Etika Digital, Kunci Penting bagi Pelajar Lindungi Diri dari Bahaya Online
INDOPOSCO.ID – Etika digital merupakan seperangkat prinsip dan nilai moral yang mengatur perilaku individu dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Etika digital ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan online yang aman, positif, dan bertanggung jawab bagi semua pengguna, terutama bagi para pelajar.
”Etika digital penting bagi pelajar karena dapat melindungi diri dari bahaya online,” tutur Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Willia Zuwerni dalam keterangan, Senin (29/7/2024).
Dalam diskusi online bertajuk ”Etika Pelajar di Dunia Digital” itu, Willia mengatakan, etika pelajar di dunia digital juga penting untuk membangun reputasi online yang positif, menciptakan komunitas online positif, serta meningkatkan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab.
”Prinsip-prinsip etika digital bagi pelajar, yakni bersikap sopan dan hormat kepada orang lain, bertanggung jawab atas apa yang yang dikatakan dan dilakukan, melaporkan cyberbullying dan konten berbahaya, menjaga privasi diri dan orang lain, serta menggunakan teknologi dengan cara yang aman,” terangnya.
Adapun tips menerapkan etika digital dalam kehidupan sehari-hari, menurut Willia, yakni pikirkan sebelum posting, berhati-hati dengan apa yang dibagikan, menggunakan kata-kata yang sopan, bersikap kritis terhadap informasi online, dan melaporkan pelanggaran etika dan kejahatan.
”Pelajar dapat berkontribusi positif pada komunitas online dan dunia digital dengan cara melaporkan setiap pelanggaran etika dan kejahatan digital. Utamanya terkait perjudian online, perundungan (cyberbullying), ujaran kebencian, maupun pencemaran nama baik,” jelasnya.
Dosen Universitas Paramadina Jakarta Septa Dinata mengatakan, dunia digital (media sosial) seringkali digunakan para pelajar untuk melakukan perundungan di dunia maya (cyberbullying).
Padahal, menurut dia, perundungan memiliki efek serius dan jangka panjang pada korbannya. “Termasuk kecemasan, depresi, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Penting untuk mengenali tanda-tanda perundungan dunia maya dan mengambil tindakan untuk mencegahnya. Misal, memblokir dan melaporkan pengguna yang kasar, mengatur pengaturan privasi untuk membatasi kontak dengan orang asing, serta mendidik anak-anak dan orang dewasa tentang penggunaan media sosial yang aman dan bertanggung jawab,” jelas Septa Dinata.
Sementara praktisi dan Konsultan IT Mahir Institute Partner Ardiansyah meminta para pelajar untuk memahami aspek keamanan, di samping etika digital. ”Selain etika digital, pelajar perlu meningkatkan pemahaman terkait keamanan digital. Utamanya untuk menghindari dampak negatif internet,” ujar Ardiansyah.
Untuk diketahui, nobar diskusi seperti digelar di Kota Bukittinggi Padang Panjang dan sekitarnya, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital. (ibs)