Ubah Luka Jadi Kekuatan: Diskusi Buku ‘Gagal, Kebal, Fenomenal’ Bagi Generasi Muda

INDOPOSCO.ID – Reading Room dan Ikatan Keluarga Alumni Universitas Pelita Harapan (IKA UPH), menggelar acara diskusi buku bertajuk “Gagal, Kebal, Fenomenal: Seni Cari Nama untuk Profesional” karya William Ndut, di Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jalan Plaju, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (19/7/2025).
Acara ini bertujuan menebarkan semangat optimisme dan ketahanan mental bagi generasi muda Indonesia yang tengah menghadapi tantangan besar dalam dunia kerja maupun kehidupan pribadi.
William Ndut menjelaskan, buku ini terinspirasi dari perjalanan hidupnya sendiri yang dipenuhi dengan berbagai kegagalan. Namun, alih-alih menyerah, ia memilih menjadikan kegagalan sebagai bahan bakar untuk bangkit dan berkembang.
“Saya tidak pernah membayangkan kegagalan yang saya alami, dari ditolak beasiswa sampai berkali-kali gagal diterbitkan, justru jadi fondasi reputasi saya hari ini,” ujarnya dalam sesi tanya jawab.
William juga mengajak para peserta diskusi untuk memandang kegagalan bukan sebagai hambatan, tetapi sebagai tahap penting yang harus dilewati oleh setiap profesional.
“Saya membagi proses ini ke dalam tiga fase: Experiment, Experienced, dan Empowered. Di fase terakhir, kita tak hanya pulih, tapi bisa menginspirasi dan memberdayakan orang lain,” katanya.
Grace Tahir, penggagas Reading Room, menekankan bahwa literasi tidak hanya soal memperkaya pengetahuan, tetapi juga memperkuat mental.
“Buku ini hadir pada waktu yang tepat. Kita sedang mengalami gelombang ketidakpastian, dan banyak anak muda kehilangan arah. Lewat literasi, kita bisa mengubah narasi dari ‘gagal itu akhir’ menjadi ‘gagal itu awal dari sesuatu yang lebih besar’,” ungkap Grace saat membuka diskusi.
Ia juga berharap lebih banyak buku semacam ini bisa diangkat ke ruang publik agar pembicaraan mengenai kegagalan, kesehatan mental, dan pertumbuhan pribadi menjadi hal yang lumrah dalam masyarakat Indonesia.
Dengan suksesnya diskusi buku ini, Reading Room dan IKA UPH berharap lebih banyak anak muda Indonesia bisa menjadikan literasi sebagai bagian dari perjalanan mereka menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.
“Makin banyak anak muda yang membaca dan berdiskusi, semakin kuat ketahanan mental bangsa ini,” kata Grace.
Buku ini juga mendapatkan sambutan dari berbagai tokoh nasional. Sandiaga Salahuddin Uno, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, dalam kata pengantar menyebut buku ini sangat penting bagi siapa pun yang sedang kehilangan motivasi.
Sementara Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, Ilham Akbar Habibie, menilai buku ini sangat layak dibaca oleh para profesional muda yang ingin memahami cara membangun nama dan eksistensi di dunia kerja.
“Gagal, Kebal, Fenomenal” merupakan penutup dari trilogi “Cari Panggung, Cari Muka, Cari Nama” yang telah dibangun William Ndut selama beberapa tahun terakhir. Dua buku sebelumnya adalah Public Speaking: Seni Menguasai (dan Cari) Panggung untuk Profesional dan Networking: Seni Nyetor (dan Cari) Muka untuk Profesional.
Trilogi ini secara menyeluruh membahas cara-cara praktis membangun reputasi dan eksistensi profesional dengan pendekatan khas William yang ringan, jenaka, dan reflektif.
William kembali menekankan bahwa kegagalan harus dirayakan, bukan ditakuti.
“Kegagalan itu perlu kita rasakan dan sadari. Kalau perlu, nikmati dulu jatuhnya, biar pas bangun nanti lebih kuat. Saya ingin anak-anak muda tahu bahwa gagal itu bukan kutukan, tapi justru keistimewaan yang kalau dimaknai dengan tepat, bisa menjadi bekal kesuksesan jangka panjang,” tutupnya. (srv)