• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Disway

Porang Ishii

Redaksi Editor Redaksi
Jumat, 2 April 2021 - 06:01
in Disway
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Dahlan Iskan

INDOPOSCO.ID – Belum lama porang menjadi idola petani kita. Tapi pabrik porang sendiri, pun di Indonesia, sudah berdiri sejak 50 tahun yang lalu.

BacaJuga:

Celana Koteka

Dahlan Dahlan

Satu Triliun

Pendirinya, jangan kaget: pahlawan pejuang Indonesia. Namanya: Masaharu Ishii. Kewarganegaraan Indonesianya pun istimewa: diberikan sendiri oleh Bung Karno, proklamator dan presiden pertama Indonesia.

Pabrik itu ia dirikan di daerah Porong, sekitar 5 Km arah barat lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Ishii pernah punya nama panggilan Mohamad Amin. Itu pada 1945. Untuk menghindari balas dendam dari tentara Sekutu –yang berusaha kembali menguasai Indonesia, sepeninggal Jepang.

Sejak sebelum kemerdekaan Ishii sudah bergabung dengan para pejuang Indonesia. Ia desersi dari kesatuan tentara Dai Nippon. Kalau tetap pakai nama Masaharu Ishii bisa bahaya. Tentara Sekutu bisa mengira ia masih tentara Jepang.

Di masa itu Ishii bertugas di Aceh. Tepatnya di Lhokseumawe. Ia baru pindah ke Medan setelah Indonesia merdeka. Lalu ia kawin dengan seorang wanita Tionghoa di sana.

Saya tentu ingin sekali bertemu Ishii. Tapi ia sudah almarhum, pada 2002 lalu. Makamnya di pemakaman khusus orang Jepang di Kembang Kuning, Surabaya.

“Sebenarnya ayah saya berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, tapi keluarga pilih di pemakaman umum saja. Agar lebih mudah untuk mengunjunginya,” ujar putra Ishii.

Anak Ishii itu bernama Yanto Soedjatmiko. Begitulah yang tertulis di KTP. Yanto baru menyertakan nama Jepang di dalam paspornya: Yanto Soedjatmiko Hideki Ishii.

Yanto kini seumur dengan saya: 70 tahun. Badannya langsing. Tinggi.
“Ayah Anda juga tinggi seperti Anda ini?” tanya saya.

“Dibanding umumnya orang Jepang saat itu, ayah tergolong tinggi,” ujarnya. “Mungkin karena ayah lahir di Hokkaido. Banyak makan ikan,” tambahnya.

Di Hokkaido –Jepang paling utara– masih banyak keluarga Ishii. Khususnya di kampung halamannya: Kushiro –lebih ke utara lagi. Ishii lahir 10 bersaudara. Hanya ia yang dikirim perang ke Indonesia.

Saya tahu di mana itu Kushiro. Saya pernah ke sana. Bukan main dinginnya. Dan saljunya. Waktu itu ada pabrik kertas di Kushiro yang sedang dijual. Saya melihatnya, apakah bisa dibeli.

Makanan mereka memang serba ikan. Tentu, selama di sana, saya pun banyak makan ikan. Pun tidak boleh melewatkan makanan khas yang satu ini: kepiting Hokkaido –yang berwarna merah-cerah dan kaki-kakinya sebesar lengan bayi.

Kemarin Yanto mengajak saya keliling pabrik porang yang didirikan ayahnya itu. Anak Yanto, Johan, juga ikut menemani. Badannya lebih tinggi lagi dari bapaknya.

Seperti juga bapaknya, Johan dan tiga saudaranya sekolah di Jepang: di Washeda University, Tokyo. Johan mengambil Jurusan Teknik Industri. Johanlah yang kelihatannya akan meneruskan pabrik itu dari kakek dan ayahnya.

Johan, Disway, dan Yanto di pabrik porang PT Ambico
Johan, Disway, dan Yanto di pabrik porang PT Ambico

Nama pabriknya: PT Ambico. Johan senang kini tanaman porang begitu semarak. Itu berarti bahan baku untuk pabriknya tercukupi.

PT Ambico memang pernah kesulitan bahan baku. “Saya hampir menyerah. Pabrik ini pernah hampir kami tutup,” ujar Yanto. “Tapi ayah saya selalu tidak setuju,” ujar Yanto.

Waktu itu tidak ada orang Indonesia yang makan beras atau mie shirataki. Hanya orang Jepang yang suka shirataki. Maka PT Ambico hanya punya satu pasar: Jepang.

“Baru tiga tahun terakhir ini orang Indonesia mulai makan shirataki,” ujar Johan. “Dan kecenderungannya terus meningkat. Kian banyak orang Indonesia yang makan shirataki,” tambahnya.

Saya termasuk yang dimaksud Johan itu. Saya tidak menyangka kalau shirataki itu produk Indonesia. Waktu pertama minta untuk dibelikan shirataki, saya bilang kepada istri: belikan shirateke, beras Jepang itu.

Karena itu saya juga tidak mengeluh ketika harga beras shirataki itu mahal sekali: Rp100.000/kg. Kan harus didatangkan dari Jepang.
Ternyata itu produk PT Ambico di Indonesia. Yang lokasi pabriknya dekat Sidoarjo, tapi wilayahnya masuk Kabupaten Pasuruan.

Johan sendiri tidak menyangka shirataki akhirnya laku di Indonesia. Apalagi pasar domestik shirateke itu terus meningkat. “Sekarang ini, jumlah permintaan dalam negeri sudah sama dengan ekspor,” ujar Johan.
Karena itu Johan –sebagai generasi ketiga keluarga Ishii– ingin mengembangkan brand sendiri.

Ia sudah memilih nama merek yang akan ia kembangkan: Mr Ishii. Yang diambil dari nama marganya. Dengan nama itu pasar pun akan tetap mengira bahwa shirataki Mr Ishii impor dari Jepang.

Selama ini shirataki yang ada di pasaran belum menggunakan merek itu. “Kami baru bisa melayani permintaan pembeli besar. Mereka yang membungkus menjadi kecil-kecil dengan merek masing-masing,” kata Johan.

Tentu saya memerlukan pendapat Johan dan ayahnya. Apa pandangan tentang perkembangan porang yang luar biasa belakangan ini. Apa yang harus dilakukan petani –agar tidak mereka tak terpuruk. Lalu bagaimana kakeknya yang asli Jepang itu menemukan porang di Indonesia 70 tahun yang silam. (Bersambung besok)

Tags: disway
Berita Sebelumnya

Anies Baswedan Klaim JakLingko Sejahterakan Warga Jakarta

Berita Berikutnya

Prabowo-Puan Jadi Pasangan Capres-Cawapres Terkuat Versi Polmatrix Indonesia

Berita Terkait.

disway-sabtu
Disway

Celana Koteka

Sabtu, 22 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Dahlan Dahlan

Jumat, 21 November 2025 - 08:00
disway-kamis
Disway

Satu Triliun

Kamis, 20 November 2025 - 08:00
disway-kamis
Disway

Air Jernih

Rabu, 19 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Tiba-tiba Paha

Selasa, 18 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Nikmat Karina

Senin, 17 November 2025 - 08:00
Berita Berikutnya
indoposco

Prabowo-Puan Jadi Pasangan Capres-Cawapres Terkuat Versi Polmatrix Indonesia

BERITA POPULER

  • WhatsApp Image 2025-11-16 at 18.44.180

    Terpuruk di Liga, Persis Solo Diam-Diam Siapkan Sesuatu yang Mengejutkan

    954 shares
    Share 382 Tweet 239
  • BPN Kabupaten Lebak Berhasil Lampaui Target Penyelesaian PTSL 2025

    797 shares
    Share 319 Tweet 199
  • Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    4093 shares
    Share 1637 Tweet 1023
  • Main Game Lebih Praktis dan Mudah: Begini Cara Manfaatkan Gemini AI di Galaxy Z Fold7

    758 shares
    Share 303 Tweet 190
  • Dedi Mulyadi: Siswa Masuk Barak Militer Bukan Latihan Perang, Bantu Kesehatan Mental

    671 shares
    Share 268 Tweet 168
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.