepatan transisi tersebut. Dari beberapa skenario ada satu kesamaaan yang bisa dilihat yakni sama-sama masih membutuhkan migas dalam jumlah yang besar.

“Mau skenario-nya slow transition, mau skenario-nya very fast transition, kita masih perlu minyak,” kata Stephen dalam media briefing bertema “Mewujudkan Ketahanan Energi Untuk Capai Cita-cita Indonesia Emas” di Jakarta, Selasa (17/12/2024).

Dalam analisis yang dilakukan Rystad Energy, kawasan Asia Tenggara jadi salah satu wilayah dengan nilai investasi hulu migas terbesar di dunia. Total investasi proyek hulu migas yang sudah Final Investment Decision (FID) pada tahun 2025 mencapai USD21 miliar dimana secara persentase investasi tersebut 50 persen lebih dialokasikan untuk pengembangan cadangan gas.

Potensi cadangan migas di Indonesia saat ini juga sudah mulai bergerak ke wilayah laut dalam. Sebut saja blok Masela. Kemudian ada juga di Geng North, Layaran dan Tangkulo. Hal itu juga terjadi di berbagai wilayah di negara lain.

Menurut Stephen, hal itu dinilai wajar karena dari sisi volume memang rata-rata temuan cadangan migas di migas laut dalam jumlah cadangannya terbilang besar atau giant discovery.

“Sepanjang tahun 2023-2024 ada 5 temuan besar di dunia adalah berasal dari deep water. Kenapa itu makin didorong, karena discovery-nya selalu besar,” ujar Stephen.

Proyek migas laut dalam juga dinilai akan makin sering digarap. Para kontraktor ke depan tidak akan ragu untuk menggelontorkan investasi karena dengan perbaikan data serta perkembangan teknologi, diharapkan keekonomian proyek migas laut dalam akan makin baik.

Menurutnya tren penurunan ongkos produksi dari kegiatan migas laut dalam yang terjadi di dunia akan juga dialami di Indonesia.

“Kalau kita lihat dari sisi global, pertama teknologinya sudah berkembang, dulu development cost untuk deep water mungkin secara global itu bisa sampai USD14 per barel oil equivalent (BOE). Sekarang dengan teknologi di Guyana, Suriname, bahkan di Indonesia, kita bisa mencapai rata-rata disekitar USD8 per BOE. Soalnya dalam waktu kurang lebih dari 10 tahun, perbedaannya jadi signifikan,” jelas Stephen.

Sementara itu, Country Head Indonesia Rystad Energy, Sofwan Hadi menilai salah satu kunci utama dalam memanfaatkan potensi migas yang diyakini masih besar terkandung di Indonesia adalah kecepatan dalam pengambilan keputusan.

Dia mengapresiasi apa yang terjadi dalam pengembangan Geng North yang jadi salah satu temuan terbesar di dunia pada tahun 2023 lalu dan respon pemerintah terhadap temuan tersebut.

Menurut Sofwan, kecepatan dalam proses pegembangan Geng North dan Indonesia Deepwater Development (IDD) untuk lapangan Gehem Wilayah Kerja Ganal dan Wilayah Kerja Rapak (North Hub Development Project Selat Makassar) patut diapresiasi karena dalam hitungan satu tahun sudah disetujui rencana pengembanga (Plan of Development/POD).

“Kalau kita lihat butuh pengambilan keputusan dengan cepat, dekati mereka (investor) tarik komitmen mereka pengerjaan proyek harus dipercepat,” ungkapnya. (arm)

Tags: Proyek Migas Laut DalamRystad EnergySKK MigasTarget Produksi
Berita Sebelumnya

Anggota DPD RI Sarankan Pemkab Kulon Progo Perlu Petakan Potensi Wisata

Berita Berikutnya

Thamrin Nine Raih Tiga Gold Winner FIABCI Indonesia-REI Excellence Award 2024

Berita Terkait.

BRI
Ekonomi

Indeks Bisnis UMKM BRI Q3-2025: Ekspansi Berlanjut, Optimisme Pelaku Usaha Semakin Meningkat

Rabu, 3 Desember 2025 - 16:54
lpdb
Ekonomi

LPDB Koperasi Luncurkan Aplikasi BEST, Jamin Seleksi Mitra Perbankan Lebih Transparan

Rabu, 3 Desember 2025 - 14:19
pegadaian
Ekonomi

Sinergi untuk Negeri: Pegadaian Bersama dengan 3 Institusi Pasar Modal Terkemuka Siapkan ETF Emas Pertama di Indonesia

Rabu, 3 Desember 2025 - 14:08
manufaktur
Ekonomi

Manufacturing Indonesia Series 2025 Dimulai, Arah Baru Teknologi Industri Nasional

Rabu, 3 Desember 2025 - 12:55
wamenkop
Ekonomi

Wamenkop Sebut Gudang Kopdes Bisa untuk Menampung Potensi Produk Unggulan Desa

Rabu, 3 Desember 2025 - 11:52
menko
Ekonomi

Airlangga Dorong Telkom Kejar Transformasi AI, Ungkap Peluang Emas Talenta Muda

Rabu, 3 Desember 2025 - 09:46
Berita Berikutnya
Thamrin-Nine-co

Thamrin Nine Raih Tiga Gold Winner FIABCI Indonesia-REI Excellence Award 2024

BERITA POPULER

  • hujan

    Hujan dan Banjir Kader KB Asahan Tetap Antar MBG 3B

    811 shares
    Share 324 Tweet 203
  • Antisipasi Cuaca Ekstrem, Jakarta Siagakan Personel dan Peralatan

    743 shares
    Share 297 Tweet 186
  • Dedi Mulyadi: Siswa Masuk Barak Militer Bukan Latihan Perang, Bantu Kesehatan Mental

    794 shares
    Share 318 Tweet 199
  • Persik vs Semen Padang: Macan Putih siap Mental, Kabau Sirah punya Momentum

    667 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Wamenbud: Budaya Itu Hal Mendasar, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah Turunannya

    659 shares
    Share 264 Tweet 165
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.