Sebut Parcok Cawe-cawe di Pilkada 2024, Eks Tapol 2019: PDIP Harus Dewasa

INDOPOSCO.ID – Berpolitik harus mengedepankan sikap kedewasaan, terlebih terkait dengan hasil kontestasi politik. Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo, H.Kurniawan menanggapi pernyataan kader PDIP Hasto Kristiyanto dan Dedi Sitorus terkait dugaan keterlibatan partai coklat (Parcok) dalam pilkada 2024 di Jakarta, Selasa (3/12/2024).
Dari opini yang dibangun Hasto maupun Dedi Sitorus, menurut dia, PDIP sebaiknya introspeksi diri. Sebab, Polri dan TNI adalah institusi negara yang independen. “Sudah ada aturan jelas yang melarang 2 institusi ini terlibat politik praktis,” tegasnya.
Menurut eks tahanan politik (Tapol) 2019 ini, saat ini sesuatu mudah terdeteksi dan mengemuka di media. “Jika terjadi? Ini melukai, tapi jika tidak bisa dibuktikan maka ini fitnah yang keji, akan sangat berbahaya sekali bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkapnya.
Munculnya rumor ini, lanjut dia, tentunya PDIP sendirilah yang memulainya dan lebih tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sebab selama 10 tahun sebelumnya PDIP yang menjadi partai berkuasa di negeri ini, dan PDIP dua kali memenangkan pemilu 2014 dan 2019.
“Yang kontroversi, di pemilu 2019 banyak sekali anak-anak bangsa yang masuk penjara karena menuntut transparansi pemilu yang jurdil. Kami ini adalah korban dari kebijakan politik kalian, jadi jangan juga kalian justru yang paling ribut ketika kalian kalah dalam pilpres 2024,” katanya.
“Pilkada serentak yang baru digelar kemarin, itu namanya nggak fair, dan menuduh institusi Polri dan TNI terlibat pengkondisian dan berpihak ke kelompok pemenang. Kami yang sudah jelas-jelas dikriminalisasi saja nggak seribut kalian kok,” imbuhnya.
Ia meminta dan mengajak kepada Hasto dan Dedi untuk bisa dewasa menyikapi kekalahan dan lebih introspeksi kenapa bisa ditinggalkan konstituen. “Kalian, kalau boleh saya ikut bicara kesombongan dan jumawa, elit-elit kalian sendirilah yang membuat kondisi seperti ini,” bebernya.
“Kalau bicara kecewa kami pun sampai saat ini masih sakit hati dan menyesal dengan pemerintahan PDIP saat itu. Jangan ketika kalah kalian buat opini Polri dan TNI nggak netral, kalau kami mau beropini pemilu 2019 itu pemilu terbrutal dan kontroversi, tapi kami nggak ribut kok kami terima dan jalani semua kenyataan yang terjadi,” imbuhnya.
Ia menuturkan, tetap setia kepada Bapak Prabowo dan berharap Presiden Prabowo membuka diri dan bersedia menerimanya. “Pada 2019 kami tetap setia dan akan tetap mengawal serta mendukung pemerintahan saat ini,” ucapnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani menanggapi isu Partai Cokelat (Parcok) cawe-cawe dalam pemenangan pasangan calon kepala daerah pada Pilkada Serentak 2024.
Putri dari Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri itu justru meminta kader partainya membuktikan jika ada keterlibatan Parcok dalam kontestasi demokrasi.
Diketahui, Partai Cokelat yang dimaksudkan merujuk pada institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) maupun ASN yang turut membantu pemenangan salah satu pasangan calon kepala daerah yang di-endorse kekuasaan pada Pilkada Serentak 2024. (nas)