Urus Masalah Anak dan Perempuan di Jabar, Gubernur KDM Gandeng Poltekesos Bandung

INDOPOSCO.ID – Gubernur Jawa Barat (Jabar) H. Dedi Mulyadi atau akrab dengan sapaan Kang Dedi Mulyadi (KDM) menggandeng Poltekesos Bandung, sekolah tinggi kedinasan milik Kemensos RI untuk berperan aktif membantu dalam penanganan dan penyelesaian masalah anak dan perempuan.
Menurut KDM persoalan anak dan perempuan di Jawa Barat sangat urgen untuk diselesaikan karena banyak terjadi kasus tindak kekerasan, eksploitasi (anak yang tinggal di jalanan) dan anak yang salah asuh.
Menurutnya persoalan ini perlu langkah taktis dan terukur dalam penyelesaiannya, tidak bersifat sporadis. Untul itu KDM memerintahkan Dinas Perempuan dan Anak untuk melaksanakan penanganan dan penyelesaiannya dengan menggandeng Poltekesos Bandung.
KDM sudah tidak asing lagi dengan Kemensos dengan salah satu unit teknisnya Poltekesos. Kemensos pada 2017 pernah melakukan kegiatan bedah kampung di Purwakarta, saat KDM menjadi bupatinya. Saat itu 120 rumah warga miskin diperbaiki seutuhnya. Dan, saat itu juga terungkap persoalan persoalan sosial lainnya dan secara terintegratif diselesaikan.
Selaku Gubernur Jawa Barat, KDM mengusung visi ‘Lembur Diurus, Kota Ditata’, dan salah satu langkahnya ditempuh kegiatan ‘Nganjang Ka Desa’.
Poltekesos menyambut baik keinginan dari Gubernur Jawa Barat ini dengan menurunkan tenaga-tenaga terlatihnya, yang juga bersatatus sebagai dosen yang bersertifikat keahlian di bidang anak dan perempuan.
Para dosen ini dibantu oleh mahasiswa dari unit kajian anak dan perempuan melakukan layanan dukungan psikososial. Layanan ini ada yang bersifat langsung (penjangkauan ke target sasaran sesuai domisilinya) dan ada layanan tidak langsung melalui layanan hotline service.
Tim Poltekesos terdiri atas DR. Bambang Rustamto, DR. Uke Hani Rasalwati, DR. Yana Sundayani yang langsung merespon layanan langsung melalui mobil layanan lapangan bernama ‘Mobil Anti Galau’.
Bambang Rustamto mengatakan, Poltekesos telah lama bekerja dalam mengatasi persoalan anak dan perempuan, dan banyak yang sudah diselesaikan, walaupun kalau diukur secara statistik belum terlihat secara signifikan karena banyak kasus yang tidak mau diungkap dan terlambat diketahui. Ditambahkan oleh Uke Hani Rasalwati, banyak kasus anak dan perempuan berhubungan dengan aspek psikologis, keresahan, depresi dan pola perlakuan.
Yana Sundayani mengatakan penangaan kasus dan penyelesaiannya dilakukan dengan mengikuti tahap tahap yang terkukur mulai dari asesmen sampai langkah terapinya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Barat sangat berharap keikutsertaan Poltekesos ini terus dijalin karena Poltekesos memiliki kepakaran dan banyak pegalaman dalam kaitan dengan anak dan perempuan. (srv)