Nasional

OJK: Penerapan ESG Jadi Pilihan di Tengah Krisis Iklim dan Tekanan Geopolitik

INDOPOSCO.ID – Bumi menjadi lestari menghadapi banyak tantangan. Dan ancaman terhadap planet bumi semakin nyata.

Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Kehati Riki Frindos di sela-sela pembukaan penyerahan penghargaan Environmental Social Governance (ESG) Award 2025 Kehati di Jakarta, Kamis (31/7/2025).

Ia menyebut, ancaman terhadap planet bumi semakin nyata. Seperti pecahan es Greenland semakin banyak, kebakaran hutan di mana-mana dan suhu udara tinggi melanda berbagai negara.

“Bumi semakin panas, perubahan iklim sudah seperti hantu dan sampah semakin menggunung,” bebernya.

Menurut dia, masih ada harapan untuk memperbaiki kondisi bumi. Dengan melakukan bisnis berkelanjutan yang memperhatikan lingkungan.

“Aktifitas ekonomi yang merusak lingkungan itu keuntungan jangka pendek dengan merampas hak anak dan cucu kita,” ungkapnya.

“Isu lingkungan mendasar tentang nilai dan moral (seperti merampok hak anak dan cucu) bukan hanya sekedar pencemaran,” sambungnya.

Pada kesempatan yang sama Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang juga Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, penerapan ESG menjadi pilihan di tengah tantangan global seperti krisis iklim dan tekanan geopolitik yang dinamis.

“Penerapan ESG bentuk strategi ekonomi jangka panjang. Di Indonesia bukan pilihan, tetapi kewajiban,” ujar Inarno.

Ia mengatakan, penerapan ESG tidaklah ringan. Beberapa di antaranya disebabkan rendahnya literasi ESG, terbatasnya insentif bagi pelaku usaha, serta meningkatnya risiko greenwashing.

“Isu terakhir ini penting untuk kita waspadai, karena dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap komitmen keberlanjutan,” terangnya.

Menurutnya, OJK berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi lintas sektor dalam membangun sistem keuangan yang mendukung keberlanjutan ESG. “Dan kami mengajak seluruh pelaku dan pemangku kepentingan untuk menjadikan ESG sebagai bagian dari DNA perusahaan,” ujarnya.

“Ini menjadi titik awal dari langkah-langkah besar menuju masa depan Indonesia yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan,” imbuhnya. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button