Jelang Pilkades Serentak, Calon Kades Lebak Ramai-Ramai Kunjungi Makam Keramat

INDOPOSCO.ID – Berbagai cara dilakukan oleh calon kepala desa (kades) yang akan mengikuti pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di Lebak tanggal 24 Oktober 2021 mendatang, yang akan diikuti oleh 266 desa di Kabupaten Lebak, Banten.
Selain menyosialisasikan diri melalui spanduk, baliho dan media lainnya, namun tak sedikit dari mereka yang meminta ‘petunjuk’ di tempat keramat atau ke tokoh spritual di berbagai daerah di Banten, bahkan ada yang sampai ke Lampung dan Karawang, Jawa Barat.
Menurut Ujang (bukan nama sebenarnya), seorang mantan kepala desa di Kecamatan Cibadak, sebelum mendatangi tempat tempat yang dianggap keramat atau tokoh spritual, para calon kepala desa berkonsultasi dulu dengan orang yang dianggap ‘pintar’ di desa mereka atau rekomendasi dari kepala desa senior dan tim sukses calon kepala desa.
“Sebelumnya, kita datang dulu ke paranormal, kemudian di sana baru ditunjukkan ke makam keramat mana yang akan dikunjungi. Setelah itu baru kita datang menemui kuncen atau penjaga makam untuk meminta ‘kharomah’ di makam itu agar bisa terpilih,” ungkapnya.
Biasanya barang yang dibawa ke makam keramat itu adalah foto diri, kembang tujuh rupa dan uang mahar untuk kunce.
”Nanti foto kita itu diselipkan di kain putih makam keramat itu, dan lantas dibacakan doa oleh penjaga makam,” ujarnya.
Tak hanya mendatangi tempat yang dianggap keramat dan tempat penziarah populer, menjelang pelaksanaan pilkades serentak di Kabupaten Lebak, juga diisi dengan tradisi Babacakan alias makan bersama yang dibuat oleh calon kepala desa atau tim sukses untuk menarik simpati calon pemilih.
Tradisi Babacakan sebagai bentuk kearifan lokal masyarakat desa ini adalah, berkumpulnya para pemuda, orang dewasa, bahkan kaum ibu, memasak nasi plus lauk pauk yang dituangkan ke alas daun pisang dan dimakan bersama sebagai ungkapan dukungan kepada salah satu calon kepala desa.
“Hampir dua kali seminggu masyarakat datang ke saya meminta kebutuhan untuk babacakan. Bahkan, tidak hanya kepada saya namun kepada calon lain juga minta babacakan dengan orang dan kelompok masyarakat yang sama,” ungkap seorang calon kepaa desa di Kecamatan Cibadak kepada Indoposco, Sabtu (9/10/2021).
Tidak hanya di Kecamatan Cibadak, namun di Kecamatan Warunggunung, Rangkasbitung, Cirinten, Bayah dan hampir seluruh desa yang menyelenggarakan pilkades juga ada tradisi babacakan, sehingga hal ini terkadang menimbulkan gesekan di masyarakat.
”Misalnya hari ini calon A babacakan di Kampung ini memotong ayam. Karena calon B panas, besoknya dia juga membuat acara babacakan di kampung lain memotong kambing,” ujar Herman, seorang warga di Kecamatan Warunggunung.
Sehingga tak heran, seorang calon kades atau tim sukses harus memiliki modal finansial yang kuat agar bisa terpilih, karena masih ada masyarakat yang pragmatis dan akan memilih calon kades yang bisa memberikan uang lebih besar kepada mereka.
”Belum lagi pada malam hari H akan ada serangan subuh, yaitu, memberikan uang kepada warga menjelang hari pemilihan.” cetusnya.
“Mustahil, kalau tidak ada modal yang kuat akan bisa terpilih menjadi kades, kecuali dia anak tokoh masyarakat yang berpengaruh, seperti anak Kyai yang disegani,” tukasnya. (yas)