Awas, Media Sosial Dapat Memicu Kekerasan pada Anak

INDOPOSCO.ID – Pesatnya teknologi pada era sekarang tidak dapat terbendung. Penggunaan smartphone cenderung meningkat. Bahkan, kebanyakan anak sudah dapat menggunakannya. Terlebih, pembelajaran di sekolah beralih pada sistem dalam jaringan (daring).
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Banten, Hendry Gunawan mengatakan, peran media sosial hari ini dapat menjadi pemicu munculnya kekerasan kejahatan seksual tidak lagi bisa kita nafikan. Pentingnya pemahaman penggunaan smartphone di masa pandemi perlu diperkuat dengan pemahaman tentang literasi digital.
Orang tua dan guru perlu untuk memperkenalkan positif dan negatifnya penggunaan smartphone. Sebab, penggunaan smartphone di masa pandemi tidak bisa dipisahkan dengan proses kegiatan belajar mengajar bagi anak.
“Terdapat beberapa kasus yang terjadi berawal dari perkenalan korban dan pelaku di media sosial, hingga berlanjut saling bertemu. Kemudian terjadi kekerasan seksual. Bahkan ada beberapa pelaku yang mengaku melakukan kekerasan seksual setelah terpapar video porno yanng ada di smartphone-nya,” katanya kepada INDOPOSCO, Jumat (23/7/2021).
Menurutnya, minimnya pemahaman tentang perlindungan anak, menyebabkan peran serta masyarakat dalam menjaga lingkungan masih jauh dari lingkungan yang ramah anak.
“Begitu banyak di daerah kita temukan anak-anak berkumpul bermain game yang dipenuhi adegan kekerasan yang cukup membahayakan psikis anak tanpa didampingi oleh orang dewasa. Semakin banyak orang dewasa melakukan pembiaran terhadap perilaku anak, maka semakin banyak anak menganggap itu pembenaran,” paparnya.
Ia menyebutkan, perlu mendorong peran aktif keluarga, masyarakat, pemerintah melalui berbagai program prioritas, berkesinambungan, massif dan terintegrasi. Salah satunya dengan program gerakan perlindungan anak sekampung.
“Gerakan ini dikembangkan melalui kelompok-kelompok perlindungan anak yang hadir untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kondisi sosial anak di masing-masing kampung, desa, kelurahan,” terangnya.
Ia menjelaskan, jika kehidupan anak-anak yang diwarnai dengan rasa ketakutan, traumatik, kekerasan, diskriminasi dan kekejaman, akan berpengaruh pada generasi bangsa yang akan datang.
“Sebagai orang tua, maka bekali anak kita dengan pertahanan dini dengan memberikan edukasi cara melawan, menghindar dan menutup celah bagi orang lain yang hendak melakukan kejahatan,” jelasnya. (son)