OJK Minta Pemerintah Selaku Regulator Ciptakan Keamanan dan Transformasi Digital

INDOPOSCO.ID – Transformasi digital membuka peluang besar bagi Lembaga Jasa Keuangan (LJK), seperti memperluas inklusi keuangan dan meningkatkan efisiensi. Namun, ancaman siber seperti pencurian data dan serangan ransomware menjadi isu serius yang membutuhkan pendekatan strategis dan kolaboratif.
Kepala kantor OJK Regional 1 Wilayah Jabodetabek dan Banten Roberto Akyuwen mengatakan, regulator memiliki peran penting dalam menciptakan keamanan siber dan transformasi digital yang aman. “Kejahatan siber saat ini semakin kompleks, khususnya dalam konteks industri perbankan,” kata Roberto Akyuwen ditemui indopos.co.id di sela-sela seminar di Kampus IBS di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Untuk itu, dikatakan dia, pemerintah sebagai penyedia regulasi memiliki peran penting dalam menghadapi ancaman siber serta ragam strategi taktis dalam menghadapi tantangan keamanan siber. “Serangan siber ini tidak tampak dan bisa terjadi sewaktu-waktu, jadi harus dicegah,” katanya.
Sebab, lanjut dia, data serangan siber ke perbankan dalam satu minggu mencapai ratusan ribu kali. Sementara dalam satu bulan mencapai jutaan kali. “Serangan siber ini sering diabaikan, tetapi ketika terjadi mereka baru menyadarinya,” katanya.
Di tempat yang sama, CEO of Hijra Group Dimas Djani sebagai perwakilan dari pelaku industri memaparkan beberapa contoh menarik mengenai keamanan siber yang dihadapi oleh lembaga jasa keuangan.
“Diperlukan penguatan internal lembaga keuangan yang terencana dengan baik untuk menciptakan kekuatan internal, baik itu SDM hingga sistem,” katanya.
Ia menyebut, serangan siber pada LJK menargetkan data hingga keuangan. Sebab, data sangat rentan untuk dimanipulasi. “Serangan siber saat ini terus berkembang, dengan menciptakan industri serangan. Salah satunya dengan motif sakit hati dan kekerasan,” katanya.
“Untuk mencegah siber bisa dengan teknologi, SDM serta kebudayaan penggunaan internet yang beradab dan beretika,” imbuhnya.
Sementara itu, Dosen Tetap IBS Hayu Prabowo menegaskan, pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk membangun ekosistem digital yang aman, inovatif dan berdaya saing. “Kami (IBS) sebagai lembaga pendidikan komitmen mempersiapkan generasi muda yang kompeten di bidang keuangan, bisnis, dan teknologi digital,” ujarnya.
Ia berharap dari seminar dapat meningkatkan kesadaran dan menciptakan sinergi dalam menghadapi tantangan transformasi digital. “Seminar ini merupakan langkah nyata kami melakukan sinergi dengan berbagai pihak dalam mendukung transformasi digital yang berkelanjutan dan aman,” ucapnya.
Sebelumnya, Indonesia Banking School (IBS) didukung penuh oleh Hijra Bank menggelar seminar bertajuk “Transformasi Digital Lembaga Jasa Keuangan (LJK): Tantangan Cybersecurity Menuju Indonesia Emas 2045”.
Tujuan kegiatan tersebut mengedukasi mahasiswa tentang pentingnya transformasi digital sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dan mengidentifikasi ancaman siber yang dihadapi LJK, termasuk perlindungan data dan mitigasi risiko. (nas)