Nasional

Kurikulum Mulok Pangan Lokal Disiapkan untuk Generasi Sehat dan Cerdas

INDOPOSCO.ID – Upaya membangun generasi muda yang sehat sekaligus mencintai pangan lokal kini memasuki jalur pendidikan. Melalui kurikulum sekolah, pola konsumsi gizi seimbang dan pemanfaatan pangan nusantara akan ditanamkan sejak dini.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendorong lahirnya kurikulum muatan lokal (Mulok) yang menanamkan pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) sekaligus menghidupkan kembali kebanggaan pada pangan lokal. Langkah ini diyakini menjadi fondasi generasi sehat, cerdas, dan berakar pada kekayaan kuliner nusantara.

Sebagai tindak lanjut, Direktorat Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas bersama International Council for Research in Agroforestry (ICRAF) dan Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) Kemendikdasmen menggelar forum daring. Diskusi ini membahas penyempurnaan Panduan Penyusunan Kurikulum Mulok sebagai acuan bagi daerah dan sekolah.

Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas, Rinna Syawal, menegaskan pendidikan adalah pintu masuk utama membentuk pola konsumsi generasi muda.

“Kurikulum muatan lokal adalah sarana strategis untuk menanamkan kesadaran sejak dini mengenai pentingnya pola konsumsi pangan B2SA. Melalui pendidikan, anak-anak dapat belajar bukan hanya manfaat gizi seimbang, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga terhadap kekayaan pangan lokal yang merupakan bagian dari identitas bangsa,” ujar Rinna dalam keterangan, Kamis (2/10/2025).

Rinna menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar substansi kurikulum tidak hanya berhenti di teori, melainkan hadir dalam praktik nyata.

“Kami mendorong keterlibatan berbagai pemangku kepentingan untuk memperkuat substansi, termasuk mengaitkan aspek budaya dengan pangan lokal serta menggali potensi pangan akuatik. Dengan adanya masukan lintas sektor, kurikulum yang disusun menghadirkan kegiatan pengenalan pangan lokal di sekolah. Semua itu akan membuat peserta didik lebih dekat dengan pangan lokal dan menumbuhkan rasa memiliki,” jelasnya.

Upaya ini selaras dengan Perpres No. 81 Tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Lokal. Dalam diskusi, beberapa perbaikan disepakati, mulai dari penyajian data konsumsi daerah, penguatan peran pangan lokal bagi ketahanan pangan, hingga penyelarasan istilah dengan kebijakan Kemendikdasmen.

Bagi Rinna, penyempurnaan kurikulum Mulok bukan sekadar agenda pendidikan, melainkan investasi jangka panjang.

“Dengan menanamkan kesadaran konsumsi pangan B2SA dan kecintaan pada pangan lokal sejak usia dini, kita sedang membangun pondasi bagi generasi Indonesia yang lebih sehat, tangguh, serta mandiri dalam menjaga ketahanan pangan nasional,” tutupnya. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button