Akademisi: Waspadai Jebakan Algoritma dalam Ruang Gema Media Sosial

INDOPOSCO.ID – Masyarakat Indonesia semakin familiar dengan dunia digital. Saat ini pengguna internet mencapai lebih dari 221 juta, dan 191 juta pengakses media sosial (Medsos).
Pernyataan tersebut diungkapkan Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Eko Pamuji dalam acara literasi pendidikan secara daring, Selasa (17/9/2024).
Ia menegaskan, media sosial bekerja dengan algoritma yang dapat membahayakan. Algoritma akan menawarkan semakin banyak konten serupa. Algoritma di Medsos bisa menjadi malapetaka, jika pengguna terus didera oleh konten-konten tertentu.
”Kita perlu waspada beraktivitas di dunia digital. Sikap positif dengan menyebarkan konten yang baik akan membuat algoritma yang ditawarkan medsos bersifat positif,” jelasnya.
Ia menambahkan, media sosial juga memiliki sifat yang dikenal dengan ”echo chamber” atau ruang gema sebagai dampak algoritma Medsos. Di sini, seseorang menemukan ide-ide mereka didukung dan digaungkan oleh individu lain yang berpikiran sama.
”Waspada jebakan algoritma dalam echo chamber berbahaya. Perluas jangkauan pertemanan dengan yang tidak satu gagasan atau sepemikiran,” ujarnya.
“Akses aneka media dan informasi, bukan hanya yang sepemikiran saja, dan bersikaplah kritis,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Praktisi Komunikasi Andi Widya Syadzwina mengatakan, pemanfaatan internet sangat membantu untuk menyebarkan konten positif. Yakni konten yang inspiratif, informatif, edukatif, dan menarik atau menghibur.
Cirinya, menurut dia, harus bermanfaat, bernilai, berkualitas, tidak menyinggung SARA, dan tidak mengandung intimidasi, kekerasan, serta pornografi.
”Konten harus dapat menginspirasi masyarakat atau warganet yang melihat, memberikan informasi yang positif dan bermanfaat,” katanya.
“Selain itu juga konten harus memiliki nilai-nilai edukasi, sehingga dapat menambah value atau nilai hidup, serta menarik minat atau perhatian dari warganet,” imbuhnya. (nas)