Jeritan Pengelola Hotel saat Mati Listrik Massal di Bali

INDOPOSCO.ID – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mengemukakan dampak yang dirasakan pengelola layanan penginapan saat terjadi blackout atau mati listrik massal di Bali terjadi pada, Jumat (2/5/2025) sore waktu setempat. Sebagian hotel harus bertahan dengan keterbatasan.
“Pada waktu terjadi blackout, seluruh Bali listriknya padam. Untuk hotel berbintang 3, 4, dan 5, secara umum, sudah memiliki genset (sebagai pembangkit cadangan internal hotel),” kata Sekretaris Jenderal PHRI Bali Perry Markus kepada INDOPOSCO melalui gawai, Jakarta, Jumat (16/5/2025).
Walaupun kapasitas dayanya tidak sebesar daya yang bersumber dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kala itu, cara tersebut dilakukan untuk tetap mengamankan aktivitas usaha hotel di Bali.
“Tapi masih cukup dan memadai, untuk membackup sementara listrik yang padam dari PLN, untuk menjaga keberlangsungan operasional hotel,” ujar Perry.
Sementara khusus untuk hotel bintang 1, 2 dan nonbintang, rata-rata belum memiliki genset, dan bermasalah, karena selama listrik padam, sangat terganggu untuk operasional hotel.
“Beberapa berinisiatif untuk menyewa/rental genset portable, tapi jumlah perusahaan yang menyewakan genset portable tidak banyak, sedangkan kebutuhan sangat besar, baik untuk hotel, restoran, maupun usaha-usahablainnya,” imbuh Perry.
Penanganan blackout itu tidak langsung pulih sepenuhnya, sebagian wilayah di Bali ternyata masih mengalami pemadaman listrik pada pekan lalu.
“Dalam beberapa jam, secara bertahap listrik PLN dapat dipulihkan, hanya untuk beberapa area (tidak semua area bisa menyala). Hal ini berlangsung, sampai hari berikutnya (pada pekan lalu),” tutur Perry.
“PLN melakukan pemadaman bergilir untuk beberapa area, dan memprioritaskan area-area tertentu untuk tetap listriknya menyala (seperti rumah sakit, bandara, dan lainnya),” tambahnya.(dan)