Senjata Turun Temurun Diserahkan ke Polda Papua Barat

INDOPOSCO.ID – Tokoh Masyarakat Distrik Warmare yang juga ajudan mantan Ketua DAP Merdeka Alm Barnabas Mandacan, Noak Mandowen menyerahkan satu pucuk senjata jenis mauzer kepada Polda Papua Barat. Penyerahan yang dilakukan pukul 10.00 WIT di Kampung Uncen Distrik Warmare disaksikan Kepala Kesbangpol Provinsi Papua Barat Baesara Wael.
Selain itu penyerahan juga disaksikan oleh Ketua Lembaga Transformasi Papua, Frengky Albert R. M. Saa, Posda Manokwari Peltu Agus Sukamto, Serma Agus Puji, Perwakilan Kodam XVIII/Kasuari Serka Metusalach M. Seum, Perwakilan Polda Papua Barat : Brigadir Anton A. S. Saputro.
Lalu, Perwakilan Polres Manokwari: Ipda Ronald W. Siahaya, Lembaga Masyarakat Adat Papua Barat: Franki Umpain, Ketua Garda Merah Putih: Saul Semuel Mandowen, Ketua Asosiasi Kontraktor Seluruh Indonesia (AKSI): Noak Mandowen, Anggota Asosiasi Kontraktor Seluruh Indonesia (AKSI): Musa Karubaba dan Kepala suku di Kampung UNCEN distrik Warmare Nicolas Ullo.
Pada penyerahan pucuk senjata tersebut juga diserahkan penyerahan tali asih dari Kesbangpol. Yang terdiri dari beras 5 Kg sebanyak 10 kantong, minyak 10 Pecs, gula 10 Kg, teh 10 karton dan mie instan 10 dus.
“Senjata ini merupakan harta orang Arfak sekarang harta tersebut saya serahkan ke pihak pemerintah, namun ada perjanjian-perjanjian khusus dengan pemerintah Indonesia supaya lebih memperhatikan masyarakat Papua,” ujar Noak Mandowen dalam keterangan, Kamis (1/4/2021).
Pada penyerahan tersebut, Noak juga menyatakan diri untuk masuk sebagai warga NKRI harga mati dan menyatakan bahwa program Otsus jilid 2 harus berjalan terus sesuai dengan pesan Alm. Barnabas Mandacan. Sehingga dapat di rasakan oleh rakyat kecil.
“Saat ini yang diperlukan warga Papua Barat adalah perumahan serta pembangunan secara regional dan rasional,” katanya.
Ia berharap semua yang ada di Walmare ini di bawah naungan Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi kontraktor seluruh Indonesia yang kantornya berada di pusat. Dan pembagian proyek pada 2021 melalui satu pintu Asosiasi Kontraktor. Agar program tersebut bisa terlaksana dengan lancar dan tidak ada kontraktor-kontraktor yang lain.
“Kami sedang membentuk tim survei untuk mendata semua rumah yang sampai saat ini belum tersentuh oleh pemerintah daerah maupun pusat, kami sangat kecewa karena pengusulan rumah 3 tahun yang lalu belum ada respon dari daerah maupun pusat,” tegasnya.
Perlu diketahui, hingga saat ini tim terus berupaya untuk melakukan monitoring dan penggalangan terhadap warga Papua Barat yang memiliki senjata api aktif maupun yang tidak aktif yang merupakan peninggalan sejarah dan sudah turun-temurun. Senjata tersebut di beberapa wilayah merupakan barang berharga dalam suatu pernikahan warga Papua Barat.
Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik antar semua komponen masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga situasi dan kondisi yang kondusif, tertib dan aman. Dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama. Agar penolakan Otsus dapat diminimalisir. (nas)