Nasional

Krisis Kecelakaan Kerja dan Peran Yassierli dalam Membangun Budaya K3

INDOPOSCO.ID – Setiap harinya, delapan pekerja di Indonesia kehilangan nyawa karena kecelakaan kerja. Delapan keluarga yang berduka, delapan mimpi yang terhenti. Dan itu setiap hari. Kenyataan ini bukan sekadar angka di atas kertas, ini adalah krisis nyata yang terus menggerogoti dunia kerja Indonesia.

Dalam tiga tahun terakhir, data dari BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan lonjakan kasus kecelakaan kerja di Indonesia yang mengkhawatirkan dimana tahun 2022 tercatat 297.725 kasus, tahun 2023 naik menjadi 370.747 kasus, dan pada 2024 melonjak drastis menjadi 462 ribu kasus.

Kecelakaan kerja kini tak lagi bisa dianggap sebagai risiko biasa. Ini darurat. Dan satu-satunya cara untuk memutus rantai ini adalah dengan membangun budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang kuat, menyeluruh, dan konsisten di setiap tempat kerja.

Langkah ke arah itu sebenarnya sudah dimulai. Sejak 2014, pemerintah mencanangkan program “Indonesia Berbudaya K3.” Tapi membangun budaya tidak bisa hanya dari satu arah. Semua pihak, mulai dari pemerintah, industri, akademisi, serikat pekerja, hingga lembaga profesional harus ikut terlibat.

Salah satu pihak yang aktif mendorong kemajuan ini adalah World Safety Organization (WSO) Indonesia. Sejak tahun 2020, mereka menginisiasi penghargaan tahunan bertajuk WISCA (WSO Indonesia Safety Culture Award). Bukan sekadar penghargaan biasa, WISCA adalah bentuk apresiasi terhadap perusahaan-perusahaan yang benar-benar menjadikan K3 sebagai budaya, bukan sekadar formalitas.

“WISCA bukan perlombaan. Tetapi merupakan bentuk apresiasi terhadap perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan aspek K3 dengan baik dan telah menjadikan K3 sebagai budaya di perusahaan,” kata Chairman WSO Indonesia, Soehatman Ramli.

WISCA 2025 menjadi ajang keenam yang digelar, dan hasilnya menunjukkan harapan. Sebanyak 29 perusahaan berhasil meraih penghargaan engan rincian 9 perusahaan mendapat kategori Platinum (tingkatan budaya Generatif), 19 perusahaan berada di kategori Gold (Proaktif), dan satu perusahaan meraih kategori Silver (Kalkulatif)

Apa artinya Generatif? Ini adalah tingkatan tertinggi dari lima level kematangan budaya K3, mulai dari Patologis, Reaktif, Kalkulatif, Proaktif, hingga Generatif. Perusahaan dengan budaya Generatif menjadikan K3 sebagai DNA perusahaan, terintegrasi dalam seluruh keputusan dan tindakan.

“Tahun ini ada 9 perusahaan yang meraih penghargaan Platinum. Tahun sebelumnya hanya 7 (perusahaan saja). Hal ini membuktikan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut terus meningkatkan kematangan budaya K3 di perusahaan masing-masing,” jelas Soehatman, Jumat (2/5/2025).

Tak hanya perusahaan, individu dan institusi yang berjasa besar dalam mendorong budaya K3 juga turut diganjar apresiasi.

Salah satunya adalah Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Prof. Yassierli, yang menerima penghargaan WSO Concerned Citizen atas dedikasinya di bidang ergonomi dan keselamatan kerja. Penghargaan serupa juga diterima Dr. Mirza Mahendra, atas kontribusinya dalam keselamatan sektor Migas.

WSO Indonesia juga memberikan penghargaan kepada sejumlah chie executive officer (CEO). Ada tujuh pimpinan perusahaan yang menerima penghargaan WSO Concerned CEO-Top Leadership. Masing-masing Dr Joko Triraharjo dari PT Putra Perkasa Abadi, Avep Disasmita (PT Pertamina Drilling Services Indonesia), Diidiek Hartantyo (PT Kereta Api Indonesia). Lalu, Achmad Khoiruddin, Faried Iskandar Dozyn, Esa Wisnu Prabowo, dan Gamal Imam Santoso.

Untuk kategori perusahaan, WSO Indonesia memberikan penghargaan kepada PT PT Kilang Pertamina Internasional II Dumai dan PT Kerry Ingridients Indonesia. WSO Indonesia juga memberikan penghargaan kepada Dr Adithya Sudirano (ITS), R Amiroel Pribadi Maduretno (ITPB), dan Dr Ir Hanifa Handayani (ITPB) untuk kategori profesional.

Untuk organisasi, penghargaan diberikan kepada Serikat Pekerja Pertamina RU III-FSPPB. Kategori transportasi, WSO Indonesia memberikan penghargaan kepada PT Prima Armada Raya. Dan untuk kategori WSO Concerned Educational, WSO Indonesia juga turut memberikan penghargaan kepada PT Phitagoras Training & Consulting.

Apa pelajaran dari semua ini? Keselamatan kerja bukan soal kepatuhan, tapi soal kepedulian. Budaya K3 bukan sekadar slogan, tapi harus menjadi kebiasaan, refleks, dan prioritas utama. Karena setiap pekerja berhak pulang dengan selamat setiap hari. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button