Dari Perluasan Sertifikasi ISPO Sampai Wajah Baru Forwatan

INDOPOSCO.ID – Pemerintah memperluas cakupan dan memperkuat sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia atau Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dari sektor hulu hingga hilir melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 16 Tahun 2025.
Ketua Kelompok Substansi Penerapan dan Pengawasan Mutu Hasil Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) Ratna Sariati menjelaskan, ISPO merupakan sistem yang memastikan bahwa usaha kelapa sawit dilakukan secara layak dari sisi ekonomi, sosial budaya, serta ramah lingkungan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
“Sertifikasi ISPO menjadi bukti tertulis bahwa pengelolaan kebun sawit telah memenuhi prinsip-prinsip keberlanjutan tersebut,” ujarnya di Jakarta, Kamis (5/6/2025).
Dasar hukum ISPO mengacu pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, yang implementasinya dituangkan dalam Perpres Nomor 44 Tahun 2020, yang kini diperbarui menjadi Perpres Nomor 16 Tahun 2025.
Perubahan ini mencakup perluasan ruang lingkup dari hulu ke hilir, termasuk sektor industri olahan dan bioenergi, lanjutnya, sehingga ISPO tidak hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian, tetapi juga melibatkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk sektor hilir dan Kementerian ESDM untuk bioenergi.
Penambahan ruang lingkup itu, tambahnya, dibarengi dengan restrukturisasi kelembagaan dan skema pembiayaan baru, yang mana kini, pembiayaan ISPO untuk pekebun bisa difasilitasi oleh APBN, APBD, maupun Badan Pengelola Dana Perkebunan.
“Sanksi administratif seperti teguran, denda, hingga pemberhentian sementara usaha dapat dikenakan bagi pelaku usaha yang tidak mematuhi ketentuan ISPO,” ujar Ratna dalam diskusi Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertemakan “Perpres 16/2025 ISPO untuk Industri Sawit Berkelanjutan” .
Per Februari 2025, tercatat sebanyak 1.157 pelaku usaha telah memperoleh sertifikat ISPO dengan total lahan mencapai 6,2 juta hektare. Dari jumlah tersebut, sekitar 84 persen adalah perusahaan swasta, 9 persen BUMN, dan 7 persen pekebun rakyat.
Sementara itu Direktur Kemurgi, Oleokimia, dan Pakan Kementerian Perindustrian Lila Harsyah Bakhtiar, menyatakan Kemenperin juga tengah menyiapkan skema sertifikasi ISPO untuk sektor hilir.
ISPO sektor hilir, tambahnya prinsip dasarnya memastikan produk sawit olahan yang sampai ke tangan konsumen berasal dari sumber yang berkelanjutan.
Menurut Lila, saat ini Indonesia hanya mengekspor sekitar 10 persen dari CPO mentahnya, sementara sisanya dalam bentuk olahan. Oleh karena itu, menjaga ketelusuran (traceability) produk hilir menjadi sangat penting, mengingat pasar global kini semakin menuntut produk yang berkelanjutan.
“Sertifikasi ISPO hilir ini ibarat sertifikasi halal, memberikan jaminan tertulis kepada konsumen bahwa produk tersebut sudah berkelanjutan,” jelasnya.
Saat ini terdapat 190 jenis produk hilir sawit, namun tidak semuanya akan disertifikasi, tambahnya, namun hanya pada produk yang memiliki volume besar dan potensi pasar tinggi.
Sementara itu Ketua Bidang Perkebunan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) R. Azis Hidayat mengusulkan agar dibentuk Pelaksana Harian Komite ISPO, mengingat struktur organisasi saat ini mungkin belum cukup efektif untuk menangani aspek teknis sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).
Sebelumnya, Komite ISPO memiliki Dewan Pengarah yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, lanjutnya, namun, dalam struktur yang baru, Dewan Pengarah ditiadakan, dan Ketua Komite ISPO dijabat langsung oleh Menko Perekonomian.
Oleh karena itu, Gapki mengusulkan penunjukkan Pelaksana Harian Komite ISPO yang diharapkan dapat memperkuat pelaksanaan fungsi teknis dan administratif sehari-hari sehingga tujuan sertifikasi ISPO dapat tercapai lebih efektif.
Forwatan 2025-2028
Beledug Bantolo akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Forwatan Periode 2025-2028.
Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) resmi memiliki ketua umum baru setelah Beledug Bantolo, jurnalis dari Agrofarm, terpilih melalui proses pemilihan internal yang digelar dalam Musyawarah Forum Tahunan yang diselenggarakan di Wisma Tani, Jakarta Selatan, Rabu (4/6/2025).
Beledug menggantikan Yuwono Ibnu Nugroho yang telah memimpin Forwatan lima tahun terakhir. Dalam pemilihan yang berlangsung demokratis dan terbuka, Beledug memperoleh dukungan mayoritas dari anggota forum dan akan mengemban amanah sebagai ketua umum untuk masa jabatan tiga tahun ke depan.
“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Saya akan berupaya menjadikan Forwatan sebagai wadah yang semakin solid, profesional, dan berperan aktif dalam mengawal isu-isu pertanian di Indonesia,” ujar Beledug dalam pidato perdananya usai pengukuhan.
Acara tersebut juga diawali dengan seminar bertema “Perpres 16/2025 ISPO untuk Industri Sawit Berkelanjutan” yang dihadiri sejumlah stakeholder, di antaranya Ketua Bidang Perkebunan GAPKI Aziz Hidayat, Lila Harsyah Bakhtiar, Direktur Kemurgi, Oleokimia, dan Pakan Kemenperin.
Kemudian Kepala Pengembangan Program Solidaridad Indonesia, Edy Dwi Hartono dan Ketua Kelompok Substansi Penerapan dan Pengawasan Mutu Hasil Perkebunan, Kementerian Pertanian, Ratna Sariati.
Sementara itu, Yuwono menyampaikan apresiasi kepada seluruh anggota yang telah bekerja sama selama masa kepemimpinannya. Ia juga menyatakan dukungannya terhadap kepemimpinan baru di tubuh Forwatan.
“Semoga Forwatan semakin berkembang dan mampu beradaptasi dengan dinamika sektor pertanian serta kebutuhan masyarakat,” kata Yuwono.
Forwatan merupakan wadah bagi para jurnalis yang aktif meliput isu pertanian, pangan, dan lingkungan. Organisasi ini juga kerap terlibat dalam diskusi publik, pelatihan jurnalistik, hingga kolaborasi dengan pemangku kepentingan di sektor agraria.
Dengan kepemimpinan baru di bawah Beledug Bantolo, Forwatan diharapkan terus menjadi mitra kritis dan konstruktif dalam memajukan sektor pertanian nasional.
Arief Cahyono, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan mengucapkan selamat atas terpilihnya sebagai Ketua Forwatan yang baru! Ini adalah amanah besar yang menunjukkan kepercayaan dan penghargaan dari rekan-rekan sejawat terhadap dedikasi dan komitmen Bantolo sebagai ketua umum terpilih.
“Semoga kepemimpinan baru mampu membawa angin segar, mempererat kolaborasi antar anggota, serta mendorong penyampaian informasi yang akurat dan inspiratif di sektor pertanian. Dengan visi dan kerja keras, kami yakin Forwatan akan semakin berperan dalam mendukung kemajuan pertanian Indonesia dan memperkuat komunikasi publik yang berdampak positif. Sukses selalu dalam menjalankan tugas mulia ini!,” tandasnya. (aro)