Usaha Gulung Tikar, Pria Ini Banting Setir untuk Lunasi Utangnya

INDOPOSCO.ID – Pandemi membawa sejuta cerita. Banyak masyarakat terdampak secara ekonomi, tidak sedikit usaha gulung tikar. Salah satunya dialami oleh Bowo Cahyono Nugroho. Pria kelahiran Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini harus berurusan dengan para penagih hutang (Debt collector).
“Usaha jual beli motor dan taksi online gulung tikar. Modal usaha bersama menyebabkan saya terlilit utang hingga Rp500 juta,” beber Bowo kepada INDOPOSCO.ID, Kamis (25/2/2021).
Setiap waktu Bowo mengaku diteror oleh para penagih utang. Hal itu menyebabkan Bowo frustasi dan stress. Tidur pun tidak nyenyak, bahkan muncul gejala yang dia rasakan serupa dengan penderita Covid-19.
“Sempet muncul gejala, saya berpikir kena Covid-19. Kan, kasihan kalau saya Covid-19 terus meninggal. Utang masih banyak. Kan kasihan keluarga, siapa yang mau bayar utang,” katanya.
Berangkat dari kondisi itulah Bowo berusaha bangkit. Ia berusaha belajar dari teman-temannya yang hanya berjualan makanan siap saji secara online. Bowo pun berusaha belajar dari literatur di media sosial.
“Saya belajar dari teman berjualan makanan siap saji secara online. Usaha warung juga gulung tikar. Awal usaha teman hanya berjualan 30 porsi dan ludes terjual. Kemudian porsi naik menjadi 50 dan kini bisa melayani pelanggan hingga 100 porsi,” terangnya.
Ia mengatakan, banyak pengalaman yang dia peroleh dari sahabat itu. Bahwa, untuk memulai usaha tidak harus memiliki tempat dan modal yang banyak.
“Saya mulai buka usaha berjualan cairan hand sanitizer dan cairan penghilang kerak lantai kecil-kecilan,” ujarnya.
Pandemi Covid-19 pun membawa berkah bagi Bowo. Di tengah kekalutan pikirannya karena terlilit utang mendorong Bowo untuk menulis. Belajar secara otodidak, Bowo menumpahkan pikiran dan perjalanan hidupnya ke dalam sebuah buku.
“Saya tidak punya modal untuk membawa ke penerbit. Berkat saran teman, saya cetak sendiri. Dengan modal Rp250 ribu hanya mencetak 2 buah buku, itu untuk saya gunakan sebagai contoh di media sosial,” ucapnya.
Tak hanya belajar menulis, pria genap 48 tahun ini mengaku belajar bagaimana memasarkan buku. Benar saja, dari promosi lewat medsos, buku “Titik Balik, Hidup Apa Adanya milik Bowo laris manis. Buku tersebut dia jual Rp95 ribu per buah.
“Caranya dengan sistem kepercayaan. Pada cetak kedua dapat pesanan 250 buah buku dan sampai saat ini sudah mencetak lebih dari 500 buah buku,” bebernya.
Dari usahanya menulis tersebut, menurut Bowo, ia mampu meraup untung hingga Rp30 hingga Rp40 juta. Bahkan dari usaha dan berjualan buku tersebut Bowo mampu melunasi utang-utangnya.“Belum lunas sih, tapi saat ini utang tinggal 50 persen,” ucapnya.
Bowo saat menutup perbincangan dengan INDOPOSCO,ID hanya berpesan agar hidup jangan hanya bermodal gengsi. Apalagi itu dipenuhi dengan cara berutang. “Pesan saya jangan hanya untuk gengsi, kita menumpuk utang,” ujarnya. (nas)