Kebijakan Pemecatan Tenaga Honorer, Ekonom: Efisiensi Macam Apa ini

INDOPOSCO.ID – Kebijakan pemecatan tenaga honorer tidak hanya berdampak pada individu yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga pada keluarga mereka.
Pernyataan tersebut diungkapkan Ekonom Ahmad Nur Hidayat melalui gawai, Rabu (12/2/2025). Ia mengatakan, ada ratusan tenaga honorer dan pegawai kontrak yang selama ini bekerja keras untuk menopang birokrasi negara, kini harus menghadapi pemecatan massal dengan alasan efisiensi.
“Dampaknya ada ribuan keluarga tenaga honorer kehilangan sumber penghasilan, anak-anak kehilangan biaya sekolah, dan masyarakat kehilangan pelayanan publik yang mereka butuhkan,” katanya.
“Di sekolah-sekolah, guru honorer yang selama ini mengisi kekosongan tenaga pendidik harus angkat kaki tanpa jaminan pengganti,” imbuhnya.
Di puskesmas-puskesmas, lanjut dia, tenaga medis kontrak yang telah mengabdikan diri selama bertahun-tahun kini dibiarkan menganggur. “Efisiensi macam apa ini? Hanya menyasar kalangan bawah, sementara di lingkaran atas, para pejabat masih bisa dengan santai membagi-bagikan jabatan staf khusus kepada rekan-rekan mereka?” tegasnya.
Ia menjelaskan, apabila efisiensi anggaran benar-benar menjadi tujuan utama, pemerintah semestinya memulai dari pemangkasan pos-pos yang tidak relevan, seperti pengangkatan staf khusus yang jumlahnya berlebihan.
“Kenapa tidak dimulai dengan menekan biaya perjalanan dinas pejabat yang kerap kali membengkak tanpa hasil konkret,” katanya.
“Mengapa justru rakyat kecil yang dikorbankan, sementara para elit tetap nyaman dalam posisi mereka,” imbuhnya.
Diketahui, di tengah wacana efisiensi anggaran yang digemakan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, ratusan tenaga honorer terdampak. Di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sebanyak 437 tenaga honorer telah dirumahkan sejak 10 Februari 2025, dan jumlah ini diprediksi akan terus bertambah.
Di Bondowoso, sekitar 5.386 tenaga honorer kini dihantui ketidakpastian nasib mereka. (nas)