Prabowo: Alutsista Bukan Bekas atau Tidak Bekas, Tapi Usai Pakai

INDOPOSCO.ID – Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto menepis pernyataan capres nomor urut 1 Anies Baswedan yang menyebutnya tidak terbuka mengungkap segala aspek pertahanan negara kepada publik.
Prabowo menekankan dirinya tidak pernah menutupi apa pun dari rakyat. Terkait pertahanan negara, dirinya sebagai Menteri Pertahanan selalu mengutamakan keterbukaan saat melakukan rapat koordinasi dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
“Pak Anies, Pak Anies…Saya tidak bicara tertutup. Saya bicara di DPR di Komisi I di mana semua partai yang mengusung Bapak (Anies) hadir, termasuk juga PDIP (pendukung Ganjar) dan menyetujui yang saya ajukan, kata Prabowo dalam debat ketiga capres 2024 yang digelar KPU RI di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Di sisi lain, Prabowo juga menegaskan ada sejumlah hal yang tidak mungkin dibeberkan pada khalayak dalam forum besar seperti debat capres ini karena menyangkut keamanan negara. Setiap negara di dunia pasti memiliki rahasia yang harus dijaga dari negara lain.
“Saya ingatkan, bapak cinta dengan negara ini? Masa kita mau buka semua kekurangan kita, semua masalah kita, mau dibuka di depan umum? apakah itu pantas?” ucapnya.
“Di negara yang baik, di negara maju, masalah rahasia ada,” kata Prabowo.
Sementara itu ketika disinggung oleh capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, terkait pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas, Prabowo mengatakan alutsista dinilai dari masa atau usia pakai (flying dan sailing hours). Dalam penjelasannya, usia dari alutsista sekitar 25-30 tahun, baik pesawat terbang; kapal perang, dan sebagainya.
“Jadi, bukan soal bekas dan tidak bekas, tapi usai pakai, kemudaan,” ucapnya.
Ia kemudian mencontohkan pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar yang hendak dibeli Kementerian Pertahanan. Prabowo mengingatkan usia pakai pesawat tersebut baru 15 tahun.
“Pesawat Mirage 2000-5 yang ada di Qatar, yang rencananya kita ingin akuisisi, itu usia pakainya masih 15 tahun,” ungkapnya.
Prabowo melanjutkan, pesawat tersebut memiliki teknologi yang mengarah pada pesawat yang lebih canggih. Pesawat tersebut awalnya ingin dibeli karena ada kebutuhan.
“Teknologi ini mengarah kepada yang lebih canggih. Kita menunjukkan yang canggih, yang terbaru, tapi kalau kita beli baru, datangnya, pak, baru 3 tahun dan operasionalnya baru 7 tahun. Sementara 3 sampai 7 tahun ini kita butuh deterrence (pencegahan), kita butuh kemampuan,” jelas dia.(dil)